Ia tak menyangka waktu berganti secepat ini. Rasanya baru saja kemarin ia menyebar undangan pesta ulang tahun anaknya. Dan hari ini, kalender sudah menunjukkan tanggal 24 Juni, hari di mana anak semata wayangnya lahir ke dunia ini, tepat enam tahun yang lalu. Hari di mana ia menjadi Ayah paling beruntung, karena sudah dikaruniai seorang anak bernama Lee Sunoo.
Untung saja tahun ini tanggal ulang tahun Sunoo jatuh pada hari Minggu. Jadi ia tak perlu repot-repot mengatur jadwal pesta ulang tahunnya di hari di mana ia tidak bekerja.
Dan sesuai dengan permintaan anaknya, ia telah mengundang semua teman-teman kelas Sunoo. Ia juga mengundang Jay beserta orang tua Jay. Heeseung juga mengundang ibu dan bapaknya, karena mereka sudah lama tidak bertemu dengan cucunya.
Ia juga mengundang Riki — karena rekan kerjanya itu tak henti-hentinya meminta untuk diundang ke acara. Katanya ia kangen dengan Sunoo, sudah lama tidak bermain petak umpet dengan si kecil. Jadilah Heeseung mengundang Riki juga.
Dan yang terakhir, Jake — guru Bahasa Inggris Sunoo — sekaligus orang yang akhir-akhir ini telah membuat isi pikiran Lee Heeseung simpang siur.
Heeseung sadar kalau Jake sedikit-banyak sudah berhasil membuatnya menyimpan perasaan lebih terhadapnya. Heeseung juga sadar kalau Jake memang bukanlah pria yang biasa-biasa saja.
Heeseung pikir, mengingatkan dirinya sendiri untuk tidak jatuh lebih dalam pada Jake Sim tidaklah sesulit itu. Namun nyatanya, ini sangatlah sulit.
Sulit rasanya untuk tidak jatuh lebih dalam, ketika ia melihat tatapan dan perlakuan lembut yang Jake berikan pada Sunoo lebih dari seorang guru pada muridnya.
Sulit baginya untuk tidak memikirkan Jake, ketika yang lebih muda bisa menghabiskan waktunya untuk bercerita pada Heeseung tentang hal-hal yang ia suka, dengan matanya yang indah, seakan Tuhan sengaja menaruh hamparan galaksi di dalamnya.
Sulit baginya untuk tidak menyukai Jake seutuhnya, jika Jake adalah satu-satunya orang yang berhasil membuat segala pikiran rasionalnya pecah menjadi partikel-partikel kecil lalu menguap begitu saja dari kepalanya.
Jatuh cinta pada Jake adalah hal yang mudah dilakukan. Namun mengakui fakta bahwa ia telah jatuh cinta adalah bagian tersulitnya. Hati dan otaknya seakan berjalan ke dua arah yang saling berlawanan.
Otaknya berpikir kalau ia dan Jake cukup hanya dengan berteman saja — dengan Jake yang mencintai Sunoo seperti anaknya sendiri adalah hal yang wajar dilakukan, meski mereka hanyalah teman.
Namun hatinya berkata lain. Jantungnya seakan selalu hampir lompat dari tulang rusuknya setiap kali ia mendengar suara tawa Jake yang lembut dan ceria.
Tak terkecuali saat ini. Ketika ia berdiri di hadapannya, melihat penampilannya dari atas ke bawah.
"How do I look?" tanya yang lebih muda.
KAMU SEDANG MEMBACA
someone to take you home | HEEJAKE
RomanceKisah di mana hidup Jake menjadi simpang siur setelah ia bertemu dengan seorang single parent bernama Heeseung. Atau sebaliknya, di mana Heeseung selalu berusaha merasionalkan pikirannya sendiri tiap kali ia melihat interaksi antara anaknya dengan s...