"Ano...Ibu,boleh aku tanya sesuatu?"
"Ya?Apa bahannya ada yang kurang?"
"Tidak,bukan itu yang ingin aku tanyakan.Ada hal lain"
"Okey...tanya saja sayang"
"Mmm....dulu,ayah dan ibu...bagaimana kalian berakhir menikah seperti ini?"
"Maksud nya perjalanan cinta ibu dan ayah mu?"
"Yah.."
"Ahaha...Ibu malu...tapi ceritanya cukup panjang sih,ingin tau?"
"Ya..ya.."Iori begitu semangat mendekati sang ibu sambil mengaduk adonan kue.
"Jadi begini.Dulu ayah mu sangat suka membaca di perpustakaan,kebetulan juga ibu adalah penjaganya setiap dua bulan sekali.Ayah mu orang yang sangat pendiam dan ibu sebaliknya.Jadi sangat sulit untuk bisa akrab dengan ayah mu yang dulu"
"Lalu,ibu tetap bersikukuh untuk bisa mendekati ayah?"
"Hmm...awalnya sih ibu mencoba mengajak bicara ayah mu.Karena dia terlihat selalu sendiri dan tidak ingin di ganggu siapapun.Setiap ada orang yang bertanya,dia hanya menggelengkan kepala sambil berkata ssssstttttt..... Dan karena itu dia jadi orang yang penyendiri di sekolah"'Hee...Ayah begitu antisosial ya'
"Setiap kali dia membaca buku,tidak segan-segan dia langsung mengambil lima atau bahkan sepuluh buku sekaligus.Ibu hanya bisa menggelengkan kepala sambil merasa iba.Dia begitu keren bukan?Jarang seorang laki-laki bisa semaniak itu dengan buku"
"Ahaha...benar,bahkan aku juga akan merasa lelah jika membaca buku sebanyak itu.Lalu,hal seru apa yang ibu lalui dengan ayah saat masih sekolah?"Ibu cantik itu mencoba membuka memori ingatan masa sekolah dulu.
"Ah...waktu kemah tahunan di hutan selatan sekolah.Ahahah.....Ibu malu sekali waktu itu"
"Apa yang terjadi?"
"Dulu kalau di adakan kemah,setiap siswa wajib membuat kado berisi bebas.Boleh makanan ataupun benda.Yang nanti akan di tukarkan pada siapapun"
"Lalu ibu membuat kado isi apa?"
"Ah...bukan benda yang mahal.Ibu hanya memberikan beberapa jepit rambut ibu yang baru saja di belikan oleh nenek mu.Supaya orang yang akan menerima kado milik ibu suka.Tapi sayangnya ibu tidak tau hal ini"
"Apa itu?"Iori mulai berdebar dan menghentikan adukan adonan itu sejenak.
"Ibu tidak tau kalau kado nya akan di serahkan untuk semua siswa.Itu berarti untuk laki-laki juga.Sungguh ibu tidak berfikir sejauh itu.Karena dulu tidak ada pertukaran bebas.Hanya di tukarkan pada sesama jenis saja"
"Lalu kenapa ibu malu?Apa jepit rambut nya di kenakan laki-laki?"
"Benar.Kami berputar untuk mencari pasangan siapa yang akan mendapatkan kado itu.Lalu kau tau?Ayah mu lah yang ada di depan ibu waktu itu.Ahhh....rasanya ibu ingin berlari saat itu juga"
"He?Apa karena malu dengan isi kado milik ibu?"
"Bukan!!Karena ayah mu sangat tampan dan tepat berada di hadapan ibu saat itu.Rasanya ibu jadi gugup dan tubuh ibu seperti meleleh"'Ahhh....sama seperti yang aku rasakan saat bertemu dengan Nanase-san'
"Ibu memberikan kado itu pada ayah mu,begitu juga dia.Saat di buka,dia sangat terkejut mendapatkan jepit rambut itu.Dan ibu mendapatkan kue buatannya.Ibu mencoba bilang pada ayah mu kalau akan mengganti kado nya supaya tidak perlu memakainya.Tapi dia menolak dan tetap bersikeras memakainya"
"Hee?Ayah tetap mau memakainya?"
"Hun...tentu saja dia di olok-olok oleh temannya.Tapi dengan tegas dia bilang dia sudah memberikan apa yang seharusnya dia miliki.Jadi aku harus menghargainya supaya dia senang dan tidak merasa terhina.Justru aku akan malu jika aku menolak pemberiannya dan membuangnya bagaikan sampah.Menurutku laki-laki yang baik adalah menerima setiap apapun yang perempuan beri.Jadi hargailah pemberian apapun itu wujudnya setelah itu dia tersenyum dan membuat ibu begitu tersentuh.Ibu sangat berterimakasih dan mengajaknya memakan kue buatan dia.Tapi sayangnya ibu di tolak.Ayahmu bilang sudah memberikannya pada ibu,dan itu adalah hak ibu untuk memakannya"'Ternyata ayah hebat juga ya,ku pikir dia akan malu dan membuangnya'
Iori tersenyum membayangkan sang ayah yang menggunakan jepit rambut milik sang ibu.
"Ah-apakah ayah masih menyimpan jepit rambut milik ibu?"
"Ya,tentu saja.Dia menyimpannya di kotak dalam lemari.Di bungkus dengan plastik,katanya supaya awet dan tidak mudah berdebu.Ahahah....ibu jadi rindu masa-masa itu"
"Lalu setelah itu ibu pacaran?"
"Sayangnya tidak.Setelah lulus-"
"Ibu baru pacaran?"
"Tidak Iori.Ibu bilang tidak bukan?!"
"Lalu?Kenapa ayah dan ibu bisa menikah kalau tidak pacaran?"
"Setelah lulus,ayah mu datang ke rumah ibu dan langsung melamar ibu.Satu bulan kemudian ibu menikah"
"HA?"Iori begitu membuat sang ibu kaget karena dia meninggikan suaranya"
"I-ibu langsung di lamar begitu saja dan ibu menerima ayah?"
"Tentu saja!Ibu kan suka dengan ayah mu!"
"Ta-tapi kalian kan butuh mengenal satu sama lain"
"Iya.Ayah dan ibu sudah saling mengenal bukan di sekolah?Dengan ibu yang cerewet dan ayah mu yang pendiam?"
"Bukan itu maksud ku ibu"
"Yah...yang penting kalian sudah lahir dan menjadi anak ayah dan ibu bukan?Dengan Mi-chan yang mirip dengan ibu dan kau mirip dengan ayah mu?Atau malah lebih tampan Iori ya?Ahahah....yang penting ibu sangat bersyukur memiliki anak seperti kalian"
"I-ibu tolong jangan menggoda ku!"
"Ahahah...anak ibu sudah besar ya,padahal sepertinya kemarin kau baru belajar berjalan loh"
"Itukan karena kaki ku memang sakit ibu!"
"Ahahah....benar juga ya.Yah...tidak terasa saja kau sudah hampir lulus,dan Mi-chan akan segera menikah!"
"HAH...???NII-SAN AKAN MENIKAH?"
"Eh?Memangnya belum ya?Loh dia dekat kok sama pelanggan kita yang gadis sekolah itu.Bahkan kemarin Mi-chan mendapatkan surat cinta loh"Iori terdiam sambil memegang dagunya.Sejak kapan Mitsuki dekat dengan gadis SMA?Dan lagi,tanpa sepengetahuan Iori.Apa selama Iori sakit memang Mitsuki dekat dengan gadis itu?Tapi kenapa Mitsuki tidak pernah cerita,bahkan tentang surat cinta itu.Lalu,bagaimana dengan Yamato?
"Iori?Ada apa?"
Suara milik sang ibu memecah lamunan laki-laki bersurau biru gelap ini.
"Eh-tidak...tidak ada ibu"
"Kalau begitu kita cepat selesaikan pesanan ini yuk"
"Baik"'Jika yang dikatakan ibu benar mengenai pelanggan perempuan ini,aku harus tanyakan langsung pada nii-san kebenarannya!'
.
.
.
.
.TBC...
KAMU SEDANG MEMBACA
Today is
Short StoryBagaimana jika kau ditakdirkan mati hari ini,namun seseorang merubah takdirmu? "Apakah takdir bisa dirubah?" "Hanya aku yang tau kematian orang-orang itu!" Apakah Iori akan percaya pada perkataan itu? Pertemuanku dengamu membuat semuanya berubah "Ma...