*WARNING 18+❗*
"Buu...huwa...mii.."
"Iya...apa ini sayang?Bone-ka"
"Buu..."
"Boneka.."Cklek....
"Ahh....ibu pulang,Mi-chan?"
"Selamat datang ibu...toko sudah tutup?"
"Belum,hanya saja ayah mu menyuruh ibu pulang.Loh...ini kenapa Sachi-chan ada di rumah?Kemana Iori dan Riku-kun?"
"Ohh...iya.Mereka menitipkan Sachi di sini sementara.Mau menambah populasi katanya"
"Oh...bercocok tanam?Ibu tidak keberatan sih kalau gitu.Toh Sachi-chan juga sekarang mudah di ajak siapapun.Dulu kan dia selalu menempel pada Riku-kun"
"Namanya juga ibunya kan"
"Benar juga...".
.
."Iori....tunggu,turunkan aku dulu...Iori...ini masih sore-"
"Memangnya kenapa kalau masih sore?Bukankah kau pandai dalam menahan suaramu Riku-san?"
"B-bukan itu maksud ku"
"Lalu?"
"Hanya saja,bagaimana kalau nanti tiba-tiba ada tamu yang datang dan kita sedang melakukannya?"Iori terdiam lalu mencoba mengambil secarik kertas di laci meja dekat tempat tidur.Dia bahkan juga mengambil sebuah spidol dan menulis sesuatu.Di kertas itu,Iori menulis sebuah kata #Sedang tidak berada di rumah#
Riku yang membacanya hanya melongo,kenapa Iori menulis kata-kata itu.
"Sudah siap,tinggal di tempelkan pada pintu depan"
Riku sungguh tidak menyangka kalau sang suami akan benar-benar melakukan hal yang konyol.Seperti bukan Iori yang biasanya.
"I-iori...kau sungguh mau menempelkannya di pintu depan?Jangan lakukan itu!Kita tunggu malam saja dan beres bukan?"
"Menunggu?Kau tidak tau kalau aku sudah bersemangat?"Riku menatap selangkangan milik Iori,dan benar saja dia sudah sangat tegang.Bagaimana bisa?Padahal mereka belum memulai ritual apapun.
"Sekarang sudah waktunya dan aku tidak mau menunggu!"
"He...?Riku yang awalnya sudah berada di posisi berdiri sendiri di dekat pintu,sekarang harus di gendong kembali oleh Iori.Entah ada apa dengan surau biru gelap hari ini,dia terlihat begitu semangat.Dia segera menghempaskan tubuh Riku ke tempat tidur di sampingnya.
"Iori hngg...."
Tanpa berpikir panjang,manik mereka saling bertatapan,dan mereka melakukan adegan kiss.Rasanya sungguh nikmat dan panas.Kapan terakhir kalinya Iori menyentuh tubuh Riku?Bahkan dia tidak ingat.Riku hanya sibuk dengan Sachi hingga membuat Iori kesepian.
"Iori-"
"Buka mulutmu yang lebar Riku-san,jangan menahannya.Gunakan lidah mu juga seperti ku"Walaupun mereka sudah menikah dan beberapa kali berhubungan badan,Riku tidak pernah berubah.Dia tetap saja kaku dan merasa malu.Bahkan Iori selalu memerintah Riku supaya mengimbanginya,tapi tetap saja tidak diterapkan oleh surau merah saat berhubungan intim.
"Ahh..."
"Apa ini nikmat?Kau suka Riku-san?"
"Hun..."Udara di sekitar menjadi memanas,bahkan wajah Riku pun sudah semakin memerah hingga ke telinga.Mungkin ini titik baik untuk Iori melanjutkan aktifitasnya menggoda sang istri.Dia segera melepaskan pakaian Riku dan segera memainkan nipple mungil itu.
"Ahh...jangan lakukan itu Iori-"
"Kenapa?Kau suka ini bukan?Hora...kau semakin terangsang karena sentuhan ku"
"Tapi hnggh...Iori...ahh..."
"Katakan kalau ini nikmat dan kau menyukainya"
"Tidak...aku hhnggh..."
"Masih tidak mau jujur ya.Tapi tubuh mu mengatakan semuanya,Riku-san"Iori lagi-lagi menggoda tubuh Riku dengan sengaja menghisap nipple itu.Tentu saja Riku refleks menggelinjang,bahkan refleks meremas rambut Iori.
"Aahh...di situ...jangan lakukan aahh..."
"Aku menemukan spot yang bagus ya.Jadi di sini titik sensitif mu?"
"Iori...ku mohon,ja-jangan lakukan itu lagi"
"Apa itu sakit?"
"Tidak...hanya saja rasanya sangat aneh"
"He...."Iori tersenyum bengis dan jemarinya kembali beraktifitas.Menggerayangi setiap tubuh Riku,sambil mencari titik ter nikmat surau merah.Saat jemarinya turun dan mendarat di pusar,lagi-lagi tubuh Riku memberikan reaksi.Apakah di sana juga titiknya?Iori mencoba menyentuhnya semakin dalam,dan ternyata benar.Riku bahkan menahan desahannya karena malu.
"Nee...bolehkah aku bertanya sesuatu pada mu Riku-san?"
"Hnggh...a-apa...itu"
"Kenapa kau sangat marah tadi?Kau marah demi aku dan Sachi?"Riku yang pada awalnya menutup mata rapat-rapat,kini kembali membuka mata dan beranjak duduk.Dia menatap Iori dengan sorot mata yang tajam,namun tidak terlihat bengis.
"Tentu saja aku akan marah kalau orang lain menghina anak dan suami ku.Bukankah juga sependapat Iori?"
"Ya,tentu saja aku akan marah"
"Lalu kenapa kau bertanya padaku di saat seperti ini?"
"Hee...jadi kau tidak mau aku ganggu di saat hampir keluar?"
"H-haa...?T-tentu saja tidak!"Iori tertawa,ternyata dia memiliki istri yang sangat polos dan tidak pandai berbohong.Dia segera mengecup bibir ranum milik Riku,dan mengusap surau merahnya.
"Jaa...maukah kau membantu ku keluar juga?"
"He?Bagaimana caranya aku bisa?"
"Lakukan apa yang aku perintahkan,kau mau?"
"Hun..."Dengan jawaban yang mantap,Iori menyuruh Riku melepaskan celana miliknya.Riku pun menuruti perkataan suaminya.Dengan perlahan,Riku membuka ritsleting celana milik Iori.Itu benar-benar terlihat sangat tegang dan harus segera di keluarkan.
"I-iori,sungguh kau sudah sangat siap"
"Aku sudah bilang tidak bisa menahannya lagi bukan?Mau mencoba menyentuhnya?"
"Uhn..."Walaupun sedikit ragu,Iori mengarahkan tangan Riku pada miliknya.
"Lakukan perlahan saja"
"I-ini sangat licin"'Uwah...aku tidak menyangka kalau milik Iori sebesar ini.Jadi benda sebesar itu bisa masuk ke dalam tubuh ku?Aku sungguh tidak percaya'
"Riku-san?"
"Ah...maaf"
"Kau ini,sempat-sempatnya saja melamun.Apa kau sedang memikirkan Sachi?"
"Iee...ahh...ini berdenyut"
"Milik mu juga.Mau aku bantu juga?"
"Ah..tidak,aku bisa melakukannya nanti"
"Kau yakin?"Walaupun dia mampu melakukannya,hanya saja nikmat yang di rasakan berbeda.
"Hngghhh...Iori..apa yang kau lakukan?!"
"Apa lagi selain membantu mu.Dengar,kau harus melakukannya seperti ini.Pelan-pelan saja,tapi ada kalanya juga harus memiliki tempo yang cepat.Kau mengerti?"Tidak ada jawaban dari Riku karena menahan desahannya.Walaupun begitu,Iori yakin kalau Riku mampu memahaminya.
"Io...ahh..aku sudah hnggh...tidak bisa lagi-"
"Ahh...kita keluarkan bersama,Riku-san"Dengan aba-aba Iori,mereka mengeluarkannya bersama.Sebuah cairan putih yang kental mengenai perut Riku.Dia merasa itu sangat hangat dan tersenyum lega.Memang rasanya sedikit lebih ringan jika di lakukan bersama orang yang di cintainya.
"Iori..."
"Heum?"
"Aku sangat mencintai mu"
"Ya,aku tau itu Riku-san.Aku juga mencintai mu"Lagi dan lagi mereka berciuman bersama.Ciuman yang sangat panas dan nikmat.Bahkan dengan sengaja,sesekali Iori memasukan jemarinya di hole milik surau merah,sehingga istrinya itu mendesah.
"Kita akan melakukannya sampai pagi,jadi kau harus bersiap-siap,Ri..ku.."
Dengan wajah yang sudah full merah,Riku segera menutup wajahnya supaya Iori tidak lagi menggodanya.
"Ahahaha...manisnya istri ku..."
.
.
.
.
.TBC...
KAMU SEDANG MEMBACA
Today is
Kısa HikayeBagaimana jika kau ditakdirkan mati hari ini,namun seseorang merubah takdirmu? "Apakah takdir bisa dirubah?" "Hanya aku yang tau kematian orang-orang itu!" Apakah Iori akan percaya pada perkataan itu? Pertemuanku dengamu membuat semuanya berubah "Ma...