Syarat Yang Memberatkan

68 14 0
                                    

Setelah kepergian Jojo dari rumah Iren, rumah itu kembali menjadi sepi, jarang sekali terdengar gelak tawa dan canda yang riang di dalam rumah itu, Ara kembali menjadi sosok wanita yang dingin dan tidak banyak bicara.

" Kau merindukan Jojo ?" Pertanyaan Iren membuyarkan lamunan Ara, malam itu dia sedang duduk termenung di depan teras rumahnya, setelah mandi sehabis pulang kerja. Ara pun terkesiap dan menoleh pada Iren.

" Bibi, mengagetkanku saja " Ara berdecak pelan.

Iren tersenyum, kemudian duduk di teras di samping Ara " Apa kau merindukan Jojo ?" Iren mengulangi pertanyaannya.

Ara termenung, sejenak menatap wajah Iren, lalu mengalihkannya ke sembarang arah, pandangannya kembali kosong " Seperti nya begitu bibi..." Ucapnya datar.

" Kau sudah membuat keputusan ? apa kau akan menerima tawaran nyonya Ayura ?" Pertanyaan itu yang selalu Iren tanyakan setelah dua hari yang lalu Jojo pergi dari rumahnya.

Ara menggeleng " Aku tetap pada pendirianku, aku tidak ingin menikah karena berambisi dengan kekayaan. " Ucap Ara dengan yakin.

Iren menepuk pundak Ara " Pikirkanlah Ara, jika kau menerima tawaran ini kau akan kembali ke kehidupan lamamu, kau akan kaya lagi dan tidak perlu bersusah-susah denganku seperti sekarang ."

Ara terperanjat dia menoleh dengan cepat ke arah Iren dan menatap lekat wajah wanita paruh baya yang sudah dia anggap seperti ibu kandungnya sendiri. Kemudian memeluknya dengan erat " Apa yang bibi katakan ? kau adalah hartaku satu-satunya yang berharga sekarang ini, apapun tidak bisa di bandingkan denganmu, kau keluargaku, aku sangat menyayangimu " Ucap Ara lirih.

Iren terharu mendengar perkataan Ara, dia pun meneteskan air mata, dan membasahi pundak Ara, sehingga membuat Ara melepaskan pelukannya " Hei...kenapa bibi menangis ? Apa aku salah bicara ?" Tanya Ara merasa bersalah, dia menghapus air mata yang masih membasahi pipi Iren.

Iren memegang tangan Ara dan menyimpannya di pangkuan Iren dan menumpukan tangannya di atas tangan Ara.

" Kau tahu Ara, dulu aku pernah marah pada Tuhan, karena dia telah mengambil suami dan anakku secara bersamaan, dan membiarkan ku hidup sendirian di dunia ini, tapi setelah aku bertemu denganmu, aku jadi percaya jika Tuhan sangat sayang pada hambanya, dia mengirimkan mu untuk menemaniku di masa tua ku ini. " ucap Iren dengan wajah sendunya.

Ara tersenyum dan kembali mengusap air mata Iren yang terus mengalir dengan tangannya yang lain " Sudah lah bibi, kita ini senasib, mereka yang telah pergi akan sedih jika melihat sedih. " ucap Ara menenangkan hati Iren.

" Ayo kita masuk, ini sudah malam, angin malam tak baik buat kesehatanmu "Imbuh Ara mengajak bibi nya masuk ke dalam rumah.

Mereka berdua pun beriringan masuk ke dalam rumah.

***

Esok hari nya.

" Ara, kenapa sih semenjak Jojo pergi dari rumahmu, kamu jadi kembali murung seperti ini, jadi tidak bersemangat gitu. " Amel yang sudah di beri tahu Ara perihal Jojo yang sudah di jemput mommy nya, merasa tidak senang melihat Ara kembali menjadi gadis yang dingin seperti dulu.

Ara yang sedang mengganti baju seragamnya di ruang ganti karyawan hanya mendengus dan melirik ke arah Amel.

" Tuh kan, udah balik lagi jadi gadis es " Gerutu Amel bertambah kesal.

Ara jadi tertawa kecil " Kau terlalu berlebihan, dari dulu aku sudah seperti ini, ada maupun tidak ada Jojo. " Sangkal Ara.

Amel mencebikkan bibirnya " Mana kau tahu, aku yang bisa merasakan nya, sikapmu sewaktu masih ada Jojo sangat berbeda dengan sikap mu sebelum ada Jojo, dan sekarang kamu kembali lagi seperti dulu. " Omel Amel.

Tuan Muda IdiotTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang