It's Love | Part 2

3.2K 277 37
                                    

A story by : salpiaaa_


.
.
.

Hari ini tepat seminggu setelah gagalnya kencan Jaemin dan Jisung.

Keesokan harinya setelah malam itu, Jaemin lagi-lagi tidak menepati janjinya. Dia tidak datang ke rumah Jisung untuk menjemput sang kekasih. Sosok pemuda bermarga Na itu justru selama seharian penuh menemani Ryujin di Rumah Sakit.

Dan selama seminggu itu pula, Jaemin tidak bertemu Jisung. Hatinya dipenuhi rasa gundah dan khawatir. Dia takut terjadi sesuatu pada Jisung, dia juga takut jika si manis benar-benar marah hingga menjauhinya.

Ketakutannya semakin memuncak kala selama seminggu penuh itu Jisung tidak ada kabar. Ponselnya tidak aktif, pesan-pesan yang dia tinggalkan untuk Jisung tidak diterima oleh sang empu. Bahkan pemuda itu juga tidak berangkat ke kampus, absennya alfa tanpa keterangan.

Renjun juga tampak terang-terangan menjauhinya. Padahal Jaemin sama sekali tidak tahu letak kesalahannya pada pemuda itu di mana.

Jeno ... jangan ditanyakan. Karena pemuda tampan itu memang pada dasarnya berwajah datar sedatar triplek berjalan.

Dan untuk Haechan ... keadaannya juga sama sekali tidak Jaemin ketahui. Dia sama seperti Jisung, menghilang tanpa meninggalkan jejak.

"Apa mungkin Jisung bermain di belakangku dengan Haechan?"

Pemikiran itu wajar saja datang. Mengingat tentang masa lalu Haechan dan Jisung yang kini statusnya adalah mantan kekasih. Siapa tahu kedua anak Adam itu masih saling mencintai bukan?

Hari ini, Jaemin duduk di sisi brankar tempat Ryujin tertidur. Pergelangan tangan kanannya digenggam erat oleh gadis itu. Seakan tidak ingin sang pria bermarga Na pergi meninggalkannya sendirian.

"Jaemin?"

Yang dipanggil tersentak dari lamunannya. Kepalanya menengok ke arah pintu, mendapati seorang wanita paruh baya yang merupakan ibu dari Ryujin tengah membawa kantong plastik besar.

"Oh, Bibi sudah datang," kata Jaemin sambil membungkuk sopan.

Bibi Shin mengangguk sambil tersenyum. Dihampirinya Jaemin dan Ryujin yang masih memejamkan mata dengan damai. "Jika lelah, kamu bisa pulang sekarang, Jaemin. Biar aku yang menjaga Ryujin."

"Terima kasih, Bi. Hanya saja ..." Jaemin menatap pergelangan tangannya yang digenggam erat oleh Ryujin.

Bibi Shin yang paham pun menghela napas pelan sambil tersenyum kecil. "Seperti biasa, Ryujin tidak ingin kamu pergi dari sisinya."

"Yah, begitulah." Jaemin tersenyum maklum. "Ngomong-ngomong, kapan Ryujin bisa operasi transplantasi jantung? Apa sudah ada pendonor?"

"Mendapatkan pendonor dalam waktu dekat itu tidak mudah, Jaemin. Apalagi jantung itu merupakan penompang hidup seseorang," ucap Bibi Shin sambil tersenyum kecut.

Jaemin mengangguk paham. Dielusnya lembut rambut Ryujin dengan satu tangannya yang bebas. Sayang sekali gadis berparas cantik dengan senyumnya yang manis itu harus menderita penyakit mematikan. Mirisnya lagi, dia adalah sahabat dekat Jaemin sendiri.

Bersahabat sejak masih belum bisa membaca tentu saja membuat Jaemin begitu menyayangi gadis itu. Bahkan pernah sampai menimbulkan benih-benih cinta.

Tapi itu dahulu, sebelum Jisung datang dan memporak-porandakan hatinya.

"Oh ya, Jaemin. Kamu masih berhubungan dengan lelaki itu?"

Jaemin tahu, yang dimaksud Bibi Shin adalah Jisung, kekasihnya. "Iya, Bi."

Jaemsung Love Story [BOOK I] ✅✅✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang