Sayang

4.8K 194 1
                                    

"Yaaaaaaaaang. Kok pembalut kamu masih banyak banget sih? Kamu telat? "Teriak Danu saat membuka lemari dan menemukan tumpukan pembalut milik Shinta.

"Hah? Masa? "Tanya Shinta tak percaya.

Dia baru saja masuk kamar dan suaminya sudah berteriak.

"Eh iya mas. Telat hampir dua bulan loh. Kok aku enggak sadar ya? "Lanjut Shinta setelah mengecek aplikasi kalender periodnya melalui handphone.

"Hamil kali ya yang kamu? "Tebak Danu senang.

Shinta menggeleng.

"Udah biasa gitu mas. Udah lah gausah ditebak-tebak. Ntar kamu kecewa. "Jawab Shinta dan kembali menscroll tiktoknya.

Danu menggumam pelan lalu menghampiri Shinta dan memeluk perutnya. Danu dengan iseng menciumi perut Shinta.

"Maaaas geli ih. "Protes Shinta kesal dengan kelakuan suaminya.

Danu tak peduli dan tetap menciumi perut Shinta.

"Gak usah aneh-aneh tangannya. "Seru Shinta saat Danu membuka kancing piyamanya.

Danu tergelak dan tetap melanjutkan aksinya. Memang beruntung nasib Shinta bersuamikan Danu.

...

"Bunda sakit? "Tanya Kafka sembari masuk kamar orang tuanya. Dia baru saja pulang dari sekolah dan mendengar dari Mbak Ina kalau bundanya sedang beristirahat di kamar karena mengeluh sakit.

"Cuma demam kak. Gimana sekolahnya? Bekalnya enak? "Tanya Shinta sembari meminta Kafka duduk disampingnya.

Kafka malah merebahkan diri disamping bundanya.

"Capek nda. Tadi ada pertandingan futsal kan. Bekalnya tadi kakak makan abis tanding. Enak banget nda. "Jawab Kafka sembari menonton tv yang disetel bundanya di kamar.

"Bundaaaa. "Seru Bella dan Caca dan menghambur ikut tiduran di kasur bundanya.

"Eh udah pada pulang ngaji? Kok cepet banget? "Tanya Shinta heran kepada keduanya.

"Tadi banyak yang bolos nda. Jadi cepet deh. "Jawab Bella dan didukung anggukan Caca.

Danu yang baru saja masuk kamar dibuat terheran melihat kasurnya sudah penuh dengan anak-anak dan istrinya. Harapannya untuk berduaan pupus sudah. Tapi dia tak kehilangan akal.

"Kak, masih capek? Beliin obatnya bunda kak. "Pinta Danu sembari menaruh handphonenya diatas lemari plastik yang ada di dekat pintu.

"Enggak. Tapi bawa mobil ya pa? "Tawar Kafka. Danu mengangguk.

Kafka langsung beranjak dan mengambil kunci mobil.

"Bella ikut. "Seru Bella dan turun dari tempat tidur.

"Ayo Ca kakak beliin ice cream. "Seruan Kafka membuat Caca ikut keluar kamar.

Danu tersenyum saat semua anak-anaknya sudah pergi. Tak lama suara mesin mobil terdengar.

Dia mendekati Shinta dan memeluknya.

"Jangan peluk-peluk nanti ketularan mas. "Ujar Shinta dan mencoba melepaskan pelukan Danu.

Danu tidak peduli dan semakin erat memeluk istrinya.

...

Badan Shinta sudah mendingan. Kemarin Bu Ani mengerok atas permintaan Shinta.

"Kak, kamu mau keluar enggak? Bunda pengen cilok depan rumah Tante Rena deh. "Pinta Shinta dan duduk disamping Kafka yang rebahan di depan tv.

"Kakak enggak mau keluar sih Bun. Tapi kalo bunda mau kakak beliin. "Jawab Kafka sembari menoleh kearah bundanya.

Menikahi Duda Anak TigaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang