17. Mertua II

855 99 122
                                    

Grisha telah digotong oleh Eren ke sofa ruang tamu, awalnya Mikasa menyuruh adiknya untuk membawa ayah di kamar bukan di sofa tetapi karena kamar orang tua mereka berada di lantai dua, Eren enggan membawanya ke atas.

" Eren! Kau dimana! "

" Apa bu? aku daritadi di sampingmu. " jawab Eren malas, tangannya setia mendekatkan freshcare ke hidung ayahnya.

" Cepat telepon ambulan! Ibu takut ayahmu mengalami sakit parah! "

Eren menahan decakannya, takut durhaka lebih tepatnya. Ia berdiri seraya mengelus pelan punggung ibunya. Carla menangis lalu memarahi putranya, menangis lagi lalu memarahinya lagi. Hal itu terjadi berulang-ulang sampai Eren lebih memilih pergi ke tempat Levi yang sedang membuat minuman herbal.

" Bagaimana?- apa ayah sudah siuman?"

" Belum."

" Lalu kenapa kau disini? Cepat bantu menenangkan ibu."

" Ada Mikasa disana." rengek Eren, ia memeluk pinggang sang kekasih dan menciumnya.

Tok tok tok

" Bu Carla! Apa didalam baik-baik saja? " teriak seseorang dari luar.

" Eren, ada yang memanggil." ucap Levi lirih.

Eren mengerutkan keningnya, ia melepaskan pelukan di pinggang lalu berjalan menuju pintu.

Demi Dewa Neptunus! Rahang Eren menganga lebar memandangi sekumpulan orang-orang yang berada di halaman rumah orangtuanya. Masalahnya, jumlahnya tidak main-main, Eren curiga pasti ini semua ulah Bu RT yang memanggil tetangga lainnya atau bahkan kampung sebelah untuk berkumpul di sini.

Astaga, kepala Eren ingin meledak sekarang, seketika ia merasa menjadi artis terkenal.

Ibu berbadan bongsor meninju dada pria brunette cukup kencang. Bahkan pria jantan seperti Eren pun dibuat hampir terjengkang karenanya. Kekuatan ibu-ibu memang mengerikan, Eren harus bersikap baik agar tidak berurusan dengan ibu bongsor!

" Tunggu dulu! Biar bibi ingat wajah tampan mu itu, sepertinya bibi pernah melihatmu....tapi versi kecil." ucapnya seraya menaruh jari telunjuknya di jidat.

Eren tersenyum terpaksa, ingat! Harus sopan!

" Bibi, saya putra kandungnya Pak Grisha dan Bu Carla."

" Apa?! Tidak mungkin? Kau nak Eren? "

" I-iya bi..."

" Ya Tuhan! Nak Eren, kok semakin ganteng." pekiknya, menyita perhatian ibu-ibu di belakangnya.

Sial, Eren teringat kejadian saat iseng mengikuti senam pagi bersama Yelena karena ia merasa galau pada saat itu. Tetapi bencana menghampirinya, demi apapun ia dikerubungi oleh ibu-ibu peserta senam dan itu sungguh menyebalkan, apalagi mereka yang terlalu dekat sampai Eren tak sengaja menghirup bau mulut bercampur lipstik. Eren yakin, ia tak hanya menghirupnya tetapi juga memakannya!

Benar saja, setelah ibu bongsor berteriak histeris. Para ibu-ibu di belakangnya segera berkerumun mengelilingi Eren yang berdiri lesu di depan pintu. Bukankah mereka kesini untuk mengecek keadaan ibu Carla? Mengapa malah mengagumi paras ketampanan Eren yang sudah tak perlu di ragukan lagi?

" Nak Eren, bibi punya gadis cantik dan putri bibi itu kembang desa. Nak Eren mau yaa menikah sama putri ibu?"

" Apaa? Tidak boleh, Nak Eren harus menikahi putriku! "

" Bagaimana kalau nak Eren menikahi semua putri di kampung ini?" pekik Ibu bongsor senang.

' Seriusan?!! ' batin Eren berteriak.

Fall In Love Again? [ ERERI ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang