RUN

3.6K 226 7
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


╰┈➤Shi_Gameoffical
——————————

┊┊┊┊ ➶ ❁۪ 。˚  ✧

┊┊┊✧ ⁺    ⁺  °

┊┊❁ཻུ۪۪♡ ͎. 。˚    °

┊┊.

┊ ➶ 。˚    °

*.           *    ·

“Jika seandainya kita tidak dipertemukan-”

“Kau akan menjadi gelandangan.” Celetuk si tampan sembari menghisap nikotin di balkon.

Mendengar ucapan si dominan yang meremehkannya, si manis hanya mengukir senyuman miris sebagai ekspresi dari perasaannya. “Sepertinya akan lebih baik menjadi gelandangan ketimbang bersama seorang pembunuh.” Sinis si manis menunduk kepala dalam.

Kalimat yang tidak pernah ia sangka terucap dari belah bibir favoritnya. Benar-benar tidak layak ucapan itu padanya, hingga batang nikotin itu menjadi pelampiasan. Meremasnya sampai hancur, dan langsung mencengkeram leher si manis hingga sulit mengambil oksigen baik.

“Dengarkan aku baik-baik sayangku, cintaku. Bukankah aku sepakat untuk menyetujui permainan bodoh yang menyiksa ku itu? Siapa yang pembunuh disini, hmm?” Cengkeraman itu semakin menguat hingga wajah si manis memerah padam dan sesak.

Si dominan merenggangkan cengkeramannya pada leher si manis, menarik tengkuk si manis dan langsung menyesap bibir ranum merah kesukaannya. Sudah lama ia tidak merasakan manis dari kedua belah bibir, dan pergulatan kasar dari benda lunak tak bertulang itu.

Lumatan di bibir si manis mulai terasa melembut, benang Saliva menjadi bukti ciuman mereka cukup panas dan kasar. Si dominan membuat luka baru di bibir plum kesukaannya, ia cukup kesal karena si submissive tidak pernah membalas ciuman cintanya. Alhasil yang si manis dapatkan adalah luka gigitan yang akan sesekali mengeluarkan darah.

Keduanya masih sama-sama memasang wajah menantang, tidak ada kelembutan dikedua mata yang saling menatap mengintimidasi satu sama lain. Jarak sedekat ini membuat keuntungan banyak bagi sang dominan, sesekali ia bisa menghembuskan nafasnya, dan menarik kembali nafas agar bisa menghirup nafas cintanya yang seperti zat adiktif. Sangat memacu kecanduan pada diri si manis.

“Kau memang keras kepala, Na Jisung.” Ucap dominan dengan nada suara rendah.

Si pemilik nama memicing matanya tajam. “Park Jisung!” Geram Jisung.

Jaemsung Love Story [BOOK I] ✅✅✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang