Pergi Sebentar

343 77 22
                                    

"... Besok aku akan ke Rusia," Ucapnya sembari menatap arah dalam kafe bernuansa vintage itu.

"Berangkat jam berapa?”

"Sekitar jam tiga"

“Oh”

Jonggun memasang raut wajah aneh saat mendengar respons santai lawan bicaranya.

"'Oh'... saja?"

"Iya," Jawab Baek Rang cuek sembari memakan satu buah stroberi dari kotak yang terbuka.

Hah, wanita gila ini...

Sudahlah, apa yang ia harapkan? Lebih baik segera pulang, bersiap menyiapkan keperluannya untuk ke Rusia.

"Hhh, ya sudah. Aku pulang, sampai jumpa tiga hari lagi," Pamitnya pada Baek Rang.

"Hm, hati-hati"

Ia sedikit menjauh saat Jonggun memasuki mobil, membiarkan pria itu pergi dari daerah tempat tinggalnya.

Lalu tiba-tiba, wanita itu mengetuk kaca mobil Jonggun.

"Apa?"

"Kau punya ponsel?" Tanya Baek Rang.

Jonggun mengerutkan alisnya, "Punya, kenapa?"

"Kemarikan"

Dengan ragu, pria berumur sembilan belas tahun itu menyodorkan ponsel pintarnya. Menatap waspada atas gerak-gerik Baek Rang.

"Tidak usah gugup begitu, tidak akan kubuka juga laman pencarian naver-mu. Tenang saja, aku tahu rahasia lelaki"

"Ck" Decak Jonggun kesal.

Selesai dengan urusannya, Baek Rang mengembalikan ponsel Jonggun.

"Sudah sana, pergilah"

"Hm, sampai nanti"

“Ya, dah"

Mobil sedan berwarna hitam tersebut menghilang bersama dengan pemiliknya, meninggalkan Baek Rang yang masih berdiri di tempat parkir.

×××

01.38 KST

Drrtt drrtt...

Drrtt drrt--- tit....

"... Halo?"

"Hei, bocah bodoh. Bangun, jam tiga kau harus berangkat ke Rusia"

"... Ha?"

Jonggun terkesiap, seketika merasa segar mendengar suara seseorang di balik ponselnya.

"Hei, kau dapat nomorku dari mana?"

"Beneran bodoh rupanya, kau pikir tadi malam aku meminjam ponselmu untuk apa?"

Ah, jadi itu...

"Ya sudah, kau sudah bangun. Jangan tidur lagi, bersiap-siap sana"

"Ck, iya"

Tut...

Telepon dimatikan, Jonggun menaruh ponselnya di nakas. Menyibak rambutnya yang turun ke dahi.

Krek krek...

Bunyi regangan tulang leher yang digerakkan Jonggun terdengar. Ia masih mengumpulkan nyawanya.

Namun walau begitu, di memorinya tertanam satu ingatan kecil yang baru saja terjadi.

Suara halus nan serak khas orang bangun tidur di seberang sana.

Untuk seseorang yang terlihat tidak peduli, bukankah hal tersebut terlalu berlebihan?

###

haiii!!! setelah berminggu-minggu aku hiatus, akhirnya balik juga. hehehe.
maaf, ya, lama baru balik. 😓

by the way, aku ngebayangin antara baek rang sama jonggun yang notabenenya tsundere sama tsundere, gimana.

bakalan kacau sih. 😩✌️

sok-sokan cuek padahal peduli inside, wkwkwk.

terus buat maksud dari kalimat terakhir itu, jadi kan si baek rang pas dikasih tau kalau jonggun bakalan ke rusia, responsnya biasa aja.

nah, tapi dia rela bangun malem-malem hampir jam dua cuma buat bangunin jonggun. nelfon dengan suaranya yang masih serak.

yaaa... intinya begitulah, ya.

jangan lupa jaga kesehatan + jaga diri, sekarang makin banyak kasus-kasus rape bertebaran.

kalian hati-hati, ya. udah sempit tempat aman di dunia. mau kemana pun rasanya bakal bahaya.

kalau gini jadi pengen ada vasco rl. 😓
hehehe.

udah ah, aku mau ngelanjutin book selanjutnya. cusss, dadaaahhh!!!

STREET LIGHTS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang