Eren sedaritadi gerusak-gerusuk merapikan barang-barang yang berhamburan di lantai. Ruangannya sangat berantakan karena dirinya memang dari dulu tidak menyukai bersih-bersih, sepertinya ia memang harus bersama dengan Levi. Sebelumnya Eren juga pernah dihukum oleh Levi untuk membereskan ruangannya karena sangat berantakan mirip kapal pecah. Tentu saja Levi yang notabenenya adalah clean freak merasa muak.
" Oh iya vas bunganya!" teriak Eren ditengah-tengah kesibukannya. Ia berlari menuju sofa ruang tamu, mencari kardus kecil yang berisi vas bunga yang telah ia pesan. Eren mengelus dadanya, aman vas bunganya tidak hilang, bisa gawat jika tiba-tiba menghilang. Mikasa mungkin akan membantainya.
Mikasa tadi meneleponnya mengabari hari ini ia akan pulang ke Tokyo selama seminggu. Katanya, Mikasa akan langsung menuju apartemennya lalu menginap selama dua hari dan hari berikutnya Mikasa akan balik kampung di desa Shiganshina menemui ayah ibunya. Eren melirik jam dinding, sebentar lagi Mikasa akan datang, tugasnya tinggal mencuci piring yang telah menumpuk. Lagu berjudul Hurt so good - Astrid S disetel mewakili perasaannya yang sedang menggalau bagaikan remaja puber.
Cuci piring telah selesai. Eren mematikan lagu yang terus berulang, berjalan menuju sofa untuk beristirahat sejenak sambil menikmati lukisan tercintanya, lukisan favoritnya sejak masih kecil...yeah lukisan pantat sapinya yang ia dapatkan saat memenangkan lotre.
Ting tong
Eren melebarkan matanya. Ia langsung berlari menuju pintu dan membukanya. Muncullah sesosok wanita berambut pendek dan tinggi badan yang hampir sama dengannya berdiri dengan wajah datarnya, mengingatkan Eren pada seseorang. Mikasa merapikan jas putihnya yang dipakai.
" Selamat datang kembali, Mikasa." ucap Eren semangat, mempersilahkan kakaknya untuk masuk.
Mikasa mengendus-endus bau ruangan seperti mengecek jika ada bau parfum wanita.
" Tenanglah aku tidak pernah membawa wanita manapun. Malahan kau wanita pertama yang datang ke sini." Eren memekik takut ketika Mikasa menatapnya tajam.
" Ini apartemenku, kau bisa ku usir kapan saja."
" Ampun Nyai.."
Setiap sisi ruangan telah di cek dengan teliti oleh Mikasa, mengecek bahwa barang-barangnya tidak tersentuh oleh Eren maupun temannya. Mata hitamnya berhenti tepat di vas bunga yang ditaruh di meja kecil yang ada didalam kamarnya. Eren melototkan matanya, keringatnya mengucur deras sampai membasahi kaosnya. Apalagi Mikasa terlihat mencurigai vas itu dan mengamatinya cukup teliti.
" M-mikasa?"
" Hm."
" Tidak jadi..."
Mikasa menegakkan tubuhnya kembali, membuat Eren bisa menghembuskan nafasnya dengan lega. Kemampuan Falco dalam meniru sangat bagus, ia harus berterimakasih kepadanya nanti.
" Kau sama sekali tak menyentuh barangku." ucap Mikasa datar.
" Tentu saja, aku selalu mematuhi mu."
" ...baiklah aku ingin memasak sesuatu." Perkataan Mikasa membuat jantung Eren ingin berhenti, astaga jika Mikasa tahu isi kulkasnya yang hanya berisikan ramen dan Kratingdaeng pastinya dia akan marah, mengingat Mikasa adalah seorang Dokter. Eren ingin menangis rasanya, ia menarik jas Mikasa tetapi si empu menyentaknya.
" Ada apa denganmu."
Eren merengek, " Kumohon jangan memasak, perutku terlalu penuh rasanya sampai ingin meledak."
" Aku memasak untuk diriku sendiri, aku lapar." Mikasa menampar tangan Eren yang masih terus-terusan menarik jasnya.
" Kita bisa memesan makanan cepat saji."
KAMU SEDANG MEMBACA
Fall In Love Again? [ ERERI ]
FanficEren dibingungkan oleh dua pilihan. Kembali pada cinta pertamanya atau menetap pada pria yang akhir-akhir ini mengisi kekosongan hatinya? © Hajime Isayama Art credit : @inunekosukii Warning BxB ‼️ OOC⚠️ Adult Content🔞