Make It Double

27 3 3
                                    

Karena ada serangan mendadak dari Threat 04, Tommy dan Diva langsung diantar ke bandara Halim Perdanakusuma oleh Dani. Di bandara, Indra sedang menunggu mereka.

<Tommy>
'Anu pak Dani, besok kerja saya bagaimana ya? Sekarang sudah jam sepuluh malam sedangkan saya harus mengalahkan Threat dulu...'

<Dani>
'Anda tidak perlu khawatir tuan Tommy, soal pekerjaanmu biar ARCHANGEL yang urus... Sekarang keselamatan manusia yang paling penting'

<Tommy>
'Saya sebenarnya tidak kaget saat mendengar pak Indra punya jet pribadi, tapi saya kaget karena dia diberikan penerbangan prioritas oleh pihak bandara'

<Dani>
'Itu berarti Presiden Indra adalah orang yang sangat dihargai oleh banyak orang. Lagipula besok seluruh aktifitas penerbangan di Indonesia akan ditutup sampai waktu yang belum ditentukan'

<Tommy>
'Apakah itu perintah dari PBB?'

<Dani>
'Ya... Karena Threat selalu muncul di Indonesia'

Setelah sampai di bandara, mereka langsung menuju ke pesawat pribadi Indra. Mereka pun terbang ke Riau pada jam sebelas malam.

<Indra Sailendra>
'Baiklah, ini laporan tentang Threat 04 yang kami dapat dari para saksi. Warga di sekitar lokasi merasakan adanya panas yang cukup ekstrim dari bawah tanah, bahkan suhunya mampu untuk melelehkan sol sepatu atau sendal. Tanah pun menjadi sangat kering karena seluruh air di dalam tanah menguap, lalu disusul dengan tanah yang tiba-tiba meninggi. Artinya dia selama ini terkubur di dalam tanah. Threat 04 memiliki tinggi sekitar 60 meter, memiliki dua kaki besar dan dua tangan kecil. Suhu tubuhnya mencapai 70 derajat celcius, sehingga serangan jarak dekat tidak direkomendasikan. Kalian harus bisa membunuh threat itu dengan serangan jarak jauh'

<Tommy & Diva>
'Baik pak!'

<Indra Sailendra>
'Aku sarankan Tommy menjadi pelindung dan Diva menjadi penyerang. Karena secara skill bertarung, Diva lebih unggul'

<Tommy>
'Siap pak, kami paham'

<Indra Sailendra>
'Bagus... sebaiknya kalian tidur dulu, perjalanan masih dua jam lagi'

<Tommy>
'Baik pak, terima kasih atas informasinya'

Meskipun Tommy cukup kelelahan setelah latihan fisik tadi, dia tidak bisa tidur karena memikirkan kejadian yang dia lihat tadi pagi.

"Mereka dengan mudahnya membunuh orang di depan publik... Tetapi tidak ada seorang pun yang menolongnya"

"Rasa kemanusiaan sudah hampir sirna"

"Andaikan kalau Pak Indra tidak mempublikasikan tentang invasi Threat pasti tidak terjadi hal seperti ini, tetapi kalau tidak di beritahu pun Invasi Threat akan tetap datang"

"Semuanya serba salah"

Diva yang duduk di sampingnya sudah tertidur, bahkan saat tertidur dia tetap terlihat cantik. Tommy merasa kalau ARCHANGEL menyembunyikan identitas Diva darinya dan mengapa Diva mau menuruti segala perintah yang di berikan oleh Indra. Tommymencoba untuk mengosongkan pikirannya, dia harus istirahat sebelum bertarung melawan Threat 04. Sudah satu setengah jam berlalu, kemudian Indra membangunkan Tommy dan Diva untuk bersiap-siap. Dan pesawat pun melandas di Bandara Internasional Sultan Kasim II.

Setelah keluar dari pesawat, Burhan menelpon Indra.

<Burhan Muhaidin>
'Halo Pak Indra, apakah kau sudah sampai di Riau?'

ULTRAMAN: The Project (ウルトラマン: サ。プロジェクト)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang