"Ayah,"
"Hmm?" sahut Heeseung. Tangannya tak pernah berhenti mengusap lembut rambut anaknya.
Sudah beberapa hari berlalu sejak demam Sunoo turun, dan mereka kembali menjalankan aktivitas seperti biasa. Sunoo dengan sekolahnya, dan Heeseung dengan pekerjaannya yang menumpuk. Padahal hanya tiga hari saja ia absen dari kantor, namun jumlah file dan manuskrip yang harus ia review sudah menggunung.
"Kan ultahnya Ddeonu sebentar lagi, Ddeonu boleh ngga ngerayainnya di rumah kita aja?"
Heeseung mengangkat pandangannya, melihat kalender yang menggantung di dinding dekat dengan pintu kamar. Dan benar, hari ulang tahun Sunoo hanya terpaut seminggu saja dari hari ini. Ia benar-benar lupa kalau sebentar lagi anaknya akan bertambah usia.
"Ngga mau ngerayain di hotel aja kaya biasanya?" tanya Heeseung.
Sunoo menggeleng.
Sang Ayah tersenyum, "Ya udah nanti Ayah kabarin Om Jay, ya? Biar ada yang ngebantuin Ayah buat persiapan pestanya di sini. Sunoo mau ngundang siapa aja?"
"Om Jeyi, temen-temen kelasnya Ddeonu," jawabnya antusias. "Sama Jake-ssaem juga!"
Heeseung mengangkat kedua alisnya, sedikit terkesiap dengan anaknya yang baru kali ini mengusulkan untuk mengundang orang selain pihak keluarga atau teman-temannya untuk datang ke pesta ulang tahun. Namun Heeseung tidak banyak bertanya. Ia mengangguk, menuruti setiap permintaan anaknya.
"Okay, nanti Ayah coba hubungin Jake-ssaem ya." Heeseung menaikkan selimut yang Sunoo gunakan. "Good night, Sunoo."
"Good night, Ayah. Love you,"
"I love you more."
─────────────────────────
Lima belas menit menuju istirahat kecil — yang mana biasa Jake sebut sebagai snack time, karena pihak sekolah selalu menyediakan snack untuk para murid dan guru, seperti corndog, hotteok, atau tteokbokki.
Jake tidak memiliki sesuatu untuk ia ajarkan lagi kepada anak-anak di kelasnya. Jatah bab yang harus ia ajarkan hari ini sudah ia tuntaskan semua, dan ia tidak ingin memulai bab baru yang seharusnya ia ajarkan untuk besok. Terlalu banyak mengajarkan hal baru dalam satu hari pada anak-anak juga bukanlah hal yang efektif. Namun membiarkan anak-anak untuk bebas bermain di kelas juga terkadang bisa membuat suasana kelas menjadi kacau.
Dan satu-satunya yang muncul di kepala Jake untuk membunuh waktu adalah dengan mengajak murid-muridnya melakukan yoga.
Okay, mungkin itu bukan ide terbaiknya. Tetapi ia harus berimprovisasi agar anak-anak di kelasnya tidak bosan menunggu jadwal snack time. Dan lagipula, di luar sana sedang turun hujan. Jake tidak bisa mengajak mereka untuk melakukan aktivitas di taman bermain atau sekadar ke rooftop untuk melihat kebun bunga milik sekolah.
Jadilah ia berdiri di depan kelas dan mengatakan, "Okay, class! Today we're going to do yoga,"
Seisi kelas yang tadinya tenang, mulai ramai bertanya pada Jake.
"Yoga itu apa?"
"Kita bakal makan yogurt?"
"Yoyo? Aku ngga suka main yoyo."
Dan Jake menjawab, "No, guys. It's a game called yoga. And you got points for stretching."
Sebenarnya anak-anak kelasnya pun tidak begitu paham dengan 'yoga' yang gurunya maksud. Namun mata mereka berbinar ketika Jake menyebutkan kalau mereka akan mendapatkan poin jika melakukan yoga.
KAMU SEDANG MEMBACA
someone to take you home | HEEJAKE
RomanceKisah di mana hidup Jake menjadi simpang siur setelah ia bertemu dengan seorang single parent bernama Heeseung. Atau sebaliknya, di mana Heeseung selalu berusaha merasionalkan pikirannya sendiri tiap kali ia melihat interaksi antara anaknya dengan s...