Klarifikasi Status Shinta

4.2K 176 5
                                    

Shinta memainkan jari-jarinya pertanda dia tak nyaman di situasi ini. Tak hanya itu, dia juga gugup.

Danu mengawasi istrinya dari meja yang tak jauh dari tempat Shinta duduk menunggu teman-temannya. Sore ini Shinta berjanji untuk bertemu dengan Arif, Rania dan Dimas.

Danu memang sengaja tidak mau ikut duduk bersama mereka. Biarkan Shinta menyelesaikan semuanya sendiri dulu. Tapi dia akan tetap memantau istrinya itu.

Tak lama Rania datang bersama Dimas.

"Shintaaaa. Yaampun kangen banget tau. " Seru Rania sembari memeluk sahabatnya itu. Sementara Dimas hanya tersenyum dan duduk di samping Rania.

Setelah Shinta dan Rania mengurai pelukan mereka barulah Dimas menyapa Shinta.

"Apa kabar Shin? Udah berapa bulan? " Tanya Dimas merujuk pada perut Shinta yang sedikit membuncit.

"Baik, alhamdulillah udah jalan 3 bulan. " Jawab Shinta sembari mengelus perutnya pelan.

"Beneran mau dipanggil aunty dong akuuuu. " Celetuk Rania senang.

Mereka mengobrol sebentar sembari menunggu Arif datang.

"Sorry telat. " Sahut Arif begitu dia sampai di meja yang ketiga temannya tempati.

Arif tampak tak jauh berbeda. Masih dengan setelan rapinya dan tas tersampir di bahunya. Hanya saja lingkar bawah matanya semakin menggelap.

"It's okay Rif. Look. Kita bakal punya keponakan baruuuu. " Sahut Rania sembari menunjuk perut Shinta.

Arif hanya mengangguk.

"Apa kabar Rif? Kerjaan lancar? " Tanya Shinta memulai pembicaraan.

"Lancar. Semua bagus. " Jawab Arif tanpa mau menatap Shinta.

"Guys, aku ngajak kalian ketemu disini bukan tanpa sebab. Aku mau bilang sesuatu sama kalian. 8 bulan yang lalu aku sudah menikah dengan suamiku. Mas Danu namanya. Kebetulan suamiku juga rekan kerja ayahnya Arif. Kalau kalian ingat kita pernah nongkrong dan ada anak SMA yang nyapa aku itu bukan keponakanku. Itu anakku yang paling besar. Kafka namanya. Maaf gak bisa jujur ke kalian sampai hari ini. "Jelas Shinta panjang lebar akan kondisinya.

Lama hening diantara mereka berempat.

" Meskipun udah  telat, selamat atas pernikahanmu ya Shin. "Ujar Arif memecah keheningan. Shinta menatapnya. Air mata Arif menggenang dan siap jatuh. Namun Arif dengan cepat mengusapnya.

" Terima kasih sudah jujur sama kita. Apapun keputusan kamu, kita akan dukung Shin. "Ucap Dimas tulus. Shinta tersenyum dan mengangguk.

" Yang lalu biarin. Sekarang kamu jangan simpen apapun dari kita ya Shinta? Kita pasti support kamu terus. "Kata Rania sembari memeluk bahu Shinta.

Shinta mengangguk menyetujui perkataan Rania.

Dimas berusaha mencairkan suasana. Akhirnya Dimas, Shinta dan Rania terlibat banyak pembicaraan seru sementara Arif lebih banyak diam.

...

" Mas aku mau ituuu. "Ujar Shinta sembari menunjuk pedagang mie ayam di tepi jalan.

" Iya sayang, sebentar. "Jawab Danu dan menepikan mobil.

Danu membantu Shinta untuk keluar dari mobil dan menggandeng istrinya untuk menyebrang jalan.

" Sayang mau beli berapa bungkus? "Tanya Danu saat mereka sudah sampai di depan penjual mie ayam.

" 6. Sama ibu sekalian. "Jawab Shinta sembari duduk karena dia tidak kuat berdiri lama lama.

Danu mengangguk. Setelah memesan dia kembali berdiri di samping Shinta dan mengelus bahu istrinya pelan.

Menikahi Duda Anak TigaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang