Happy reading!! ^^
Seperti yang direncanakan Vano, siang ini mereka berdua pergi ke dokter kandungan untuk memeriksakan keadaan Naya terutama kandungannya. Naya masih terlalu muda untuk mengandung, sehingga cukup rentan keguguran kalo kata dokternya.
"kalian nikah muda ya?" tanya sang dokter.
"iya dok, kandungan saya baik-baik aja kan?" Naya balik bertanya.
"untuk saat ini kondisi janin ibu Alhamdulillah sehat, ibu juga harus sering-sering check up untuk memeriksa kandungan ibu setiap bulan, makan makanan yang sehat dan jangan kebanyakan makan junk food ya bu, soalnya makanan makanan itu berbahaya bagi bayinya, ibu juga jangan terlalu kecapean, sering sering olahraga kecil atau yoga itu baik saat hamil" jelas sang dokter panjang lebar.
"baik dok, terimakasih" sambung Naya.
"dok saya boleh nanya?"
"boleh, nanya apa bapak?"
"emm saya masih boleh itu ngga ya dok?"
"oh saya paham kok pak, boleh boleh asalkan jangan terlalu keras keras dan jangan terlalu sering melakukannya," dokter itu tertawa mendapat pertanyaan seperti itu dari Vano.
"hehe makasih dok" Vano juga tertawa canggung sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
"yaudah kalau begitu kami pamit ya dok, terimakasih untuk pemeriksaannya"
"baik pak bu, semoga ibu dan bayinya sehat terus sampai lahiran ya"
"Aamiin, terimakasih, perimisi dok"
"iya sama-sama"
Naya maupun Vano mulai meninggalkan ruangan tersebut lalu menutup kembali pintunya. Mereka berjalan menuju tempat dimana mobilnya terparkir.
"kamu tadi tanya apa sih Van, kok aku ngga paham"
"ahh itu mah cuma tanya biasa"
"tanya apaaa, kan aku mau tau juga"
"tanya tentang ngewe" bisik Vano di telinga Naya.
"HEH" tangan Naya refleks menggampar pipi Vano lumayan keras.
"yaampun sakit kali Nay pake digampar segala, katanya mau tau tapi dikasi tau malah digampar, dasar bumil bau kambing" Vano mengelus pipinya yang merah karena ulah Naya.
"apa lo kata? bau kambing?"
"iya bau kambing nape?"
"masih mending bau kambing, kamu bau ee nya kambing AHAHAHAHA wleee"
Naya menjulurkan lidahnya untuk meledek suaminya, Vano hanya tersenyum pasrah. Setelah itu Naya masuk ke dalam mobil dan memakai seatbelt-nya, begitu juga dengan Vano.
"kita ke supermarket sekarang okay?" tanya Vano.
"ye"
"jawabnya singkat banget kek cewe"
"lah kan emang cewe, ogebbb"
"oiya lupa"
"bener bener minta digampol ni orang"
"pake bibir"
"ogah amat, MODUS"
"beneran ayangg sini" Vano memonyongkan bibirnya.
"noh makan tuh tangan bau jengkol" Naya menjejelkan tangannya ke mulut Vano.
"bleh bleh asin amat tu tangan"
"ya masa pedes"
"iya pedes kaya mulutnya Naya"
"ah banyak omong ya anda, cepetan cuss berangkattt"
KAMU SEDANG MEMBACA
Baby Boy || Alvano
Teen FictionWarning area 1821!!!🔞 "Nay mau ini boleh ngga?" ucap Vano memohon kepada Naya sambil menoel noel bagian dada istrinya itu. "ngga ngga, apaan yang ada enak di lo rugi di gue." gerutu Naya menanggapi bayi besarnya ini. "ih kok gituu, jadi istri tu ha...