[21]

69K 1.5K 28
                                    

Happy reading!!^^

Naya dan Vano semalam menginap di rumah orang tua Vano. Karena semua masih berkumpul disini jadi pagi pagi udah rame, anak anak pada main bareng di halaman belakang dan para orang tua berada ruang tamu.

"Kak Nay sini deh, aku mau bisikin sesuatu" lalu Naya mendekat ke arah gadis kecil bernama Gia, dia ini anak dari tante Mona. Sifatnya emang jauh beda sama mamanya, dia cerewet juga sih tapi judesnya ngga nurun ke anaknya ini.

"mau bisikin apa sayang"

"aku pengen jalan jalan sama kakak ke luar gitu tapi jangan bilang bilang mama ya, nanti Gia dimarahin mama" bisik Gia kepada Naya.

"Gia mau jalan-jalan? boleh kok, ayok jalan-jalan sama Kak Nay"

"ih tapi diem diem ya, Gia takut dimarahin" bisik Gia lagi sambil melirik kanan kiri takut ada yang mendengar.

"okeyy serahin semua sama kakak, Gia tunggu di sini dulu ya. Kak Nay mau ijin dulu sama Kak Vano" lalu Gia mengangguk setuju. Naya berjalan mendekati Vano yang sedang bermain bulutangkis bersama Vian.

"Vanooo" panggil Naya.

"apa sayang"

"sini dulu, bentar ya piyan aku pinjem Vano bentar" Vian mengangkat jari jempolnya tinggi-tinggi. Lalu mereka berjalan agak menjauh dari halaman belakang yang lumayan sepi.

"Van aku mau main sama Gia keluar bentar boleh ya, kasian Gia pengen jalan-jalan tapi ngga dibolehin tante Moneng, boleh ya ya ya" Naya mengeluarkan jurus puppy eyes andalannya.

"sama aku juga ya?"

"jangannn, aku mau berdua aja sama Gia okeyy!! cuma keluar bentaran doang kok ngga nyampe malem"

"tapi cium dulu sini" Vano menunjuk bibirnya dengan jari telunjuk.

"yeee itu mah kang modus"

"kalo gamau yaudah gaboleh pergi" Vano ingin berjalan meninggalkan Naya namun tangannya ditahan oleh Naya.

"aaaaa iya iya tapi jangan disini"

"gapapa disini juga gaada orang kok"

"ish yaudah deh, buruan sini" Vano mendekatkan wajahnya dan sedikit merendahkan tubuhnya.

Cup

Naya mengecup singkat bibir Vano, namun saat Naya ingin mengakhirinya, Vano malah mendorong tengkuk Naya agar ciumannya tidak berhenti sampai disitu. Ia melumat bibir Naya yang terasa manis, bibir Naya adalah sebuah candu bagi Vano.

"BUSETTTT DAH MATA GUEEEEE" teriak seseorang dari belakang, ternyata dia adalah Gerry. Naya refleks mendorong Vano agar menjauh karena telah tertangkap basah sedang melakukan hal yang iya iya di tempat sepi seperti ini.

"bang kalo mau nongol tu bilang bilang dulu kali, gatau orang lagi enak enak lo"

"ya salah siapa enak enak di tempat kek gini, kamar disini aja banyak. Untung yang liat bukan Gia"

"oiyaaaa Gia yaampun sampe lupa, yaudah aku pamit dulu Van, kak Ger" Naya mencium tangan Vano lalu pergi meninggalkan kedua lelaki itu.

"lah tangan gue ngga dicium sekalian nih, kasian amat anjrit" Gerry mengelus punggung tangannya dengan muka memelas. Vano menempeleng pala Gerry, kurang ajar emang.

"makanya nikah bro, jomblo jomblo bae"

"pala gue sakit goblock, main nempeleng nempeleng ae lo"

"salah siapa nyari masalah sama gue" diam-diam Vano mengeluarkan gas beracun dari dalam tubuhnya. Ia segera berlari agar terhindar dari amukan Gerry.

Baby Boy || AlvanoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang