16. Mertua 👫

915 106 67
                                    

Eren memarkirkan mobilnya di halaman rumahnya. Mereka telah sampai di tempat tujuan dengan selamat, yaitu di rumah orang tuanya. Walaupun rumah orang tua Eren kecil tetapi memiliki pekarangan yang sangat luas.

Masih pukul tiga pagi, jadi di kampung sangat sepi, seperti tak berpenghuni. Eren menyentuh sisi wajah Levi yang tertidur nyenyak di pangkuannya, hidung mancungnya tak berhenti menghirup bau sampo yang dipakai oleh kekasihnya. Bau tea mint yang mampu merilekskan tubuhnya.

Mikasa bangun dari tidur nyenyaknya, ia melihat sekelilingnya dengan bingung.

" Apa sudah sampai? "

" Sudah. Cepat, ketuk pintunya." suruh Eren, membuat Mikasa berdecak sebal. Dan keluar dari mobil untuk mengetuk pintu rumah kedua orangtuanya.

Eren tersentak ketika mendengar lenguhan dari bibir pink milik Levi, tatapannya bertemu dengan manik abu-abunya yang sayu. Levi beberapakali mengusapkan kepalanya di dada lebar pria tan itu. Astaga! Levi kau bisa membuatnya pingsan. Lihat, wajahnya sangat merah seperti kepiting rebus.

' Kawaiii kawaiii aaaaaa!!! '

" Ngh dimana sekarang? " tanyanya dengan suara serak khas bangun tidur.

" Ki-kita sudah sampai di kampungku Levi." Emeraldnya melirik ibunya yang memakai baju tidur, melambaikan tangannya kearahnya.

" A-apa?! Cepat sekali."

Tangan Eren reflek memegang hidungnya saat tak sengaja menyaksikan bibir Levi yang semakin memerah sesudah bangun tidur. Ia menangkup kedua pipi raven, membuat sang empu menatap bingung.

" Aku ingin mencium mu sekarang, bolehkah?"

Kedua mata Levi melebar, pipinya seketika bersemu merah jambu, ia mengangguk pelan sebagai jawaban.

Cup

Tanpa ba-bi-bu Eren segera menubruk bibir ranumnya. Sedikit tak menyangka bahwa dirinya bisa mencium bibir atasannya sendiri, hal itu benar-benar menakjubkan dan Eren masih belum percaya, otaknya sering bilang ' apakah ini mimpi? '.

Ciuman semakin dalam ketika Levi membuka bibirnya dan membiarkan pria tan menjelajahi rongga mulutnya.

Tok tok tok

Keduanya segera menjauh satu sama lain. Menatap Mikasa yang mengetuk jendela mobil dengan raut wajah menghitam. Eren memeluk Levi ke dalam dadanya, membantu sang kekasih menyembunyikan rasa malunya.

" Adik durhaka, cepat keluar! Bantu mengeluarkan koper-koper di bagasi, apalagi koper milikmu sangat besar! "

" Iya iya, jangan berteriak di kampung tidak baik didengar tetangga sebelah."

Eren keluar dari mobilnya. Levi mengambil masker di dashboard lalu memakainya. Ia masih malu jika kedua orang tua Eren melihat wajahnya yang jelek. Oh tidak Levi, siapa yang mengejekmu jelek!

" Biar aku saja." tawar Eren, mengambil alih koper besar yang dibawa oleh Mikasa.

" Selamat datang kembali, Eren." sambut ibunya yang bernama Carla. Senyuman lebar menghiasi wajah cantiknya.

" Aku sangat merindukanmu bu." ucap Eren, menaruh kopernya di lantai kemudian memeluk ibunya dengan erat.

" Ah sayang~ ibu juga sangat merindukanmu." pelukan Carla beralih ke Mikasa yang baru saja datang setelah sibuk dengan barang di mobil.

Kerutan muncul di dahi wanita berumur itu. Emerald yang sama persis dengan milik Eren menatap Levi dengan bingung. Tentu saja bingung, kenapa tiba-tiba ada orang lain diantara kedua anaknya yang berkunjung.

Fall In Love Again? [ ERERI ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang