Emotikon

357 64 5
                                    

"Seperti yang CEO Choi ketahui, hubungan antara Rusia dan Amerika tidaklah baik. Sedangkan relasi antara Korea Selatan dan Amerika merupakan sekutu. Maka dari itu, bisnis yang akan kita jalankan akan dilakukan secara rahasia agar tidak menimbulkan konflik antar negara. Presdir Rumanov berharap Anda dapat memahami kekhawatirannya," Jelas Dmitri kepada tamu atasannya.

Terlihat CEO Choi yang sedang diajak diskusi tengah berpikir sejenak.

"Saya memahami kekhawatiran yang dikhawatirkan Presdir Rumanov. Hanya saja, keuntungan apa yang bisa saya dapatkan apabila bisnis ini secara resmi berjalan?" Tanyanya kritis.

Dmitri menerjemahkan kalimat CEO Choi ke dalam bahasa Rusia kepada atasannya. Kemudian presdir Rumanov menampakkan senyum miring setelah Dmitri selesai berbicara.

"Hahaha, saya tahu Anda akan menanyakan ini. Tentu, siapa orang bodoh yang tidak menginginkan keuntungan atas bisnis gelap yang keuntungannya bisa mencapai triliunan dolar?" Ungkap presdir Rumanov sarkas, beliau berdiri dari duduknya.

Berjalan ke arah meja yang terdapat guci-guci antik mahal.

"Karena pasokan bahan yang akan pihak kami produksi setengah persennya merupakan dari pihak CEO Choi, pihak Anda akan mendapat empatpuluh persen dari semua hasil. Ini merupakan penawaran terbaik dan terjamin. Anda bisa memikirkannya"

Kembali Dmitri menjelaskan percakapan antara dua orang berbeda bangsa itu.

"Untuk kami yang hanya berkontribusi dalam memenuhi pasokan bahan, penawaran ini sudah cukup baik. Namun, hanya satu kekhawatiran saya," Mimik wajah CEO Choi tergambar lebih serius.

Sembari Dmitri menerjemahkan kalimatnya, ia memajukan sedikit badannya agar lebih tegap.

"Apa itu?"
ㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤ
"Apa jaminan jika Anda tidak akan berkhianat?"

×××

"Wah, seluruh badanku rasanya hampir remuk. Padahal aku hanya duduk sembari mendengarkan ayah dan presdir Rumanov berbicara. Tapi, suasana di sana sangat mencengkam hingga membuatku tegang!" Seru Krystal dengan peluh membanjiri pelipisnya.

"Kau benar! Aku bahkan tidak berani menggaruk pantatku yang gatal karena takut bergerak sedikit akan ditebas dengan samurai di sana. Ah, padahal tadinya aku ingin bertanya samurai itu beli di mana," Keluh Jungoo yang tak kalah heboh dengan Krystal. Walau di akhir kalimatnya ia kembali lesu.

"Nah, benar, 'kan? Bagaimana menurut pendapatmu kak Jong--- eh? Kak Jonggun? Di mana dia?" Heran Krystal melihat sekitarnya dan tidak mendapati satu orang pun kecuali Jungoo di sebelahnya.
ㅤㅤㅤ
"Hm? Mungkin merokok"
ㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤ
Sedangkan di tempat Jonggun sendiri yang mana sedang berada di taman hotel, ia tengah mengutak-atik ponsel pintar berwarna putihnya.

Membuka salah satu aplikasi pesan daring dan berada di ruang pesan milik wanita yang akhir-akhir ini sering berinteraksi dengannya.

Tengah bimbang ingin memberi pesan lebih dulu.

Ting!

"Astaga, kaget aku," Serunya hampir terjungkal karena suara notifikasi yang tiba-tiba.

Namun, yang lebih membuatnya terkejut adalah pesan yang baru saja masuk.

Namun, yang lebih membuatnya terkejut adalah pesan yang baru saja masuk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sebentar, apa-apaan nama kontaknya itu? Jonggun baru sadar.

Jonggun terkekeh sejenak melihat emotikon yang dikirim Baek Rang, terlihat lucu baginya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jonggun terkekeh sejenak melihat emotikon yang dikirim Baek Rang, terlihat lucu baginya.

Kemudian menyadari tingkah bodoh tersebut.

"Ah, apa-apaan aku barusan? Sudah gila aku rupanya"

Ia berdecak seraya mencengkram surainya kasar, gelisah akan sifatnya saat ini yang berbeda dari biasanya.

Tak lama setelah itu, namanya dipanggil dari arah belakang.

"Jonggun-ku~ CEO Choi memanggil nih... Beliau menyuruh kita untuk makan malam~"

'Ah, dasar pengganggu,' Batin Jonggun mengutuk.

###

Hai? Maaf banget aku ngaret update. Soalnya aku udah mulai PTM dan jarang ada waktu buat nulis.

Ini aja aku nyempet-nyempetin sambil nunggu dzuhur di sekolah.

By the way, buat jam yang foto-foto di atas, abaikan aja, ya. Soalnya emang aku ngasal banget ngeditnya dan maaf juga kalau fotonya burem-burem.


Hehe.

Tetep jaga kesehatan, yaa!!!
Selamat membaca.

STREET LIGHTS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang