Complejo De Hermano 🔞 part 1

6K 276 20
                                    

♡ ♡ ᕬ ᕬ ♡ ♡
  + ♡ ( ⌯′-′⌯) ♡ +
┏━♡━ U U━♡━┓
♡        ♡
┗━♡━━━━♡━┛
| ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄  ̄ ̄ ̄ |
|Written by Riaxxx123
| _________ |
(\_() ||
(• ̀ㅅ•́) ||
/   づ

~~Happy reading~~





"Tuan muda yakin ingin pergi ke sekolah?"

Yang lebih muda menghela napas panjang, ini sudah kesekian kalinya maidnya menanyakan pertanyaan yang sama.

"Aku yakin, bibi. Kalau aku tidak sekolah, bagaimana bisa aku menggantikan posisi ayah di kantornya nanti"

"Baiklah kalau itu sudah menjadi keputusan tuan muda -Jisung- bibi turut senang tuan muda sudah bisa kembali seperti dulu"

Lelaki itu -Jisung- mengangguk sembari tersenyum tipis. Ia menyuapkan sesendok sarapan kedalam mulutnya dan menikmatinya dengan tenang.

Park Jisung atau yang lebih akrab disapa Jisung adalah anak bungsu dari Park Hyuk Jae dan Park (Kim) Hyoyeon. Namun malang, kedua orangtuanya telah tiada karena di bunuh oleh seseorang. Peluru yang bersarang di jantung dan kepala orang tuanya telah membuat nyawa mereka tidak bisa tertolong. Jisung yang masih duduk di kelas 10 dulu hanya bisa menangis dan berteriak histeris saat orang-orang menutupi wajah kedua orangtuanya di kamar mayat. Ia trauma, tidak ingin makan dan selalu menangis setiap malam sampai membuat bibi Soyu selaku maid yang telah bekerja lama di situ ikut bersedih dan membawa Jisung pada psikiater.

1 tahun Jisung lalui dalam melewati masa traumanya dan memilih belajar di rumah atas permintaan bibi Soyu pada kepala sekolah di sekolah Jisung. Dan sekarang Jisung telah duduk di kelas 12 dan ia memutuskan untuk kembali ke sekolah dan bertemu dengan teman-teman sekelasnya.

Setelah sarapan, Jisung berpamitan pada bibi Soyu. Semenjak kedua orangtuanya meninggal, bibi Soyu sudah dianggapnya seperti keluarga sendiri. Jisung masuk kedalam mobil dengan diantar supir pribadi keluarganya menuju ke sekolahnya. Mobil sedan hitam itu meninggalkan halaman rumah Jisung dan melaju di jalanan Seoul.

Jisung memejamkan matanya sebentar, mengingat betapa takdir sungguh mempermainkannya. Ia sebagai bungsu keluarga Park harus menggantikan posisi ayahnya di perusahaan milik ayahnya nanti. Beruntung pamannya -Heechul- mau mengurus perusahaan milik ayahnya selama dia masih bersekolah. Namun walaupun begitu bukan berarti Jisung bisa bersantai-santai. Setiap hari setelah pulang sekolah Jisung kembali belajar di rumah mengenai dunia bisnis agar kelak dirinya bisa menjadi penerus yang dapat diandalkan bagi perusahaan Park.

Sebagai bungsu keluarga Park, Jisung tentu mempunyai seorang kakak. Namun sayangnya karena kejadian di masa lalu membuat kakaknya itu di usir dari rumah. Semenjak saat itulah Jisung tidak pernah lagi bertemu dengan kakaknya dan bahkan Jisung sangat ingin melupakan wajah kakaknya itu.

***

Seorang lelaki turun dari mobilnya. Hari ini hari pertamanya mengajar di sekolah. Kedatangannya sontak di sambut heboh oleh para murid-murid yang juga baru datang ke sekolah. Wajah bak dewa Yunani itu mampu menghipnotis siapapun yang melihatnya. Tersenyum tipis pada murid-murid sembari melangkahkan kakinya menuju ruang kantornya.

Sesampainya di ruang kantor miliknya dirinya sudah di sambut oleh guru lain yang merupakan sahabat masa kecilnya.

"Hei Jaemin, lama tidak bertemu. Kau semakin mempesona saja"

Lelaki yang dipanggil -Jaemin- itu tersenyum tipis lalu melangkah mendekati sahabatnya itu dan duduk di sofa yang berseberangan dengan sahabatnya itu.

"Apa kabar, Haechan?"

"Baik. Ngomong-ngomong Jaemin, apa kau tidak merindukan adikmu? Dia sekarang semakin manis asal kau tahu" Haechan menaikturunkan alisnya menggoda Jaemin.

Jaemin tersenyum, "tentu, aku merindukannya"

"Hari ini dia kembali bersekolah setelah lama menutup diri karena kematian orang tua kalian. Kau bisa melihatnya nanti saat kau bertemu dengannya di kelas 12¹"

Jaemin mengangguk.

"Em... Jaemin"

"Hm"

"Kau kan yang menembak orang tuamu saat mereka ingin pulang ke Seoul menuju bandara saat itu?"

***

"Eh Jisung, katanya kita kedatangan guru baru dan dia sangat tampan"

Jisung tersenyum tipis menanggapi ucapan teman sebangkunya itu -Shotaro- yang sibuk memuji guru baru mereka.

"Pak guru tampan datang" ucap Daehwi yang sedari tadi berjaga di depan pintu dan berlari kecil menuju mejanya.

Semua pasang mata tertuju pada guru baru mereka yang melangkah masuk kedalam kelas. Manik Jisung melebar saat tahu siapa guru baru mereka, wajah yang tidak asing dan tatapan yang langsung mengarah padanya diiringi senyum lebar membuat Jisung mengalihkan pandangnya kearah lain.

Setelah 10 tahun berlalu, Jisung akhirnya kembali dipertemukan dengan kakak kandungnya yang pernah ingin memperkosanya dulu,

-Jaemin- si sulung keluarga Park.

***

Jisung dan Shotaro baru saja ingin mendudukkan diri mereka di salah satu meja kantin, namun sebelum itu terjadi seorang siswi mendekati Jisung dan memberitahukannya untuk menemui Jaemin.

"Kau ingin ku antar, Jisung?" tawar Shotaro saat melihat wajah pucat Jisung.

Jisung menggeleng lalu melangkahkan kakinya keluar kantin menuju ruang kantor Jaemin.

Sesampainya di depan ruang kantor Jaemin, Jisung mengetuk pintu kantor Jaemin.

"Masuk" sahut Jaemin dari dalam kantor.

Jisung menelan salivanya berat, mengatur napasnya sebelum akhirnya meraih kenop pintu dan mendorongnya perlahan.

"A-ada apa, pak?" Jisung berucap gugup.

Jaemin mengalihkan pandangnya kearah Jisung lalu tersenyum tampan, punggungnya ia sandarkan ke kursi kerjanya. Jaemin mengangkat jari tengah dan jari telunjuk nya mengisyaratkan Jisung untuk mendekat ke arahnya.

Jisung menggeleng, ia tetap berdiri di tempatnya tanpa mengindahkan isyarat Jaemin. Jaemin geram. Ia kemudian beranjak dari kursinya dan melangkah mendekati Jisung.

Jisung beringsut mundur sampai akhirnya langkahnya terhenti saat punggungnya menabrak pintu. Jaemin mengunci Jisung dengan kedua tangannya yang berada di samping kanan dan kiri Jisung.

Manik keduanya saling menatap lama. Tidak dapat di pungkiri Jisung sangat merindukan Jaemin, seseorang yang sangat berarti dalam hidup Jisung. Jaemin memberinya kasih sayang yang berkelimpahan, selalu memperhatikan nya dan menjaganya. Namun semua berubah saat Jaemin pulang dalam keadaan mabuk dan tiba-tiba melecehkannya, semenjak itu kehangatan yang Jisung rasakan dari Jaemin tidak ada lagi dan hanya rasa takut saat dirinya tiba-tiba di pertemukan lagi dengan kakaknya itu.

"Apa kau tidak merindukan kakak mu ini, sayang?" Jaemin berbisik di depan bibir Jisung.

Detik selanjutnya Jisung memejamkan matanya. Air matanya turun basahi pipi saat bibirnya di lumat kasar oleh Jaemin.

Jaemin is a nightmare for Jisung!





TBC................................


Part 2 up nanti malam.

Jaemsung Love Story [BOOK I] ✅✅✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang