Quality time

4.3K 203 1
                                    

"Mas. "Lirih Shinta sembari membangunkan suaminya. 

Danu yang tertidur dengan kepala di dada Shinta pun mendongak.

"Hmmm. "

"Diem dulu mulutnya. Perih ih. "Seru Shinta sembari menangkup wajah Danu.

"Kenapa nda? "Tanya Danu akhirnya. Dia menyipitkan mata saat Shinta menyalakan lampu tidur disampingnya.

Shinta memakai kimononya sebelum terduduk.

"Kenapa sih nda? "Tanya Danu dan memeluk bahu Shinta.

Shinta menyandar di bahu Danu dan memeluknya.

"Kalo kamu manja gini kayaknya aku siap deh bikin kamu hamil terus nda. "

Plak!

Shinta memukul paha Danu kesal.

"Gak usah aneh-aneh deh. Satu aja udah bikin aku kelimpungan sendiri. " Jawab Shinta sedikit kesal.

Danu tergelak.

"Mas..."

"Ya sayang? "

"Kamu gak mau cerita soal Tante Sarah? "

Tubuh Danu membeku sesaat sebelum dia mulai mengecupi rambut Shinta berkali-kali.

"Sarah itu wanita baik, dia sudah kasih aku tiga anak yang hebat sayang. "

Shinta terdiam.

"Sarah mengalami gagal jantung setelah operasi kelahiran Caca. Sebenernya dari awal Sarah sudah gak bisa untuk bertahan dalam mengandung Caca. Tapi Sarah terlalu keras, dia menginginkan Caca yang dipertahankan walaupun nyawanya sebagai taruhan. "

Shinta teringat dulu sebelum dia merantau dia beberapa kali bertemu Sarah, atau yang biasa dia panggil tante Sarah. Sarah adalah teman dari Tante Rena dan mereka sering bertemu di toko Rena. Sekedar ngobrol atau merujak bersama. Dulu bahkan Shinta sering bermain dengan Kafka dan Bella kecil yang juga menempel padanya.

"Dulu waktu kita sering ngerujak di rumah tante Rena dan sering mas jemput tante Sarah sama anak-anak disana tuh aku sering berangan semoga rumah tangga aku nanti bakal seharmonis keluarga tante Sarah. "Lirih Shinta mengenang wanita ramah yang selalu baik kepadanya itu.

Danu tersenyum, takdir memang tak dapat diduga ternyata sekarang Shinta malah menjadi istrinya.

"Peluk ih, dingin. "Rengek Shinta dan meminta Danu memeluknya.

Danu segera memeluk Shinta erat dan mengelus perut Shinta.

"Jangan dielusin terus, geli. "Protes Shinta dan menutupi perutnya dengan kimono yang baru saja disingkap Danu.

"Biar dia tau kalo papanya sayang banget sama dia. "Jawab Danu diplomatis.

Shinta memutar bola matanya kesal. Danu tertawa dan mengecup keningnya.

"Aku beruntung banget bisa nikah sama kamu nda, terima kasih ya mau nikah sama aku. "Lirih Danu tulus.

"Mana ada. Kamu yang paksa. "Jawab Shinta menghancurkan momen haru yang sudah dibuat Danu.

"Biarin yang penting sekarang kamu hamil anak aku. Udah cukup. "

Shinta semakin merangsek dan bersandar di dada Danu.

Danu mengelus rambutnya pelan, dia sangat cinta dengan wanita dalam dekapannya ini.

...

Siang ini sangat panas, Shinta sudah menghabiskan satu gelas es nutrisari yang dia tuang berdua dengan Rena.

Menikahi Duda Anak TigaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang