122

159 15 1
                                    

Plak.....

Dengan segala amarah,tentu saja tamparan itu tidak main-main.Tenn bahkan terlihat hampir meneteskan air matanya saat menampar Gaku.

"Jaga bicaramu!!"

Surau silver itu hanya melirikkan mata menatap Tenn.Dia tau bagaimana rasanya pipi yang mulai memanas dan memerah sebelah itu.

"Apa aku salah mengatakan itu?Huh...padahal selama ini kau sok keras pada hidup mu sendiri.Yang kau pedulikan hanyalah adik mu.Jangan egois Tenn,terimalah kenyataan kalau kau memang tidak perduli pada dunia mu sendiri!"

Tenn melotot dan akan menampar Gaku lagi.Tapi sayangnya tidak ada kesempatan kedua,Gaku tidak memperbolehkan dia menampar lagi.Gaku menepis tangan Tenn dan mendorongnya hingga tubuh mungil itu membentur tembok.Barulah Gaku menguncinya dengan kedua tangannya di samping Tenn.

"Aku tau kau lemah,kau berusaha sibuk dengan dunia mu hingga lupa,kalau aku berada di sini untuk mengawasi mu Tenn"

Tenn hanya terdiam sambil menunduk.Kenapa?Kenapa dia sama seperti adiknya saat merasa terpojok?Kenapa kini dia juga menundukkan kepalanya?Apakah dia malu?Atau kurang percaya diri dengan ucapannya?Apakah perkataan Gaku benar adanya?

"Tenn...katakan pada ku.Apa yang sebenarnya terjadi?Mana perkataan mu yang benar?Selama ini ibu mu masih hidup?Apakah dia ibu tiri mu?Atau ibu kandung mu?Yang mana yang benar?"

Tenn masih terdiam seribu bahasa.Dia tidak perduli dengan ucapan Gaku yang semakin memojokkannya.Yang Tenn pikirkan saat ini adalah lari sekuat tenaga dan mengunci pintu rapat-rapat saat sampai di rumah.Dia tidak ingin menatap wajah Gaku sama sekali.

"Tenn.Biarkan aku membantu mu!Bahu mu hanya kecil,kau tidak akan mampu menumpuk beban mu terus di-"
"CEREWET...!!Kau cerewet...cerewet....cerewett...."
"Tenn-"
"Diam!Kau tidak perlu ikut campur Gaku...!"

Dengan wajah yang bersemu merah karena menahan tangis nya,Gaku tau ini salah,tapi dia merasa kalau Tenn terlihat sangat manis.Karena itulah dia sangat ingin melahapnya walaupun Tenn akan menolak dan berakhir melarikan diri.

"Kau tidak akan pernah tau bagaimana rasanya menjadi diriku!Kau....mengganggu hmmppphhh-"

Dengan cepat Gaku melakukan serangan kiss pada bibir ranum milik Tenn.Walaupun Tenn mencoba mendorong bahkan memukul tubuh Gaku,namun surau silver itu tidak menyerah dan terus memberikan serangan.

"Hngghh...Ga-ngg....henti-ngghh...."

Dalam beberapa menit,ciuman panas itu terjadi hingga Gaku melepaskannya untuk memberikan ruang Tenn bernafas sejenak.Sebuah saliva menggantung di antara bibir Gaku dan Tenn yang ranum.

"Hah...dengar Tenn,aku akan terus meminta jawaban dari mu.Tidak akan aku biarkan kau menyandarkan kepala mu pada bahu orang lain"
"Kau..hah...hah...gila!"
"Ya...aku sudah gila semenjak bertemu dengan mu.Dan kini aku sudah semakin gila karena tidak bisa mengontrol emosi ku ketika berada di dekat mu!"

Mendengar ucapan itu,Tenn semakin merasa panas.Bahkan wajahnya memerah hingga ke telinga.Dia berusaha menutupnya dengan tangan,namun Gaku segera menarik dan memeluknya.

"Sebenci apapun kau pada ku,jawaban ku hanya satu.Aku mencintai mu Tenn.Walaupun kau pergi jauh pun aku rela mengelilingi dunia untuk bertemu dengan mu kembali.Ingat itu!"

.
.
.

Cklek...

"Mitsuki-san-"
"Ssstttt....Riku,setidaknya kau mengetuk pintu kalau mau masuk!Sachi-chan sedang tidur!"
"Ah-maafkan aku.Hanya saja-"
"Tunggu sebentar,aku akan ke situ"

Mitsuki,laki-laki bertubuh mungil itu segera turun dari tempat tidur,dan melangkah pelan ke arah pintu,di mana Riku sedang berdiri sambil mengenakan selimut tebal.Mungkin itu saran dari Iori supaya dia tetap hangat.

Today isTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang