Jojo menghampiri Ara dan amel di ruang tamu dengan langkah gontai sambil memegang dua buah robot kecil pemberian Ara. "Ara.. di suruh makan sama Bibi Iren." Seru Jojo, lalu duduk di samping Amel dan memainkan robot itu di atas meja.
Amel mengikuti langkah Jojo dan terus menatap sikap Jojo dengan tatapan iba.
"Kasian sekali kamu ini." Batin Amel.
Ara mengerti tatapan sahabatnya pada Jojo, walaupun dia sedikit nyablak kalau berbicara tapi hatinya sangat lembut. "Aku mau mandi dulu Mel, kamu duluan makan gih!" Suara Ara mengalihkan pandangan Amel .
Amel menoleh ke arah Ara. "Aku pulang saja lah, besok saja aku mampir lagi, kalau bisa pulang cepat itu juga." Pamit Amel sambil tersenyum lebar.
Ara mengangkat kedua bahunya. "Ya udah pergi sana!" Ucap Ara dengan cueknya.
Amel berdecih. "Dasar gak punya perasaan, main usir-usir aja sih." gerutu Amel, terkadang Ara memang suka bersikap tidak peka.
"Eh ... bukannya tadi bilangnya pengen pulang?" Seru Ara.
"Tahan kek, basa-basi gitu biar agak lamaan lagi di sini." Ketus Amel
"Males."
"Nyebelin." Amel berdecak kesal
Jojo hanya bengong menatap kedua gadis di depannya secara bergantian, mereka tiba-tiba cekcok adu mulut, dia bingung apa yang sebenarnya mereka berdua ributkan. Padahal tadi mereka baik-baik saja. "Kalian lagi berantem ya?" Tanya Jojo dengan polosnya.
Ara dan Amel menjadi menoleh bersamaan ke arah Jojo, lalu mereka saling beradu pandang. dan pecah lah tawa mereka berdua. "Hufttt.... Hahahaha... kami gak berantem Jojo, lihatlah kami berpelukan kan?" Ucap Amel yang berdiri menghampiri Ara dan memeluk pinggang Ara.
"Kalian ini aneh." Ucap Jojo semakin bingung. Dia melanjutkan memainkan robot kecil miliknya.
Ara dan Amel pun hanya tersenyum geli melihat Jojo. Walaupun baru sehari tinggal di rumah itu tapi Jojo selalu bisa membuat Ara tersenyum bahkan tertawa terbahak- bahak karena ulahnya.
***
Seminggu kemudian, tepat di hari sabtu. Ara mendapatkan hari libur nya. Seperti biasa dia hendak berziarah ke makam orang tua nya. Dan dia berencana akan membawa Jojo, barangkali bisa bertemu dengan pengawal Jojo yang waktu itu.
"Jojo, apa kamu sudah siap? Aku akan mengajakmu jalan-jalan menjenguk orang tuaku seperti waktu itu." Jojo tengah asyik dengan mainannya sendiri di teras depan rumah Iren, dia tidak memperdulikan perkataan Ara.
Sehingga Ara di buat kesal oleh nya, tapi dia berusaha untuk menahan amarahnya dan mencoba untuk bersabar. Lalu Ara menyaut mainan yang sedang di pegang Jojo, membuat Jojo jadi berdecak sebal. "Ara, kembalikan mainanku!" Pintanya dengan ketus.
"Kamu gak dengerin aku dari tadi, kamu mau ikut aku gak jalan-jalan siang ini?" Tanya Ara lagi, kini Ara berucap lebih lembut.
Jojo menggaruk kepalanya dan berpikir. "Mau, tapi sekarang aku lapar. Aku mau makan." Pinta Jojo dengan manja. "Abis itu baru kita jalan-jalan." Imbuhnya sambil cengengesan.
Ara mengerutkan dahi. Merasa aneh dengan kebiasaan lelaki ini. "Kamu rakus sekali, bukannya sejam yang lalu kamu sudah makan?" Seru Ara, Jojo memang punya kebiasaan sering makan tapi makannya tidak pernah banyak, dia mudah sekali kenyang dan mudah sekali lapar kembali. Entah di kemanakan makanan dalam ususnya itu.
"Tadi aku makan sedikit sekarang lapar lagi." rengek Jojo.
"Itu kebiasaan buruk mu, kenapa kamu tidak makan sekalian banyak saja? Biar tidak selalu merepotkan aku." Ara berubah menjadi jutek kembali.
Mendengar Ara berbicara seperti itu, wajah Jojo menjadi muram, seperti nya dia merasa tidak enak dengan Ara. "Ya sudah.. tidak jadi Ara, aku sudah kenyang." Ucap Jojo dengan lesu.
Ara membungkam mulutnya seketika, "Ups.. Sepertinya aku salah bicara?" Gumam Ara
Lalu Ara memegang pundak Jojo. "Jojo, maksudku bukan begitu, kamu boleh makan lagi kok, kamu tidak merepotkan. Aku malahan senang kamu ada disini menemani ku dan Bibi Iren." Bujuk Ara dengan lembut.
Ara sudah mengganggap Jojo seperti keluarganya sendiri, setelah seminggu Jojo tinggal di rumah Iren, hari-hari Ara menjadi lebih ceria, dia jadi lebih banyak tertawa dan ceria dengan tingkah lucu Jojo yang menggemaskan. Ara merasa terhibur dengan adanya Jojo. Dia tidak merasa keberatan menampung Jojo di rumah itu.
Walaupun sudah seminggu ini Ara selalu menunggu ada pihak keluarga Jojo yang datang menjemput nya, karena Amel saat itu benar- benar memposting foto Jojo, di akun sosial milik Amel.
"Kasian sekali kamu Jojo, mungkin keluargamu sengaja membuang mu, makanya mereka tidak pernah mencari mu sampai sekarang." Gumam Ara sambil memperhatikan Jojo yang masih tertunduk lesu.
"Maafkan aku Ara, aku selalu merepotkan mu, kalau aku tidak bodoh. Aku berjanji aku akan menikahimu dan membuatmu bahagia." Ucap Jojo polos sambil mengacungkan dua jari nya ke atas.
Ara tersenyum geli, dia mencoba untuk menahan tawanya, takut Jojo akan tersinggung karena dia sangatlah sensitif. "Benarkah? Apa kau janji?" Ara hanya menganggapnya sebuah lelucon kecil.
"Hmm." Jojo mengangguk, wajah nya kembali memperlihatkan mimik wajah yang super imut yang di buat-buat. Sungguh tak sesuai dengan perawakan Jojo saat ini.
Akhirnya tawa Ara pecah, Ara tak kuasa menahan tawanya melihat wajah Jojo yang menggemaskan itu. "Eh...maaf Jojo, aku bukan mentertawakanmu, aku hanya gemas melihat wajah mu yang sok imut itu." Ara kembali menahan tawanya sambil memegangi perutnya yang terasa keram.
Jojo jadi membuang muka nya kesal melihat Ara yang terus tertawa. "Sudahlah, tunggu di sini! aku akan mengambilkan makanan untukmu." Ucap Ara.
Jojo sedikit melirikkan matanya kepada Ara, lalu membuang muka kembali. Tak lama Ara pun kembali dengan membawa piring yang berisi makanan secukupnya, karena kalau terlalu banyak , Jojo tidak sanggup untuk menghabiskannya "Sini biar aku suapi!" Sahut Ara.
Ara menarik sebuah kursi yang berjarak agak jauh untuk mendekati Jojo, Jojo tidak lagi kesal saat Ara sudah membawa makanan untuk nya, dia menjadi bersemangat kembali, dan duduk tegak menghadap ke arah Ara, bersiap dengan mulutnya yang sudah terbuka menunggu makanan masuk ke dalamnya.
Ara menyuapi Jojo dengan senang, dia sesekali membuat candaan kepada Jojo dengan memainkan sendok yang akan di masukan kedalam mulut Jojo. Sesekali mereka tertawa riang, sampai tak sadar makanannya pun habis tak tersisa.
Tanpa mereka sadari, seseorang yang
bersembunyi di balik pohon depan rumah Iren, mengabadikan momen itu dengan ponsel miliknya, dia merekam semua adegan yang di lakukan Ara dan Jojo di teras rumah itu. Dengan senyumnya yang menyeringai, dia bergegas pergi meninggalkan rumah Iren dengan segera.
🐷🐷🐷
Hy Readers, janlupa Komen and Votee yaa biar makin semangat nih ngetiknyaaa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tuan Muda Idiot
RomanceKarena rasa kasihan dan ingin membalas jasa, Tyara Arriella terpaksa harus menerima tawaran pernikahan dari ibu seorang pria yang mempunyai keterbelakangan mental, guna menyembuhkan penyakitnya tersebut. Disetiap fase kesembuhannya, sang suami mempu...