"Kau mau memasak apa?Untuk makan siang bersama?"
"Hun..."
"Mau aku bantu?"Tenn yang sudah menggulung lengan bajunya yang panjang segera mencuci bersih tangannya.Hingga dia mau bersiap-siap memakai appron,tiba-tiba Sachi menangis dan Riku refleks menaruh pisau dapur miliknya.Dia juga segera mencuci tangannya dan menggendong Sachi.
"Sepertinya dia butuh susu Riku.Mau aku buatkan?Ini juga waktunya makan siang untuk nya"
"Makan?"
"Ah-maksud ku meminum susu.Dia juga bisa lapar bukan?Di mana kau taruh susu nya?"
"Ada di lemari atas sana"
"Okey,biar aku buatkan.Di mana botol nya?"
"Aku taruh di dekat rak piring"
"Ah...baiklah"
"Maaf ya Tenn-nii,kau jadi harus membantu"
"Tidak apa Riku,aku tau kau pasti kerepotan jika tidak ada aku.Kenapa kau tidak menyewa baby sister saja?"
"Tidak...tidak...aku mau merawatnya sendiri.Selagi aku bisa merawatnya,kenapa harus orang lain?"
"Tapi-"
"Tenn-nii.Ibaratkan kau mempunyai seorang anak dari darah daging mu sendiri.Apakah kau rela di asuh orang lain yang bahkan bukan saudara kita?Apa kau bisa yakin dia akan sama sayangnya seperti kita menyayangi anak itu?Aku ingin membesarkan Sachi dengan tangan ku sendiri.Rasanya akan berbeda melihat seorang anak tumbuh dengan orang lain,atau dengan tuanya sendiri.Hasilnya akan terlihat dengan kasih sayang yang tulus nantinya"Tenn terdiam dengan perkataan Riku.Memang benar,selama ini mereka tumbuh dengan orang tua yang tidak utuh.Tapi mereka pernah merasakan bagaimana di asuh dengan sosok ayah yang baik dan penyayang untuk mereka.Tenn jadi teringat oleh ayahnya,dan dia tersenyum tipis.
"Hun....kau benar juga.Ini susu nya-"
"Terimakasih"Riku segera memberikan susu itu pada Sachi yang benar-benar sudah haus.Tenn yang memperhatikan, sangat bangga pada Riku yang benar-benar terlihat dewasa.
'Padahal rasanya baru kemarin aku melepas dia dan menikah dengan Iori.Tapi rasanya aku sudah sangat jauh dari mu Riku'
"Tenn-nii?Kenapa kau tersenyum seperti itu?"
"He?Tidak...ahaha...aku akan kembali memasak.Boleh aku yang menentukan menu dari bahan seadanya?"
"Hun...boleh saja"
"Oke...serahkan padaku.Aku yakin semuanya pasti akan suka"Riku tersenyum tulus dan kembali fokus pada Sachi yang hampir menghabiskan susu miliknya.
Ting...tong...
"Oh...sepertinya ada tamu"
"Biar aku buka kan-"
"Tidak Tenn-nii.Aku saja.Sachi juga sudah menghabiskan susu nya"Dengan sambil menggendong bayi itu,Riku bergegas membuka pintu untuk seseorang yang berada di luar.Ternyata itu adalah pengantar surat.Dengan sopan,Riku segera menerima surat itu dan kembali masuk ke dalam rumah.
"Yoshh...sudah jadi satu menu.Dari siapa Riku?"
"Oh...pengantar surat.Ini untuk ayah.Akan aku berikan nanti sambil mengantarkan makanan"
"Loh...mereka tidak pulang saja?"
"Kalau pulang nanti siapa yang akan menjaga toko?Kami tidak punya karyawan"
"Jadi hanya ayah dan ibu mu saja?"
"Hun...karena Mitsuki-san sudah bekerja,jadi hanya ayah dan ibu saja"
"Setiap hari kau melakukan ini?"
"Tidak,biasanya ibu yang memasaknya sekalian.Tapi tadi pagi karena ada urusan jadi ya...aku yang memasaknya.Bukankah begitu Sachi...?Hunn....?Anak siapa ini ya...?Sudah kenyang iya...?Iya...?Ahahah....senyum iya?Hunn...?Manisnya anak ayah"
"Melihatmu bermain dengan Sachi membuatku terhibur Riku"
"He?Benarkah itu?"Itu sudah menjadi kebiasaan Riku untuk bermain dengan Sachi,saat bayi itu sedang terbangun.Karena Sachi juga mudah tersenyum saat bersamanya.
Krincing...krincing....
Ketawa renyah milik Sachi memecah keheningan di ruangan itu.Tenn yang awalnya hanya bersenandung tipis ikut tertawa karena merasa itu juga lucu.Bahkan Riku yang awalnya tenang bisa langsung tertawa keras.Mereka benar-benar terhibur sekali.
"Sachi...siapa ini...?Saa....chi..!"
Bayi itu kembali tertawa keras dan ponsel Riku pun berdering.Surau merah segera mengangkat panggilan yang ternyata dari Iori.
"Halo Iori,ada apa?"
*Aku sedang ada luang.Jam istirahat di ajukan karena nanti ada meeting.Bisa kita video call?Aku ingin melihat Sachi*
"Hun...dia juga sedang bermain dengan ku"Drttt....drttt....tit...
"Hora....Sachi di sini....hallo ayah...."
*Dia paham apa yang dia lihat?*
"Ya...coba kau panggil dia"
*Sachi...selamat siang...*
"Ahahah...kau terlalu kaku...Oh ya Iori.Tenn-nii juga ke sini hari ini.Dia sedang menggantikan ku memasak.Hora...kau lihat itu?"Riku mengarahkan ponsel nya ke dapur di mana Tenn tengah sibuk memasak.
*Oh...selamat siang,Tenn-san.Terimakasih kau sudah datang dan membantu Riku-san*
"Ah...tidak apa.Sama-sama...."
"Kenapa kalian sangat kaku begitu?Apa karena lewat telepon?"
"Aku tidak terbiasa dengan panggilan video Riku.Abaikan saja aku,dan fokuslah pada Sachi"
"Ahahah...baiklah Tenn-nii.Oh Iori.Kau jadi pulang lebih awal bukan?Ibu bilang akan membantu nanti"
*Iya,aku akan pulang secepatnya.Kau mau oleh-oleh?*
"Tidak,aku hanya ingin kau pulang secepatnya.Oh...aku lupa-"
*Ada apa?*
"Tenn-nii.Susu milik Sachi tinggal sedikit bukan?"
"Ya,tadi masih ada sedikit"
"Maaf Iori,bisakah nanti kau mampir ke konbini untuk membeli susu milik Sachi?Sepertinya hanya bisa dibuat sekali saja"
*Oke,nanti akan aku belikan.Yang biasanya bukan?*
"Hun...terimakasih"Riku tersenyum renyah dan menatap Sachi yang sepertinya sengaja menendang Riku dengan pelan,karena dia malah mengabaikan bayi itu.
"Ara...maaf kan aku Sachi...kau jadi di abaikan iya?Ahaha...coba katakan hallo pada ayah mu...hora...ahahaha....kau lihat senyumnya kan Iori?"
*Ah...manis sekali,seperti ibunya*
"Oh?Siapa yang kau maksud ibu itu?"
*Entahlah...dia yang sudah mengurusnya selama ini*
"Heemmm?"
*Sudah dulu ya Riku-san.Akan aku hubungi lagi nanti*
"Hun...semangat kerjanya ya,Iori"Tit...
"Sudah selesai semuanya Riku.Mau di siapkan sekarang?Sebentar lagi jam makan siang bukan?"
"Hun...aku saja yang siapkan,Tenn-nii gantian bermain dengan Sachi"
"Kau yakin bisa?"
"Moo....aku sudah terbiasa dengan ini"
"Okey,aku cuci tangan ku dulu"Mereka segera bertukar posisi,dimana Riku yang berada di dapur.Sedangkan Tenn duduk di dekat Sachi yang sedang memainkan selimut tipisnya.Awalnya,Tenn hanya menatap saja sambil tersenyum.Namun sesaat setelah dia menatap mata Sachi,Tenn segera mendekatkan jarinya di dekat wajah bayi menggemaskan itu.Dengan cekatan,Sachi menggenggam jari telunjuk Tenn dan menggigitnya.Tentu saja Tenn hanya merasa geli karena gigi bayi itu masih belum tumbuh.
"Ahahah....ini bukan makanan sayang...Apa kau suka memasukkan jari mu ke dalam mulutnya Riku?"
"He?Aku belum pernah melakukannya"
"Jadi ini pertama kalinya?"
"Mungkin dia hanya sering memasukkan jari miliknya sa-Aaahh...."
"Ada apa?"
"Aku ingat!Iori....dia yang selalu memasukan jarinya ke mulut Sachi saat aku membuatkan susu.Mungkin supaya Sachi berhenti menangis"
"Haahh....aku yakin tangannya tidak higienis"
"Ahahah....Iori selalu mencuci tangannya terlebih dulu sebelum menggendong Sachi.Yosh...sudah siap.Tinggal berangkat ke toko.Tenn-nii mau ikut atau di sini saja menjaga Sachi?"
"Aku di sini saja dengannya.Kasihan kalau mau di ajak kan,di luar sangat panas"
"Oke,aku akan ke sana sekarang"
"Hati-hati,jangan terburu-buru.Lihat jalan yang benar,jangan sampai melamun-"
"Iya..iya...moo...Tenn-nii.Kebiasaan Tenn-nii muncul lagi loh.."
"He benarkah itu?"
"Aku berangkat dulu ya.Sachi...jangan nakal ya,tetap bersama paman mu oke?"Riku segera memakai masker dan topi miliknya.Dengan sambil melambaikan tangan,dia tersenyum dari balik maskernya.
.
.
.
.
.TBC...
KAMU SEDANG MEMBACA
Today is
Cerita PendekBagaimana jika kau ditakdirkan mati hari ini,namun seseorang merubah takdirmu? "Apakah takdir bisa dirubah?" "Hanya aku yang tau kematian orang-orang itu!" Apakah Iori akan percaya pada perkataan itu? Pertemuanku dengamu membuat semuanya berubah "Ma...