PROLOG

60.1K 4.5K 2.4K
                                    

Yaps ini awalnya udah pernah di upload, tapi akhirnya aku re-upload karena menurutku cerita sebelumnya kurang sreg dan malah bikin buntu di tengah jalan😌 Aku mau buat cerita ini supaya lebih fresh dan hidup, seolah-olah kalian yang baca ada di dalemnya hihi🤪

ya udah, skuyyy happy reading all🫶



Selena menatap pantulan langit malam lewat riak air danau di hadapannya, sesekali ia mengambil kerikil dan melemparkannya ke tengah danau.

Lagi dan lagi hal yang membuatnya kemari karena alasan yang sama, dia kesepian. Di antara banyaknya bintang yang bersinar malam itu, dia kesepian. Di antara bisingnya ibu kota dengan suara klakson dan sorot kendaraan di sana-sini ia tetap sendirian.

Selena tentu saja punya teman, walaupun cuma satu. Kalau saat ada temannya dia merasa hidup walaupun terus-terusan mendengarkan ocehan yang sama setiap harinya, dia senang kok. Tapi setelah itu? Dia sendirian lagi.

Sampai tiba-tiba saja keningnya mengerut dalam, saat tiba-tiba saja melihat bintang yang seolah bergerak. "Bintang jatuh!" serunya dengan antusias. "Harus bikin permohonan," gumamnya.

Cepat-cepat Selena menutup kedua matanya dan menyatukan kedua telapak tangannya. Menggumamkan sesuatu yang selama ini selalu di harapkan. Setelahnya ia kembali membuka mata.

GUBRAK.

Sebuah suara benturan keras membuat lamunan Selena buyar begitu saja. Tatapan matanya mewaspada, mengintai ke sekeliling danau. Apa jangan-jangan ada buaya?! Oh no!

"Shhh .... akh ...."

Sayup-sayup ia dapat mendengar sebuah ringisan dari arah semak-semak yang tak jauh darinya. Wajahnya berubah pias. "Hantu bukan ya?" gumamnya. "Sial, lagian kenapa sih sok ngide banget ke sini."

Tapi rasa penasaran mengalahkan segalanya, dengan pelan tapi pasti Selena mulai berjalan mendekati asal suara, tetapi tidak dapat dipungkiri dalam hati ia meraplakan doa sebanyak-banyaknya.

"Sialan," ringis sebuah suara bariton.

"LO SIAPA?!" jerit Selena spontan, saat melihat seorang cowok berpakaian serba hitam hampir terbaring di atas tanah.

Walau dalam kegelapan tapi tak mengurangi sedikitpun keyakinan dalam diri Selena kalau cowok itu berwajah tampan, Selena sempat mengaguminya beberapa detik yang lalu.

Cowok itu rupanya sama terkejutnya dengan Selana, dengan susah payah ia berdiri, dan dengan gerakan cepat mendekati Selena dan menutup mulutnya rapat-rapat. "Teriak gue perkosa," ancamnya yang membuat Selena membulatkan kedua matanya.

"Mmmphhh ... mmmppphh ....." cewek itu tak peduli dan terus meronta dalam dekapannya, berusaha minta tolong pada siapapun orang yang ada di sekitar sana.

Cowok itu mendengus, melemparkan tubuh Selena pada pohon besar yang ada di belakang tubuhnya. "Diem!" bentaknya.

Melihat mata cowok itu yang tajam nan kelam, nyali Selena akhirnya ciut. Secara perlahan ia membungkam mulutnya sendiri, tak berani bersuara, sementara keringat dingin sudah bercucuran di dahinya.

"Lo gak akan gue apa-apain kalo nurut," ujarnya lagi, kali ini suaranya melemah.

"Lo bawa hape?" tanyanya lagi.

Dengan takut-takut Selena menggelengkan kepalanya.

Melihat raut kebohongan yang sangat ketara di wajah Selena, secara paksa cowok itu merogoh saku baju yang Selena pakai.

KSATRIA [BAD-BOYFRIEND]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang