44. My Love Story

10 5 0
                                    

°°°
HAPPY READING
°°°

•¶¶•

Beberapa Minggu kemudian....

"Mih." Panggil Anlin, menghampiri Yunlei yang berada di ruang tamu.

"Weisheme ( Kenapa )." Tanya Yunlei,yang masih fokus menatap layar leptopnya.

"Perkataan mami, yang waktu itu Anlin setuju mih." Ucap Anlin.

"Yang mana sayang." Kata Yunlei.

"Anlin mau ikut sama mami kembali ke Cina." Kata Anlin.

"Kamu yakin." Itu bukan suara Yunlei, melainkan Fanxing yang berdiri di belakang Anlin, laku duduk di sebelahnya.

"Terus Jiang cheng, bagaimana?." Tanya Jiang cheng, yang baru saja dari dapur.

"Apa urusannya sama kamu." Kata Yunlei, judes.

"Kamu ikut saja." Kata Anlin.

Jiang cheng terdiam, jika dia kembali ke cina. Bagaimana dengan teman-temannya yang berada di sini.

"Dia tidak usah ikut, dia di sini saja." Kata Yunlei.

"Tapi dia di sini sendirian mih." Kata Anlin.

"Jiang cheng tetap ikut." Kata Fanxing.

"Di sini kan masih ada pembantu, biarin saja dia yang mengurus. Lagian dari kecil dia juga di rawat sama pembantu." Kata Yunlei.

"Anlin mau Jiang cheng tetap harus ikut." Kata Anlin.

"Buyongle, wo jiu liu zai zheli. ( Tidak perlu, aku akan tetap di sini. ). Ucap Jiang cheng.

"Tapi..."

"Jie... A'cheng mau tetap di sini, Jiang cheng enggak mau kembali ke cina A'cheng di sini sudah menemukan teman yang sangat perduli dengan A'cheng. Enggak apa-apa Jiang cheng di sini sama bibi." Kata Jiang cheng memotong perkataan Anlin.

"Ni queding ( kamu yakin ) ." Tanya Fanxing, langsung dibalas anggukan oleh Jiang cheng.

"Tidak masalah jika itu keputusan Jiang cheng, kita juga enggak bisa memaksa." Lanjutnya.

"Bagus, lebih baik kamu di sini saja." Kata Yunlei.

"Kapan kalian akan pergi ke cina?." Tanya Jiang cheng.

"Besok." Jawab Yunlei.

"Biar nanti mami yang mengurus kuliah kamu." Lanjutnya.

"Jiejiee." Panggil Jiang cheng manja. Anlin langsung memeluknya.

"A'cheng udah besar, kamu harus mandiri oke." Kata Anlin, langsung dibalas anggukan oleh Jiang cheng.

"Nanti kalau ada perlu apa-apa, telfon papi yah." Kata Fanxing. Jiang cheng melepas pelukannya.

"Siap laksanakan komandan." Kata Jiang cheng, mengikuti gaya anak buah hormat kepada komandonya.

Anlin dan Fanxing yang melihat tertawa kecil. Bahagia begitu sederhana, melihat hal kecil saja kita bisa tertawa. Namu menurut Jiang cheng kebahagiaan ku belum sempurna, jika belum melihat mami ikut tertawa seperti yang lainnya.

My love Story [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang