"Mm..jadi apakah kau ingat saat...a-aku menembakmu didepan makam ayahmu?"
"Tembak?I-iori kau teroris?Jadi aku dirawat karena kau menembakku?"
"Bukan seperti itu Nanase-san.Maksudku,aku sudah menjadikanmu pacarku seutuhnya"
"Pa-?!"Riku refleks menunduk dan menutup mukannya yang sudah semerah tomat.
"Ke-kenapa dengan gampang kau mengatakan itu padaku Iori?"
"Eh?Maksudnya?"
"I-itu,kau tidak malu mengatakan itu padaku?"
"Hmm..?Nanase-san?"Iori mendekat dan duduk diranjang pasien milik Riku,mengusap rambut merah milik Riku dan mengecup dahinya.
"I-iori?!"
"Kenapa aku harus malu mengatakannya jika itu benar?Kau sudah bisa mengingatku bukan,Nanase-san?"
"Sedikit,aku hanya ingat kau adalah orang spesial Iori"
"Jaa..jika kau mengatakan itu,aku perlu bukti"
"Bukti?"
"Cium aku,maka aku akan percaya jika kau sudah mengingatku"
Iori sengaja menggoda Riku yang semakin terlihat malu.Kini semu merah miliknya sudah sampai ditelinga.
"Ke-kenapa kau tidak percaya sih.Lalu kenapa juga aku harus menciumu untuk tanda bukti?"
"Kau tidak cinta padaku?"
"Tentu saja itu-"
Lagi-lagi Riku menutup wajahnya karena malu.Namun,dengan cepat Iori menahan tangan Riku dan mendekatkan wajahnya.
"Ne..Nanase-san.Kau tidak mungkin membenciku kan?Mukamu tidak bisa berbohong padaku!"
Tangan Riku mendorong kuat tubuh Iori supaya dia sedikit menjauh."Ka-katamu kau mau berbicara padaku bukan?Tenn-nii sudah memberimu kesempatan.Jadi cepat katakan padaku,Iori"
"Tidak perlu kukatakan pun kau sudah paham Nanase-san.Kau sudah mengingatku kembali bukan?"
"Itu-"
"Hah...kalau memang kau sudah tidak menyukaiku lagi,aku pamit pergi.Tapi kau tau,aku selalu berjuang untuk bertemu denganmu,membuatmu mengingatku kembali.Semua itu butuh proses,tidak hanya sekedar instan.Nanase kakakmu itu,dia sangat keras menentangku,bahkan dia berulang kali mengusirku dan tidak memperbolehkanku bertemu denganmu,kau pasti tau bagaimana cara dia memisahkan kita bukan?Menghilangkan ingatanmu.Sungguh itu membuatku merasa sangat sakit Nanase-san!"
"Iori-"
"Baiklah,aku akan pergi jika kau tidak suka.Aku permisi,Nana-"Dengan cepat Riku menarik lengan Iori hingga tubuhnya terhuyung hampir menindih tubuh Riku.Namun dengan sigap tangannya menahan berat tubuhnya.Lalu apa ini?Mulut mereka saling beradu tanpa halangan apapun.Riku benar-benar melakukan apa yang diinginkan Iori,menciumnya tanpa ragu.Padahal Iori hanya menghodanya saja.Adegan cium itu berlangsung cukup panas dan lumayan lama,hingga Riku melepas ciuman itu.
"Hahh..hah..ma-maaf..aku melakukannya tiba-tiba..""Hmm..?Kau cukup berani ya?Padahal maksudku cium dibagian pipi atau dahi.Tapi kau malah langsung mencium bibir?Sebesar itukah rasa cintamu padaku?Kau sudah menahannya ya selama ini?"
"Hahh..?Ja-jadi maksudmu dipipi?"
"Ahahaha...dibibir juga boleh kok...aku hanya menggodamu saja ahaha..."
"Moo...Iori!!!"Iori hanya tersenyum dan memeluk Riku dengan erat.
"Aku mencintaimu,Nanase-san"
"A-aku juga Iori.Tapi kau terlalu erat memelukku.Rasanya sesak uhuk.."
Iori segera melepas pelukan itu lalu tersenyum tumpul.
"Ah-maaf.Aku terlalu bahagia Nanase-san.Akhirnya kita bisa bersama lagi ahaha.."
"Hunn.."
"Mm..kau mau buah?Akan aku belikan sekarang"
"Tidak Iori,aku belum ingin makan apapun"
"Kalau begitu minum?"
Riku menggelengkan kepalanya tanda penolakan.
"Lalu kau ingin apa?"
"Aku ingin kau disini saja,Iori"
"Jaa..aku akan disini sampai kau tertidur nanti,Nanase-san"
Riku tersenyum manis,bersandar pada tubuh Iori yang hangat dan memeluknya.
"Temani aku Iori"
"Hnn..aku akan menemanimu selamanya,Nanase-san"
Iori mencium harum rambut Riku yang lembut.Bau khas sampo rasa buah dan mint.
"Iori kau harum"
"Benarkah?Syukurlah kalau kau suka"
"Tapi kenapa kau kesini pakai seragam sekolah?"
"I-itu mmmm....tadi aku kesekolah tapi libur.Sekolah baru diperbaiki"
"Ohh..begitu"'Sebenarnya bohong sih,tapi ini semua kulakukan supaya aku bisa bertemu denganmu,Nanase-san'
"Istirahatlah Nanase-san-"
Ternyata tanpa sepengetahuan Iori,Riku perlahan sudah berada dialam mimpi.Tidur diposisi duduk dengan pelukan hangat dari Iori,sungguh membuatnya merasa nyaman.Tanpa diketahui keduanya,Tenn sudah memperhatikan mereka sejak awal.'Riku,tidak aku sangka kau lebih memilih orang itu yang menjagamu.Sepertinya kau sudah mulai melupakan aku yang sering menjaga dan merawatmu selama ini'
.
.
.Krincingg...
"SOU-CHANN....AKU DATANG!!!"
Laki-laki yang dipanggilnya Sou-chan itu terkaget menatap seorang siswa bertubuh tinggi besar sudah berteriak-teriak didepan pintu cafenya.
"Ta-tamaki-kun?"
Dia segera berlari dan menarik tangan siswa itu.
"Ssttt...jangan berteriak seperti itu,kau mengganggu pelanggan lain!"
"Ckk..apa sih Sou-chan.Aku kesini kan ingin bertemu denganmu,huh..kau malah menolakku seperti ini!!"
"Bu-bukan maksudku seperti itu,kau hanya harus sopan saja"
"Anoo...permisi..apa aku boleh menyela pembicaraan kalian?"
"Kau sudah melakukannya Aya-chan!!"
"Mmm...dia siapa Tamaki-kun?"
"Ohh..dia temanku Sou-chan.Namanya Aya-chan"
"Tolong jangan panggil aku begitu lagi!!"
"Aya?"
"Ah-namaku Ayato Wakasa.Panggil saja Ayato,Sou-san"
"Ahaha..namaku Osaka Sogo,salam kenal Ayato-kun.Kau satu sekolah dengan Tamaki-kun ya?"
"Yah,satu kelas juga"
"AKU LAPAR SOU-CHAN!!"
"Sssttt...jangan teriak-teriak!!Sini,aku carikan tempat duduk"
"Yaattaaa..Ayo Aya-chan!!"
"Hunn...".
.
.
.
.TBC...
KAMU SEDANG MEMBACA
Today is
Short StoryBagaimana jika kau ditakdirkan mati hari ini,namun seseorang merubah takdirmu? "Apakah takdir bisa dirubah?" "Hanya aku yang tau kematian orang-orang itu!" Apakah Iori akan percaya pada perkataan itu? Pertemuanku dengamu membuat semuanya berubah "Ma...