"Okay, class, sticker time! Come line up."
Karena ini adalah hari Jumat dan jam hampir menunjukkan pukul empat sore, Jake mengeluarkan kotak penuh dengan apa yang ia sebut sebagai power stickers dari laci mejanya dan menyuruh murid-muridnya untuk berbaris di dekat pintu kelas.
Sebenarnya ini semua berawal dari ide Jake sendiri, ketika ia masih baru dua bulan mengajar di sini. Melihat bagaimana anak-anak di kelasnya begitu terobsesi dengan film superheroes, ia pun mengusulkan untuk memberi stiker bintang ke murid di kelasnya setiap kali mereka berkelakuan baik. Entah itu meminjamkan pensil ke teman jika ada yang lupa membawa, tidak mengompol di kelas, menaruh kembali potongan-potongan puzzle di dalam boks setelah selesai dipakai bermain, dan sebagainya.
Dan jika mereka sudah berhasil mengumpulkan sepuluh sticker bintang dalam satu minggu, mereka dapat menukarnya dengan power sticker dan menjadi superhero.
"First up is Dohyon. Dohyon, which power sticker do you want, bud?" tanya Jake.
"I want Iron Man."
"Iron Man, great choice," balasnya. Ia kemudian mengeluarkan stiker yang diminta dari dalam kotak dan menempelkannya di buku sticker milik Dohyon. Setelah tertempel sempurna, ia pun memberikan buku itu kembali pada si kecil. "Here you go. How about you, Gyumin?"
Gyumin terdiam sebentar, terlihat seperti menimang-nimang pilihan yang ada di kepalanya. "Aku...mau Iron Man juga."
"Incredible choice. Iron Man you shall have,"
"Thank you, Mr. Jake."
Matanya kini beralih pada anak yang memakai overalls jeans berwarna merah. "Sunoo, which power sticker do you want?"
"Ddeonu wants Thor."
"Thor, Thor..." Jake menunduk, tangannya sibuk mencari stiker Thor di dalam kotak yang ia pegang. "Sorry, buddy. I don't think we have any Thor stickers left."
"Oh, ya?" Sunoo menunduk. Kemudian ia berkata, "Ya udah kalo gitu gapapa stiker apa aja."
Jake baru saja ingin membuka mulutnya untuk menawarkan opsi stiker superhero lain pada Sunoo, tetapi niatnya terpotong ketika anak yang berdiri di belakang Sunoo bertanya.
"Kenapa pilih Thor? Thor, kan, ngga sekeren Iron Man. Iron Man bisa kaschiiing boom boom! Terus dia bisa terbang juga!" Jake tertawa geli pada efek suara yang anak itu tirukan.
Sunoo mengerucutkan bibirnya. Kemudian ia mendongak, menatap Jake dengan matanya besarnya.
"Tapi Jake-seonsaengnim kemarin bilang kalo superhero favoritnya Thor, soalnya sama-sama dari Australia. Makanya Ddeonu pengen sticker Thor."
Dan kali ini Jake menutup matanya selagi mengalihkan wajahnya, menahan senyum yang kian melebar di wajahnya. Kalau saja ia tidak terbatasi oleh statusnya sebagai orang yang bekerja di bidang pendidikan dan profesionalitas, mungkin tangannya sekarang sudah berada di kedua pipi gembil itu dan mencubitnya dengan gemas. Karena, ya Tuhan, kenapa ada anak selucu Sunoo.
"Sure, Sunoo, I'll print Thor sticker out for you. I'm gonna ask the rest of the class first and then I'll get back to you, okay?"
"Okay, Mr. Jake."
Jadi Jake kembali menanyai satu per satu anak-anak di kelas Butterfly, sedangkan Sunoo kembali duduk di kursi kecilnya selagi menunggu. Dari mulutnya keluar senandung pelan lagu Dora The Explorer yang ia tonton pagi tadi, sesekali pundaknya bergoyang mengikuti irama yang ia gumamkan.
Tidak banyak waktu yang terlewati sampai Jake datang menghampirinya, kali ini dengan selembar sticker Thor—seperti yang ia minta tadi.
Kini ruangan itu terasa lebih luas dan lengang ketika di dalamnya hanya ada Jake dan Sunoo saja. Murid-murid yang lainnya sudah meninggalkan kelas dan menunggu jemputan mereka di lobby.
KAMU SEDANG MEMBACA
someone to take you home | HEEJAKE
RomanceKisah di mana hidup Jake menjadi simpang siur setelah ia bertemu dengan seorang single parent bernama Heeseung. Atau sebaliknya, di mana Heeseung selalu berusaha merasionalkan pikirannya sendiri tiap kali ia melihat interaksi antara anaknya dengan s...