XX-Sweven

1.1K 160 7
                                    

Terpampang senyum yang sangat manis pada wajah Ibunya. Walaupun tersenyum, dapat dilihat air matanya mengalir melalui pipinya. Menutup kedua matanya, tubuh Ibunya mulai menghilang samar-samar. Air mata Gevano ikut mengalir dan berlari ke arah bayangan Ibunya lalu memeluknya dengan erat. Memohon-mohon seperti anak kecil sembari memeluk tubuh Ibunya yang sudah samar-samar dengan erat.

•○•

"WOY BANTUIN AKU WOY, AKU SUDAH MENDEKATI MAUT ARKHHH!" Teriak lumba-lumba Claude sembari tetap fokus pada permainan PUBGnya. Terlihat mulutnya dimanyunin seperti seekor bebek. Claude adalah spesies lumba-lumba setengah bebek.

"IYA SABAR WOY OTEWE INI OTEWE AKU!" Balas Harrison ikut berteriak, padahal duduk bersebelahan tapi masih saja berteriak-teriak ria.

Teriakan highnote mereka berdua membangunkan Gevano yang tertidur di sofa tepat diatas Harrison dan Claude yang duduk di karpet bawah sofa. Tanpa Ia sadari, setetes air matanya jatuh dari mata kanannya, mengalir turun ke pipi kirinya. Apakah ada yang aneh? Hayo error kan.

'Ternyata hanya mimpi.' Pikir Gevano lalu mengusap air matanya sebelum ada yang sadar bahwa dia menangis. Walaupun hanya mimpi, rasanya seperti nyata dan benar-benar membekas dalam diri Gevano. Dirinya sangat rindu Ibunya itu. Orang yang paling dia sayangi dan tidak akan pernah tergantikan oleh siapapun.

"Aduh, bayi besar sudah bangun dari tidurnya."

"Nyenyak nak tidurnya?" Gevano membebarkan posisinya dari tidur menjadi duduk di sofa tersebut. Menatap tajam Jerren yang baru saja bersuara.

Saat ini Jerren, Harrison, Claude, dan Samuelson berkumpul di rumah Gevano. Setelah selesai latihan untuk acara Elysian Fun Event tepat pada pukul 17.00, mereka langsung gas ke rumah Gevano. Tidak ada yang spesial, mereka hanya rindu memberantaki rumah Gevano.

"Dua anak pungut ini berisik sekali!" Samuelson melemparkan bungkus potatochips yang sudah dalam keadaan diremas ke arah Harrison dan Claude. Namun, lemparan Samuelson itu tetap diabaikan Claude dan Harrison yang tetap sibuk bermain.

"FUCK!" Harrison dan Claude berteriak bersamaan. Gws buat telinga para tetangga-tetangga Gevano. Pasalnya mereka tengah kalah dalam permainan kali ini. Merasa frustrasi mereka pun menjadi diam seperti anak kecil menahan tangis dengan Harrison yang memeluk anjing samoyed Gevano dan menjadikan bulu anjing itu sebagai tisu.

"AKU BARU MEMANDIKAN DIA KEMARIN!" Gevano menjitak kepala Harrison dengan kasih sayang ehemkasarehem yang sangat amat besar. Harrison tetap merasa bodoamat dan tetap memeluk anjing tersebut, bisa dilihat wajah anjing tersebut sangat tertekan.

Harrison menangis buaya. Semakin erat memeluk anjing Gevano dan membenamkan wajahnya di bulu anjing tersebut. Dapat dipastikan wajah Harrison tercetak tepat seperti lukisan pada bulu anjing Gevano.

"Air matamu merusak bulu anjingku bodoh!" Gevano pun mengambil anjing itu dan memindahkan dalam pangkuannya.

"Radley masih ada urusan Student Council ya?" Samuelson bertanya sembari membuka bungkus potatochips entah yang keberapa kalinya. Mengambil satu potongan dan memasukannya ke dalam hidungnya, mengunyah dengan gaya.

"Iya." Jerren menjawab singkat sembari memainkan HPnya mencari mangsa layaknya seorang buaya. Eh kok seorang buaya? Seekor buaya lah yang benar.

'Semoga Radley dan Gardenia benar-benar menjaga Katharine,' Batin Jerren seraya melirik ke arah Gevano.

'Atau akan ada hal buruk yang akan terjadi.'

Merasa tidak mood, Gevano pun memindahkan tubuhnya di karpet bergabung dengan teman-temannya. Menaruh anjingnya di atas sofa dan turun ke karpet. Mengambil posisi meringkuk seperti seorang anak yang hilang tanpa arah dan tujuan yang benar. Dirinya masih overthinking dengan mimpinya tadi.

[1] Our Universe : Cold Heart |✔ JENRINA BLUESY JENO X KARINATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang