[O7]

150K 3.6K 94
                                    

Happy reading!! ^^

Naya dan Vano mulai merebahkan diri di ranjang, namun mereka melakukan kegiatannya masing masing. Naya dengan buku novel di tangannya, Vano dengan handphone dan headset yang tersumpal di telinganya.

Vano yang merasa bosan langsung melepas headset dan meletakkan handphone nya di atas nakas. Lalu ia menengok ke sampingnya, menatap Naya lumayan lama.

"ih ngapa ngeliatnya gitu amat sih"

"gapapa, aku bosen gatau mau ngapain makanya ngeliatin cewe cantik aja dah."

"ngga jelas banget, semenjak sakit ngomongnya jadi ngelantur gini"

"tapi emang beneran cantik loh, Nay nenen lagi yak" Vano mengeluarkan jurus puppy eyes ala ala manja.

"nah kan ada maunya pasti, nanti ah Van. Kalo mau tidur aja yaa."

"aku udah ngantuk Nay, sekarang ya"

"hmmm" Naya mempersilahkan Vano yang membuka sendiri.

Naya menyusui sambil membaca novelnya. Vano berada di atasnya, sehingga Naya melingkarkan tangannya di belakang kepala Vano agar tetap bisa membaca.

"aduh Van sakit, jangan digigit dong." Vano ingin Naya fokus memanjakannya bukan malah membaca novelnya itu.

Plop

"biasanya kamu elus elusin kepala aku, ini malah fokus ke novel. Aku nya dilupain, ngeselin banget huh."

"minta nenen udah aku turutin juga, jangan digigit kan sakit jadi merah."

"iya iyaa maaf, baca novelnya besok lagi aja. Ngga boleh baca sambil tiduran, kasian nanti matanya sakit."

Naya menuruti apa kata Vano, memang benar jika tidak boleh membaca sambil tiduran, bikin mata sakit karena kurang pencahayaan.

Vano yang masih berbaring di atas tubuh Naya kembali melahap puting Naya namun di puting yang satunya. Karena puting yang tadi masih sakit, kasian Naya.

....

Plop

"ini kapan keluar ASI nya sih? gini tuh udah enak tapi lebih enak kalo ada isinya."

"ya keluarnya pas aku udah punya anak, tapi kan kalo ASI nya udah keluar berarti itu buat dedek bayi bukan buat kamu."

"kan nenen nya ada dua, yang kanan buat aku yang kiri buat dedek bayi."

"trus kalo dedek bayinya kembar gimana? kan aku cuma punya dua."

"dedek bayi nya yang satu aku aja yang nyusuin"

"ngaco!!"

"besok disini bakal ada dedek bayinya kan Nay??" kata Vano sambil mengelus perut rata Naya.

"iya tapi aku belom siap, kan masih sekolah. Nunggu aku lulus dulu ya Van, kalo aku hamil pas masih SMA ntar malah dikira jebol duluan."

"heemm gapapa kok, aku juga ngerti keadaanmu masih sekolah gini."

"makasii Van udah ngertiin aku" ucap Naya sembari mengecup puncak kepala Vano karena posisi Vano lebih rendah darinya.

"kok nyiumnya disitu sih, sini aja ya ya ya." Vano menunjuk bibirnya lucu.

"gamau ah, dasar modus!"

Cup

Secepat kilat Vano mengecup bibir Naya.
"kali ini aku duluan gapapa, lain kali kamu duluan yang nyium disini ya."
lanjut Vano memanyunkan bibirnya.

"ih curang!!! Van hadap sini coba."

Cup

"udah kan, aku udah ngga ada utang utang lagi. Udah aku lunasin barusan hihi." ucap Naya sambil memamerkan deretan giginya.

Baby Boy || AlvanoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang