Arif

5.8K 215 2
                                    

Setelah makan malam semua berkumpul di ruang tengah menonton tv. Besok adalah hari minggu sehingga semuanya terbebas dari kegiatan belajar.

"Pa besok aku pertandingan sepakbola ya sore. "Izin Kafka kepada Danu.

"Iya. Ati-ati. "Jawab Danu dan masih fokus dengan tayangan di TV.

"Tan eh bunda mau ikut? "Tanya Kafka kepada Shinta. Dia menoleh menatap Shinta yang masih fokus dengan handphonenya.

Shinta mendongak balas menatap Kafka dan Danu bergantian. Dia tak mengerti.

"Biasanya banyak yang nonton Bun. Tante Rena juga biasanya nonton. "Jelas Kafka melihat bundanya kebingungan.

Tante Rena adalah tante dari Shinta. Dan memang setau Shinta manager klub sepakbola yang Kafka ikut di dalamnya adalah omnya, suami Tante Rena.

"Oh iya, bunda sempet dapet cerita itu. Oke bunda nonton besok. "Putus Shinta mengingat besok dia tidak ada acara. Lagipula besok pasti ada tantenya sehingga Shinta tidak akan merasa sendiri.

"Bunda bunda aku ikut. "Seru Bella semangat. Shinta mengangguk setuju.

"Caca ikut? "Tanya Shinta dan menoleh kepada Caca. Caca sedari tadi diam sembari menonton obrolan mereka.

"Boleh? "Tanya Caca pelan.

"Boleh, besok sama bunda ya? "Tanya balik Shinta. Caca mengangguk dan tersenyum.

Danu senang melihat interaksi antara Shinta dan ketiga anaknya. Walau terkesan canggung dan kaku tapi mereka mencoba mulai akrab.

Malam semakin larut, Caca dan Bella sudah masuk kamar untuk tidur. Sementara Kafka masih sibuk bermain game di ruang tamu. Shinta juga beranjak ke kamar saat dilihatnya jam menunjukkan pukul 10 malam.

"Aku ke kamar dulu. "Ucap Shinta kepada Danu yang asyik menonton TV.

Shinta merebahkan diri di ranjang dan langsung memejamkan mata berusaha tertidur. Tak lama Danu masuk kamar. Dilihatnya Shinta yang sudah terpejam.

"Sayang. "Panggil Danu pelan. Dia duduk disamping Shinta yang sudah rebahan. Danu mematikan lampu kamar dan menggantinya dengan lampu tidur.

Shinta tak berniat membuka matanya. Apalagi bangun.

"Yang. "Panggil Danu lagi.

Shinta masih tak bergeming.

Cup!

Danu mengecup kening Shinta.

"Selamat tidur sayang. "Ucap Danu pada akhirnya. Dia ikut merebahkan diri disamping Shinta dan memeluk perut istrinya dari belakang. 

Shinta tak nyaman, tapi dia juga tidak bisa menghindar. Dibiarkan saja tangan suaminya melingkar di perutnya.

...

"Shin. "Panggil Rena, tante Shinta saat Shinta turun dari mobil. Shinta segera menggandeng Bella dan Caca untuk berjalan ke tribun sementara Kafka berjalan ke lapangan.

"Duh ponakanku sing ayu dewe saiki akeh buntut e. "Komentar lirih Rena tidak Shinta hiraukan. Dia duduk bersama kedua anaknya disamping Rena.

("Duh keponakanku yang cantik sendiri sekarang sudah banyak anaknya.")

"Bun aku duduk disana ya? "Pinta Bella dan menunjuk bagian depan tribun.

"Ajak adiknya. "Jawab Shinta. Keduanya segera berlari ke tribun bagian depan. Sementara Shinta tetap di tempatnya.

"Kok rombongan banget sih? "Tanya Rena kepo.

"Iya, pada mau ikut nonton Kafka. "Jawab Shinta pelan.

"Jelas, Kafka kan andalan klubnya om mu ini. "Ujar Rena sedikit menjelaskan.

Menikahi Duda Anak TigaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang