6. Mimpi

999 117 47
                                    

Eren memasuki perusahaan Survey Corps dengan lesu, seperti mayat berjalan yang sering disebut zombie. Matanya berkantung dan lingkaran hitam terlihat jelas. Helaan nafas terus keluar seiring langkahnya sehingga para pegawai yang melihatnya merasa kasihan padanya.

" Eren, kau masih hidup kan?" tanya Armin yang tiba-tiba muncul disampingnya.

" Apa menurutmu aku sudah mati." balas Eren datar, matanya melihat Armin dengan malas.

" Kau terlihat sangat buruk, seperti bukan kau yang biasanya."

" Armin!" teriak seorang wanita berhoodie biru muda.

" Annie, ada apa?"

" Kau bisa menemaniku ke kantin sebentar?" tanya Annie seraya memeluk lengan Armin. Ia melirik pria didepannya.

" Menyedihkan sekali keadaan temanmu, apa dia belum diberi makan." Armin tersenyum canggung karena perkataan Annie. Eren mengabaikan kedua pasangan itu, ia hanya ingin melanjutkan langkahnya menuju unit divisi dua. Masih banyak urusan yang harus diselesaikan. Tidur adalah urusannya.

" Baiklah Annie ayo aku antar ke kantin. Sampai jumpa Eren!"

" Ya..ya sampai jumpa."

Setelah lama berjalan berkilo-kilo meter seperti kura-kura akhirnya ia sampai dengan selamat. Eren membuka pintu masuk divisi dua. Seperti biasa, ia disambut oleh tarian erotis Hanji dan tepukan meriah para penonton. Matanya sangat berat untuk sekedar menonton kemeriahan itu, akhirnya ia memutuskan untuk duduk di kursinya tanpa menyapa temannya. Kepalanya berada di kedua lengannya di meja, ia menghela nafasnya.

" Bagaimana bisa aku bermimpi hal konyol seperti itu." gumamnya

Semalam Eren tidur dengan nyenyak saking nyenyaknya sampai bermimpi dirinya berada di ruangan gelap sedang menggerakan pinggulnya dengan semangat ke atas dan ke bawah bersamaan dengan keluarnya desahan merdu dibawahnya. Eren sangat merasakan nikmat di bagian bawahnya ia menidurinya sampai orang itu menangis dan memohon. Eren terkejut saat menyadari siapa orang yang sedang ia tiduri. Orang itu adalah Levi, benar! Orang yang sedang mendesah dan memohon dibawahnya adalah pria bernama Levi. Pria yang kemarin hampir sekarat karena selai kacang, pria yang akhir-akhir ini terkena masalah karenanya. Mimpi itu terpaksa berhenti akibat keterjutannya, Eren mengalami mimpi basah. Hal itu sungguh menohok hati Eren karena merasa bersalah telah mengotori Levi. Akhirnya Eren memutuskan untuk begadang takut jika mimpi itu akan muncul kembali.

Eren ingin menangis rasanya jika mengingat mimpi itu.

" Tapi... suaranya sangat–"

" Eren-kun apa kau sakit?" tanya Petra, menyentuh dahi Eren.

" Aku baik-baik saja, Petra-san hanya kurang tidur saja."

" Masih ada waktu satu jam untuk tidur, pergilah ke ruang istirahat di lantai pertama." ucap Petra merasa kasihan dengannya.

" Apa boleh?"

" Tentu saja, apa gunanya ruang istirahat jika tidak boleh dipakai."

" Baiklah terimakasih, aku titip barang-barang ku." Eren berdiri dari bangkunya lalu berjalan mendekati pintu.

" Eh mau kemana kau, Eren?" tanya Jean

" Ke ruang istirahat."

" Ikutlah menari bersama kami, kantuk mu pasti hilang!" Connie memamerkan bokongnya yang memakai rok rumbai dari tali rafia yang juga dipakai oleh Hanji saat menari.

Eren mendengus geli, mana mungkin dirinya sudi memakai itu. Ia masih mau menjaga image nya.

" Tidak, terimakasih. Aku tidak tertarik."

Fall In Love Again? [ ERERI ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang