75

184 27 3
                                    

Hari terlewati begitu cepat dengan adanya Tenn di sisi Riku.Bahkan laki-laki manis bersurau merah itu sangat senang karena Tenn memberinya begitu banyak perhatian.Mulai dari dia membantu Riku mengeringkan rambutnya,tidur berdua,memasak bahkan menyiram tanaman.Hanya dengan hal sederhana seperti itulah Riku bisa bahagia.

"Ano...Tenn-nii.Besok,adalah hari kelulusan Iori.Dia mengundangku untuk datang ke sekolah nya,jadi-"
"Tidak!"
"He?T-tapi hanya sebentar kok,aku hanya akan memberinya selamat lalu pulang.Janji,aku akan pulang dengan cepat.Kalau perlu aku hanya akan bertemu dengan dia lima belas menit saja.Ku mohon Tenn-nii.Perbolehkan aku bertemu dengan dia"
"Riku dengar.Kenapa kau sangat bersikukuh mau berhubungan dengan dia?"

Riku menunduk dan mematikan keran airnya.Karena saat ini mereka sedang mencuci buah bersama di dapur.

"Tenn-nii ingat bukan?Waktu itu...aku meramalkan sesuatu yang akan terjadi pada Iori.Untuk pertama kalinya,entah mengapa rasanya hatiku bergerak dan ingin meraihnya.Aku...sungguh sangat ingin menolongnya waktu itu.Rasanya,aku benar-benar senang bisa berkomunikasi dengan seseorang selain Tenn-nii"

Tenn tentu saja masih diam menyimak perkataan Riku.Sambil tersenyum malu-malu,Riku terus mengungkapkan apa yang sudah tertanam di hatinya selama ini.

"Waktu...Tenn-nii mencoba menjauhkan aku pada Iori pun,rasanya aku sangat merindukan dia.Apakah ini perasaan yang tidak baik?Kenapa aku selalu khawatir padanya.Selalu bertanya apakah dia baik-baik saja?Apa dia juga memiliki perasaan yang sama terhadapku?Dan saat dia menyatakan perasaannya di depan makam ayah.Aku sangat senang,walaupun rasanya aneh seorang laki-laki menaruh harapan pada laki-laki juga.Tenn-nii-"

Riku kini menatap Tenn yang juga menatapnya dengan serius.Riku terlihat sangat manis dan kini dia menggenggam tangan kakaknya.

"Tenn-nii pasti juga pernah merasakan jatuh cinta bukan?Bagaimana jika Tenn-nii berada di posisi ku dan ayah melarang Tenn-nii untuk pacaran?Kau pasti akan sedih dan kecewa bukan?Kau tidak mungkin bisa melupakan orang itu.Ini yang aku rasakan Tenn-nii.Iori berbeda dengn orang lain.Dia baik dan perhatian padaku.Jadi Tenn-nii tidak perlu khawatir,karena dia tidak akan melukai ku"

Tersenyum sangat lebar dan tulus,terlihat begitu nyata dan dekat di hadapan Tenn.Surau merah muda itu hanya bisa menghela nafas dan pasrah dengan keinginan sang adik.Dia tersenyum lalu mengusap surau merah.

"Hah....kau sudah bertambah dewasa saja Riku"
"Ehehe...tentu saja,aku tidak ingin Tenn-nii tumbuh sendiri"
"Baiklah,aku ijinkan kau pergi besok,tapi ingat.Hanya lima belas menit saja,setelah itu kau kembali.Karena aku akan menunggu mu di rumah!"
"Ai..ai...kapten...eheheh...."

Riku sangat bersemangat dengan ucapan Tenn yang memperbolehkannya pergi.Ini lah kesempatan Riku untuk benar-benar mengungkapkan hubungan antara dia dengan Iori.
Maka pagi ini,dia bangun terlalu awal dan membuat sarapan terlebih dahulu.Bahkan Tenn masih bermalas-malasan di tempat tidur,dan enggan untuk segera turun membantu Riku memasak.Sungguh surau merah sangat senang,dia sudah siap dengan segala hal.Bahkan pakaian yang dia pakai saat ini juga sangat rapi karena sudah di setrika.Jam menunjukkan pukul tujuh pagi,dan acara kelulusan Iori akan dimulai jam sembilan.Riku segera mengetuk pintu kamar Tenn,mencoba membangunkan sang kakak untuk sarapan bersama.Tapi Tenn tetap tidak ingin bangun karena semalam dia di buat terjaga oleh tingkah surau merah.Bagaimana tidak,Riku terus bertanya bunga apakah yang seharusnya dia bawa,dan laki-laki biasanya paling suka dengan bunga apa.Bahkan dia juga berusaha untuk mencoba banyak baju agar terlihat cocok dengan Iori nantinya.Walaupun sangat sibuk,Riku sama sekali tidak terlihat lelah.Justru dia terlihat bahagia empat kali lipat dari biasanya.

Dok...dokdok...dok...

"Tenn-nii....makanannya sudah siap loh..nanti keburu dingin...ah-atau aku bawakan saja ya ketempat tidur?"
"Tidak!Aku akan makan nanti!"
"He?Tapi bagaimana kalau dingin dan tidak enak untuk di makan?"
"Aku bisa hangatkan sendiri!"
"Tapi aku tidak mau terlambat Tenn-nii"
"Kalau begitu kau bisa sarapan sendiri kan Riku?Aku masih mengantuk!"
"Ta-"
"Riku!Kau paham dengan kata mengantuk?"

Riku hanya mengangguk sambil cemberut di depan pintu yang masih tertutup itu.

"Kalau paham cepat sarapan dan segera berangkat,kau tidak ingin terlambat kan?!"
"Iya...aku duluan ya Tenn-nii"
Walaupun sesikit kecewa,bukan berarti semangat Riku untuk bertemu dengan Iori pun luluh.Dia tetap kembali semangat dan segera memakan sarapannya dengan lahap.

"Heum...enak"

Setelahnya,dia bergegas ke toko bunga untuk membeli buket bunga yang cantik.

"Ano...eumm....kira-kira,kalau buket untuk kelulusan ada?"
"Oh,tentu saja ada.Kau mau yang paket berapa?"
"Paket?"
"Hun...itu tergantung jenis dan harga bunganya"
"Jaa..."

Dengan hati yang tidak sabaran,Riku terus bersenandung menuju sekolah sang kekasih.Tapi sesampainya di sana,bukannya di sambut dengan baik.Justru sekolah itu sangat sepi,bahkan tidak ada satu orang pun di sana.

"Are?A-apa aku datang terlalu awal?"

Riku segera melihat jam yang ada di ponsel miliknya,menunjukkan pukul sembilan kurang lima belas menit.Tentu saja ini aneh,kenapa tidak ada orang pada umumnya?Seharuanya sudah ada murid dan walinya sendiri-sendiri.Bahkan di gerbang sekolah itu juga tidak ada tulisan untuk sebuah kelulusan.Riku mulai memikirkan hal aneh.Mungkinkah jadwalnya bukan hari ini?Tapi mana mungkin Mitsuki membohonginya tentang kelulusan Iori.Tapi jika jamnya di ajukan,seharusnya saat ini sudah ada momen berfoto bukan?
Riku tampak kebingungan,dia sangat ingin bertanya,tapi tidak ada satu orang pun di sana.

"Mingkinkah ini memang jebakan Iori?Apa mungkin dia tidak ingin bertemu denganku,jadi dia merencanakan semuanya?Tapi kenapa?Aku...aku sudah"

Seketika tubuh Riku merasa lemas,dia meremas dadanya dan terjongkok di depan gerbang sekolah.Dia sangat kecewa dengan tingkah Iori terhadapnya.Padahal dia sudah sengaja datang lebih awal,tapi justru kecewa yang dia dapatkan.

"Iori,jika memang kau membenciku.Seharusnya kau jujur padaku!Kau tidak perlu melakukan hal ini kan?Ne....Iori!!"

Grebb....

Saat Riku berusaha untuk berdiri dan kembali ke rumah,tiba-tiba matanya ditutup dengan sebuah kain hitam,bahkan mulutnya juga di bimkam dari belakang.Tangannya juga sulit bergerak karena di belakangnya tidak cukup satu orang saja.Tangannya di tali,begitu juga kakinya.

"Hmmpp...mmhhh....!!!"

Riku berusaha berteriak sekuat tenaga,tapi usahanya sia-sia.Dia berfikir kalau dirinya sedang di culik saat ini.Tidak ingin terluka,Riku mencoba untuk diam,karena orang itu mengancam akan menusuknya jika dia terus bersikukuh untuk teriak.Tak lama dari itu,sebuah mobil mendatangi mereka dan Riku di tarik paksa untuk masuk ke dalam mobil.

'Bagaimana ini?Aku tidak tau akan di bawa ke mana.Iori...Tenn-nii...tolong...tolong selamatkan aku....ku mohon...!!'

.
.
.
.
.

TBC...

Today isTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang