Di sinilah mereka sekarang, di halaman rumah atap milik Baek Rang berada. Keduanya meneguk masing-masing satu gelas soju.
"Enak, kau beli di mana?" Tanya Jonggun memuji masakan bibi Dalram.
"Tidak beli, itu pemberian dari pemilik gedung di sini," Jawabnya dengan mulut mengunyah udang di mie Jjampong.
"Oh"
Slurp slurp...
Huh.
'Bilangnya saja yang tidak bisa tidur, padahal yang tidak bisa tidur itu cacing-cacing di dalam perutnya. Cih,' Batin Baek Rang menggerutu.
"Kenapa?" Tanya Jonggun menangkap raut aneh wanita di hadapannya.
"Tidak, makanlah. Kau terlihat lapar"
"Hm, manusia yang biasa masak di rumahku sedang pergi. Jadi aku belum makan dari kemarin,"
Pantas.
Suara kunyahan keluar dari mulut mereka, terutama Jonggun dengan porsi yang lebih besar.
"Umurmu berapa?" Tanya Baek Rang mengisi keheningan.
"Sembilan belas," Jonggun menjawab dengan singkat karena memilih fokus pada makanannya.
"Ha? Sembilan belas? Yang benar saja? Kukira kau seumuran denganku. Wah, mukamu boros juga, ya," Ucap Baek Rang ringan.
Namun, sebuah tatapan tajam langsung mengarah pada wanita itu.
"Memangnya umurmu berapa?" Tanya Jonggun, asal saja bertanya.
"Duapuluh satu"
"Sumimasen?" Sekarang Jonggun yang beralih terkejut.
"Kau... bicara apa?" Cicit Baek Rang menatap pria di hadapannya dengan tatapan waspada.
Awalnya Jonggun berpikir bahwa wanita itu lebih muda darinya, ternyata lebih tua.
"... Kenapa?"
Ia menatap Baek Rang yang seperti tengah awas padanya.
"Tidak, hanya saja aku tidak terbiasa memakai bahasa formal"
Sebuah dustaan keluar.
"Sejak kapan juga kau berbicara sopan padaku?"
"... Iya juga," Mendengar itu, Baek Rang mendengus.
Keduanya kembali menyantap masakan bibi Dalram. Lalu mata Jonggun menatap beberapa mandu milik Baek Rang yang belum di sentuh.
"Mandu-mu kalau tidak ingin dimakan, biar aku saja," Ucap Jonggun.
"Enak sekali! Aku juga lapar," Tukasnya.
"Ya sudah. Tidak perlu kesal begitu"
Baek Rang mencibir menanggapi.
Berselang setelah itu, mereka kembali memulai percakapan. Membahas hal-hal kecil yang mungkin saja tidak perlu.
Namun, tiba-tiba saja Baek Rang tersedak kulit udang yang entah bagaimana bisa berada di wadah makanannya.
Jonggun yang melihat itu, tanpa pikir panjang langsung menyodorkan gelas kecil berisi alkohol. Baek Rang yang tidak menyadari hal itu pun menerimanya.
Saat diteguk, "UHUK, HUWEKKK..."
Rasa panas seketika menjalar di tenggorokannya.
"Hei, bodoh! Orang tersedak itu harusnya diberi minum air putih! Bukan alkohol!" Pekiknya kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
STREET LIGHTS
FanfictionAU - Alternative Universe (esp for Park Jonggun from Lookism - Park Taejoon). Penulis hanya meminjam karakter dari salah satu karya Park Taejoon di aplikasi Webtoon, Lookism. Penulis sama sekali tidak mengklaimnya sebagai milik sendiri, melainkan ha...