Sebulan sudah berlalu, Ayura dengan terpaksa menerima penolakan dari Ara, tapi tidak menutup kemungkinan jika Ara berubah pikiran dia sangat membuka lebar kesempatan itu.
Walaupun Ara menolak menikah dengan Jojo, tapi dia tidak pernah menolak jika Jojo selalu datang ke rumah Ara untuk sekedar mengajaknya bermain. Ayura sangat senang melihat anaknya bisa tertawa riang bersama dengan Ara, karena di rumah Jojo terlihat lebih pendiam.
Hari itu, kebetulan hari sabtu, Jojo selalu mengunjungi Ara di hari libur Ara bekerja. Dan Ara juga tak segan membawa Jojo untuk berziarah ke makam orang tuanya.
" Ara, jika nanti aku yang meninggal apa kau juga akan selalu mengunjungi makam ku seperti ini " Celetuk Jojo saat mereka berdua berada di pemakaman kedua orang tua Ara.
Ara seketika menoleh, menatap lekat wajah polos Jojo, kemudian melebarkan senyum manis nya "Umur seseorang tidak ada yang tahu Jojo, belum tentu kau yang akan meninggal duluan, bisa saja kan aku yang terlebih dulu meninggalkanmu." Ucap Ara.
Jojo melebarkan matanya, dia tak suka dengan apa yang Ara katakan " Kau tidak boleh meninggalkanku! Aku tidak punya teman bermain selain dirimu." Omel Jojo dengan matanya yang terus melotot.
Ara tertawa pelan, dia selalu merasa lucu jika Jojo sudah melotot seperti itu " Jangan melotot seperti itu, wajahmu lucu sekali. "
" Kamu selalu seperti itu" ucap Jojo dengan mulutnya yang bersungut- sungut.
Ara kembali tertawa kecil " Ayo kita pulang !" Ajaknya kemudian.
Jojo pun terpaksa mengiyakan, setelah pamit kepada makam kedua orang tua Ara, dan berjanji akan datang lagi jika libur nanti, mereka pun pergi meninggalkan area pemakaman dan kembali pulang ke rumah.
Saat hendak menuju mobil, Jojo tertarik dengan pedagang asongan yang sedang menjajakan dagangannya di depan gerbang area pemakaman tersebut, pedagang itu menjual aneka macam accesories, seperti gelang , kalung dan cincin imitasi.
Jojo menghampiri pedagang itu dan memperhatikannya sejenak, kemudian Ara pun mengikutinya " Kamu mau ngapain ?" Tanya Ara
Jojo mengambil sebuah kalung yang terbuat dari tembaga yang berbandul perak yang berbentuk hati.
" Ini berapa bang ? " tanya Jojo pada pedagang asongan itu.
" 50rb " jawabnya.
" Aku mau dua " sahut Jojo dengan cepat.
Ara mengernyit, dia heran untuk apa Jojo membeli kalung hati itu. Jojo meminta uang kepada dua pengawal yang selalu setia mendampinginya kemanapun Jojo pergi, karena mereka tidak mau kecolongan seperti dulu lagi. Jojo tidak pernah mau pegang uang, makanya mommy Jojo selalu menitipkan uang untuk keperluan Jojo kepada dua pengawalnya saat dia berada di luar rumah.
Setelah membayar kedua kalung itu, Jojo kembali mendekati kedua pengawalnya
" Paman, berikan ponselku " Pinta Jojo sambil menengadahkan telapak tangannya.
Dengan cepat pengawal itu memberikan sebuah ponsel keluaran terbaru yang selalu di gunakan Jojo untuk bermain game dan nonton Youtube saja.
Jojo pun menyahut ponsel itu dengan cepat
" Ara, ayo kita foto !" Ajak Jojo sambil menarik tangan Ara mendekatkan tubuh Ara dengan nya.
Ara terkesiap, tapi berusaha menampilkan senyuman manisnya saat Jojo sudah memasang aba-aba kamera di depannya, mereka melakukan selfi.
" Wah...bagus..." Teriak Jojo dengan heboh nya saat melihat hasil jepretan selfinya bersama Ara.
Ara mengerutkan dahi, dia semakin aneh dengan sikap Jojo. " Buat apa foto itu Jojo ?"
Jojo mendongak dari ponselnya dan menatap Ara " Buat di cetak dan di masukan dalam kalung ini " Ucap Jojo polos sambil menunjukkan dua buah kalung hati yang sudah di beli nya tadi.
" Paman, kemarilah.. ! " Jojo memanggil salah satu pengawalnya, lalu memberikan ponsel miliknya berikut dua buah kalung berbandul hati " Tolong cetak foto yang ini, dan pasang di dalam bandul kalung hati nya " Imbuh Jojo, memerintahkan pengawalnya. Pengawal itu pun bergegas memenuhi permintaan majikannya tersebut.
Ara mengernyit, darimana Jojo bisa punya ide yang menurutnya konyol seperti itu, dan untuk apa dia melakukan nya. " Jojo, darimana kau punya ide ini ?" Tanya Ara dengan penasaran.
Jojo menoleh kemudian tersenyum lebar pada Ara " Aku tidak sengaja menemukan kalung seperti itu di kamar mommy, lalu aku membukanya dan menemukan foto mommy bersama daddy di dalamnya. Jadi aku ingin membuatnya juga denganmu " Tutur Jojo dengan polos dan tersenyum riang.
Ara mencoba mengerti, kata Ayura, Jojo sekarang berada dalam fase umur anak 5-6 tahun, sehingga dia mempunyai keingin tahuan yang besar dan dia lebih kritis pada setiap hal seperti anak seumuran itu, Karena sebuah kecelakaan yang terjadi tiga tahun yang lalu, membuat Jojo kehilangan sebagian ingatannya dan otaknya seperti di reset dan kembali ke masa kecil nya lagi. Ara sangat ingin Jojo sembuh tapi dia juga tidak mau jika suatu saat nanti Jojo sembuh, Jojo akan meninggalkan dia dan melupakan pernikahannya dengan Ara.
Ara tersenyum tipis mendengar keinginan Jojo yang dianggap Ara sepele itu. " Lalu, kenapa kau membuatnya dua ?" Tanya Ara menanggapi keinginan Jojo.
" Kita kan berdua, aku satu kamu satu " Jawab Jojo dengan mengerjap polos.
" Hmmm....baiklah. " Ucap Ara. " Kamu mau menunggu pengawalmu, apa kita pulang duluan saja ?" Imbuh Ara, memberikan pilihan pada Jojo.
Jojo berpikir sejenak " Hmm, aku mau jalan -jalan ." Jojo tampak celingukan " Kesana..." Unjuk Jojo pada satu taman yang tak jauh dari pemakaman itu.
Ara menoleh ke arah yang di tunjukkan Jojo, kemudian mengangguk mengiyakan " Ayo.." ajak Ara.
Ara pun menggandeng tangan Jojo dan berjalan berdampingan menuju sebuah taman yang sering di pakai tempat bermain anak-anak. Dan di ikuti oleh seorang pengawal pribadi Jojo.
Taman itu tampak sepi, karena hari masih siang, biasanya tempat itu ramai di kala mentari sudah mulai condong ke arah barat. Sore hari adalah waktu yang sering di gunakan untuk para orang tua yang mengajak anaknya jalan-jalan santai dan memainkan beberapa permainan anak di sana.
Di pinggir jalan taman, terlihat beberapa orang yang sedang memasang sebuah baliho berukuran besar, yang memampangkan gambar tentang informasi sebuah acara bazar amal yang akan di selengarakan oleh pemerintah setempat, Ara dan Jojo sejenak memperhatikan gambar tersebut.
Tanpa mereka sadari jika salah satu penyangga baliho itu terlihat goyang, dan tidak bisa bertumpu dengan baik, para petugas yang memasang baliho pun tak menyadari nya. Sampai saat Ara dan Jojo melewati samping baliho tersebut, baliho tersebut akan tumbang, Jojo yang menyadari nya terlebih dulu dengan cepat memeluk dan menjatuhkan tubuh Ara dan menghalangi penyangga yang akan menimpa tubuh Ara dengan tubuhnya yang kekar, sehingga penyangga itu tepat mengenai kepala dan punggung Jojo, dengan Ara yang terkungkung di bawah Jojo.
"Jojo..." Teriak Ara dengan histeris saat melihat ada sedikit darah yang mengalir dari kepala Jojo. Jojo tersenyum menatap Ara yang berada di bawahnya, kemudian tergolek tak sadarkan diri saat orang -orang sudah memindahkan pengangga besar dari tubuh Jojo.
Mereka langsung membawa Jojo ke rumah sakit terdekat. Ara terlihat sangat panik, wajah polos Jojo yang tersenyum saat menyelamatkannya tadi selalu terbayang di pelupuk matanya.
Ara pun menghubungi Ayura dan memberitahukan perihal kecelakaan yang di alami Jojo, Ayura segera bergegas ke rumah sakit menemui mereka.

KAMU SEDANG MEMBACA
Tuan Muda Idiot
RomanceKarena rasa kasihan dan ingin membalas jasa, Tyara Arriella terpaksa harus menerima tawaran pernikahan dari ibu seorang pria yang mempunyai keterbelakangan mental, guna menyembuhkan penyakitnya tersebut. Disetiap fase kesembuhannya, sang suami mempu...