89

192 22 0
                                    

"Riku-san....Riku-san kita hampir sampai di stasiun selanjutnya...."

Iori mencoba membangunkan Riku yang tampaknya tertidur sangat pulas.

"Heun?Kita sudah sampai?"
"Ya,kita akan segera turun di stasiun selanjutnya"

Sambil mencoba melebarkan matanya,Riku bermaksud meminjam topi milik Iori supaya perban yang membalut kepalanya tidak menjadi daya tarik orang sekitar.Setelah turun dari stasiun,mereka segera menaiki taksi dan menuju tempat wisata yang belum terlalu di kenal banyak orang.Tempat ini adalah taman bunga yang baru di buka minggu lalu.Walaupun tempatnya tidak terlalu luas,tapi pemandangan di sini sangatlah menarik.Untuk pintu masuknya,mereka akan melewati terowongan bunga wisteria yang sangat cantik.Riku benar-benar terpesona dan masih ingin berdiam diri menyentuh bunga-bunga di atas kepalanya itu.

Ckrek....

"He?Iori?"
"Teruslah berpose seperti itu Riku-san,akan aku foto dari sini"
"E?I-itu tidak perlu,a-aku malu,bagaimana kalau orang-orang melihatnya nanti?"

Iori segera menatap sekitar mereka.Memang ada orang-orang yang berfoto di sana.Tapi mereka sibuk dengan kegiatan masing-masing,dan tidak memperdulikan dua orang di sini.

"Mereka sibuk dengan aktifitas masing-masing kok,tenang saja"
"Tapi aku tidak pandai berpose"
"Berdiri saja seperti itu,dan kau pegang bunganya seperti mau meraihnya tapi jauh"
"He?S-seperti ini?"

Walaupun Riku sedikit bingung dengan apa yang di maksud Iori,tapi dia tetap melakukannya supaya Iori bisa mendapat foto yang bagus.

"Nah,terus seperti itu,tatap bunganya ya.Satu...dua..."

Ckrek....

"Bagaimana hasilnya?Bagus?"
"Oke tempat selanjutnya!"
"He?Tapi aku belum lihat hasilnya,Iori tunggu!"

Setelah melewati terowongan,mereka masuk ke kawasan padang bunga lavender.Lagi-lagi Riku merasa terpesona dan terkagum-kagum.Dia belum pernah melihat hantaran bunga lavender secantik ini.Oleh karenanya dia bersyukur bisa pergi dengan Iori hari ini.

"Mau aku potret lagi Riku-san?"
"Tidak!Aku tidak mau kalau kau menyembunyikan hasilnya!"
"Kau yakin?Padahal tempatnya bagus loh!"
"Yakin!!"

Laki-laki bersurau biru gelap itu segera melirik pada orang yang berjalan di sebelahnya.

"Ah permisi,bisa tolong fotokan kami berdua?"
"Oh,tentu saja"

Iori segera menggandeng tangan Riku dan mereka berpose bersama.Riku sangat gugup karena Iori tiba-tiba mau berfoto bersamanya.

"Terimakasih banyak"
"Ya,sama-sama"
"B-b-bagaimana hasilnya Iori?"
"Bagus kok,oke kita lanjut ke tempat itu"

Setelah kurang lebih satu jam mereka berkeliling,Iori memutuskan untuk beristirahat di bawah pohon besar yang rindang.

"Apa kepala mu sudah baik-baik saja Riku-san?"
"Hem?Oh...ini sudah baik-baik saja kok,sudah tidak sakit lagi"
"Pulang nanti kita harus ke dokter"
"He?Untuk apa?Ini kan sudah di kasih obat untuk pemulihan.Aku tidak mau meminum banyak obat lagi tau!"
"Tapi-"
"Iori!Aku baik-baik saja,kau terlalu khawatir"
"Iee....bukan begitu maksud ku.Hanya saja,aku sangat merasa bersalah karena kurang berhati-hati dalam menjaga mu.Jadi-"
"Iori-"

Riku mendekati Iori dan mencium pipi suaminya.Tentu saja Iori sangat senang,tapi juga panik.Bagaimana kalau orang di sekitarnya sedang memperhatikan tingkah mereka?

"Hora,aku sudah baik-baik saja bukan?"
"Riku"
"Heum?Kau memanggil ku begitu?"
"Kau tidak suka?"
"B-bukannya tidak suka,h-hanya saja aku belum terbiasa"
"Kalau begitu biasakan mulai dari sekarang.Karena aku suka melihat wajah mu saat malu-malu ketika aku panggil begitu"
"He?M-malu?S-siapa yang malu?!"
"Ahaha...kau ini mudah di tebak Riku-san!"

Iori segera memeluk tubuh Riku dengan erat,bahkan dia juga mengusap surau merah yang berbalut perban itu.

"Terimakasih sudah terlahir di dunia ini,dan menjadi pasangan ku Riku-san.Aku sangat beruntung bisa mendapatkan malaikat seperti mu"

Mendengar bisikan itu,Riku segera melepas pelukan Iori dan menatap tajam suaminya.Dia segera tersenyum manis dan membalas ucapan surau biru gelap.

"Aku juga berterimakasih padamu karena sudah menerima aku apa adanya Iori.Ini adalah hal yang aku tunggu selama hidup ku.Teruslah mencintai ku hingga menua bersama.Dan aku akan berjanji juga untuk terus mencintai mu hingga maut memisahkan kita"

Selesai mengatakan itu,mereka melanjutkan makan siang dan bersenang-senang kembali hingga menjelang sore.

"Ne,bagaimana kalau oleh-olehnya kue yang ada di toko itu?"
"Kita bisa membuatnya di rumah kan Riku-san"
"Lalu apa yang akan kita bawa untuk oleh-oleh?"

Iori mencoba melihat sekitar dan mencoba memikirkan apa yang sebaiknya menjadi oleh-oleh.

"Uwaa....sovenir ini lucu sekali Iori.Bagaimana kalau ini aja?"
"Hem?"

Iori menatap sovenir yang sudah di pegang oleh Riku,benda itu berbentuk biola kecil terbuat dari kayu.Memang terlihat murah,tapi sangat elegan dan mungkin akan cocok dengan Mitsuki.

"Ah...atau yang ini saja?"

Riku lagi-lagi mengambil sovenir berbentuk kelinci yang sangat mirip terbuat dari kaca transparan.Sangat indah di mata Riku.

"Oke,kita ambil ini untuk nii-san"
"Lalu untuk ayah dan ibu,bagaimana kalau kita belikan mochi dan racikan teh khas sini?"
"Hun,masukan mu boleh juga Riku-san"
"Lalu,ehehe...."
"Heun?"

Riku mengangkat sebuah kain yang sangat di mengerti Iori.Dia segera tersenyum dan membayar semua pembeliannya di kasir.

.
.
"Kau yakin dia akan suka?"
"Hun...aku yakin sekali"

Dok...dok...dok...

"Heum?Kenapa rumah sepi?"

Dok...dok....dok....cklek...

"Ah Tenn-nii...."
"Riku?Dan...Iori?"
"Ahahah....syukurlah Tenn-nii sudah pulang bekerja"
"Oh,aku sedang libur hari ini,ayo masuk"

Setelah di persilahkan masuk,kedua orang itu segera mengikuti Tenn dan duduk di sofa ruang tamu.

"Ada apa kalian datang kesini?"
"Moo....memangnya tidak boleh aku datang?Maaf ya tidak memberitau mu dulu Tenn-nii"
"Tidak apa"
"Ano...kami tadi baru saja jalan-jalan,lalu kami sengaja membelikan oleh-oleh untuk Tenn-nii"

Riku memberikan sebuah tas belanja kecil pada Tenn.Tentu saja kakak kembar nya itu menerima dengan senang hati.Manik merah muda itu segera membukanya dan sangat terkejut dengan benda yang ada di dalamnya.

"Sapu tangan?"
"Hun...entah kenapa,saat aku melihat sapu tangan berenda itu,aku bisa langsung mengingat Tenn-nii.Jadi...aku sengaja membelinya untuk mu.S-sebenarnya pakai uang Iori sih"
"Mo..kau tidak perlu mengatakan itu Riku-san!"
"Tehe..."

Tenn hanya tersenyum manis.Jujur saja,dia sebenarnya juga sangat rindu pada sang adik.Dia segera berdiri dan menawarkan minuman untuk kedua tamu nya.

"Ah-biar aku bantu"
"Tidak perlu Riku,sekarang ini kau adalah tamu.Kau duduk saja dengan suami mu.Kasihan dia akan kesepian nanti!"
"He begitu ya"

Waktu berjalan begitu cepat,sudah waktunya Iori dan Riku pulang.Mereka segera berpamitan dan meninggalkan Tenn sendiri kembali.

"Sampai di rumah nanti kau harus segera istirahat ya"
"Iya..iya...aku paham kok Iori"



.
.
.
.
.

TBC...

Today isTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang