25. My Love Story

12 7 0
                                    


Happy reading

•¶¶•

Suara air hujan yang mengenai genteng rumah Rafael terdengar begitu jelas. Rafael berdiri di balkon kamar nya, dia memandang ke arah langit malam yang di temani oleh guyuran air hujan.

Dia sesekali menatap ke arah layar ponsel nya. Di sisi lain Jessi berjalan ke arah kamar Rafael, dia mencari keberadaan Rafael di dalam kamar nya dan kamar mandi tetapi dia tidak menemukan Rafael. Jessi melihat ke arah pintu balkon yang terbuka, dia berjalan mendekati pintu balkon.

"Bang..." Panggil jessi.

Tidak ada jawaban dari Rafael, Jessi berjalan ke arah balkon tidak ada seseorang di balkon ini. Hujan yang terdengar sangat jelas, udara yang sangat dingin. Jessi yang melihat ke kanan kiri tidak ada seseorang di balkon ini, seketika dia merasa ada hal yang aneh.

"Bang Rafael." Panggil jessi.

Masih sama tidak ada jawaban dari seseorang. Kalau bag Rafael tidak ada di dalam kamarnya, lalu mengapa pintu balkon terbuka sangat lebar?.

"Bang Rafael, jangan nakut-nakutin Jessi deh bang." Ucap jessi.

Jessi semakin dibuat takut dengan suasana sekarang. Dia melihat ke arah belakang, yang tiba-tiba lampu kamar Rafael mati sendiri. Dia berjalan ke balkon, Jessi melihat seorang laki-laki yang duduk tidak jauh darinya.

"Bang... Bang Rafael." Panggil jessi.

Perlahan jessi mendekati laki-laki yang memakai baju putih polos. Dengan rasa takut dia tetap berani mendekati nya.

"Bang itu Lo kan, bang Rafael." Ucap Jessi.

Tiba-tiba terdengar suara petir menyambar, dan bertepatan suara seseorang perempuan tertawa keras, seperti suara kuntilanak. Jessi yang mendengar langsung menutup matanya dan berteriak ketakutan, dan tiba-tiba saja ada seseorang yang melewati dirinya begitu saja.

Saat dia membuka mata, lampu kamar Rafael sudah menyala kembali. Dia melihat ke arah samping kanan nya, jessi tidak melihat seorang laki-laki yang tadi duduk di balkon kamar Rafael.

"Ahh setan!." Teriak Jessi, masuk ke dalam kamar Rafael.

Saat di ambang pintu balkon ada seseorang yang menarik tangan jessi, langsung kaki jessi terhenti begitu saja. Dengan sekuat tenaga jessi memberanikan diri melihat ke arah seseorang yang menarik tangannya.

"Setan... Setan... Di sini enggak ada setan. Adanya pangeran tampan yang rupawan." Ucap Rafael, memukul kepala Jessi pelan menggunakan handphone miliknya.

"Ternyata Lo gue kira siapa." Ucap jessi bernafas lega.

"Filing gue mengatakan, Lo ke kamar gue pasti ada maunya." Ucap Rafael berjalan ke arah tempat duduk yang tidak jauh darinya.

"Orang kalau mau masuk kamar orang lain, alangkah baiknya mengucap salam. Ini main nyolong aja." Lanjutnya.

Hujan perlahan mulai berhenti, udara yang sangat sejuk, membuat udara segar bebas dari polusi. Jessi duduk di sebelah Rafael.

" Gue dari tadi manggilin nama Lo bang. Lo nya aja yang enggak denger." Ucap jessi.

"Mana gue masuk kamar Lo udah seperti masuk rumah hantu." Gumam jessi.

"Gimana gue enggak denger. Gue aja pakai ini." Ucap Rafael, menunjuk earphone kepada jessi.

Jessi yang mendengar dia menatap kesal ke arah Rafael. Lalu dia menarik salah satu earphone milik Rafael, dia memasang nya di telinga kanan Jessi, Rafael yang menyadari dia hanya melihat sekilas ke arah jessi.

My love Story [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang