07

545 76 5
                                    

Gregg..

"Tenn,kau sudah datang?"
"Ya Kujo-san,maaf kalau aku sedikit terlambat,semalam adikku sakit dan aku harus merawatnya.Untungnya tadi pagi dia sudah sedikit membaik"
"Kau tidak meminta ijin dariku dan menjaga adikmu?"
"Jika aku tidak bekerja di bar,nanti kami mau memakan apa hari ini?Kami masih membutuhkan makanan bukan hanya sekedar batu rebus!"
"Haahh..kau tidak berubah dari dua tahun terakhir"
"Maaf saja kalau aku sulit berubah Kujo-san!"
"Oh,aku semalam merekrut pelayan bar baru.Dia akan kesini 15 menit lagi"
"Pegawai baru,tapi sudah berani terlambat?Padahal lima menit lagi bar akan buka"
"Ahaha..ketahuilah Tenn,dia anak saudagar kaya"
"Cih,aku harap Ayahnya tidak bangkrut karena dia mau bekerja disini"
"Apa maksudmu bar ini tidak terlalu pantas untuknya?"
"Yah,memang terlihat seperti itu"

Tenn berjalan pelan menuju pintu dan membalik papan yang bertuliskan buka ataupun tutup itu.Dia juga tak lupa untuk membuka gordyn yang ada disebelah pintu.
"Aku pikir tempat ini sudah sangat tua Kujo-san.Sepertinya perlu sentuhan renovasi agar terlihat lebih menarik!"
"Kau tau uangku tidak sebanyak itu?Padahal kau tau kalau aku hanya memiliki satu pegawai bar yang bermulut pedas pada pembeli!"
"Oh,maaf saja kalau aku tidak pandai berbisnis dibidang ini"
"Tenn,kau tidak bekerja ditempat itu lagi bukan?"
"Aku pikir Kujo-san adalah orang yang berhati-hati dan tidak ingin mengetahui privasi orang lain!"

Tenn menatap tajam orang bersurau hitam itu.
"Aku akan mencuci gelas-gelas yang kotor"
Baru saja Tenn akan beranjak pergi,tiba-tiba ada seorang tamu tak diundang datang.

Klincing..

"Yaahh. hari ini sangat panas bukan?Aku sangat tersesat tadi,bahkan tempat ini tidak ada dimaps"
"Yah,tidak apa Gaku"
Laki-laki berbadan tinggi dan kekar,dengan suraunya yang berwarna silver itu,kini tengah duduk disebuah kursi yang kosong.
Brak..

Tenn memukul meja dengan keras hingga membuat Gaku terkaget.
"Aku yakin kau kesini untuk pekerjaanmu tuan.Jadi segeralah ambil celemekmu dan bersiap melayani pembeli!"
"Oh,siapa orang pendek ini Takamasa-san,anda tidak mempekerjakan anak dibawah usia bukan?"
"Aku tadinya tidak begitu yakin kalau kau ini tidak waras.Tapi aku sekarang sangat yakin kalau Kujo-san menjadikan orang gila ini sebagai pegawainya"
"Ohh..jadi kau tidak percaya jika aku bisa bekerja apapun ha?"
"Tentu saja begitu,jika kau bisa segalanya,kenapa kau bekerja dibar?Kenapa tidak pegawai kantoran saja yang kau ambil?"
"Huh,aku malas dala-"
"Bilang saja kalau kau sudah terlalu tua untuk pegawai kantor,uban!"
"Apa katamu bocah!"
"STOP!!"

Pandangan mereka langsung beralih pada Takamasa yang sejak tadi masih asik menyimak pertengkaran mereka.

"Aku menyuruh kalian kerja disini agar membantuku,bukan menambah beban!!Tenn,karena kau masih muda dan caramu meracik minuman sudah handal.Aku serahkan tempat ini padamu.Lalu Gaku,kau menjadi pelayan jika ada pembeli yang datang"
"Tap-"
"Tidak ada tapi-tapian Gaku!Semua keputusan ada ditanganku karena ini adalah bar milikku!"
"Cih!"
.
.
.
"Tenn-nii..."
Riku terbangun dari tidurnya,dia langsung mencari sosok kakak yang semalam tidur dengannya.Dia mencoba turun dari tempat tidur,dan mendapati secarik kertas yang mungkin ditinggalkan Tenn untuk Riku.Disana tertulis kalau Tenn bekerja dan Riku boleh jalan-jalan,namun tidak boleh terlalu jauh.Mengingat semalam dia baru saja kambuh karena udara dingin.

Selesai membacanya,Riku memutuskan untuk mandi lalu keluar untuk mencari udara segar.Dia sengaja tidak memakan sarapannya,karena dia tau kalau Tenn juga belum sarapan.Alun-alun kota sangat ramai dengan pengunjung seperti biasanya.Namun ada hal menarik yang menjadi incaran manik merah milik Riku.Seorang pemain biola yang sepertinya sudah sangat ahli memainkannya.Riku mendekati pemain itu,tidak banyak orang yang menonton pertunjukkannya.Karena lagu yang dibawakannya sangatlah menyayat hati.Mungkinkah dia mencoba menyalurkan perasaanya lewat biola?.

Permainan biola itu selesai,dan tidak ada orang yang memberikan apapun,bahkan untuk satu koin uang.Riku yang melihat orang itu sedih,langsung merogoh saku miliknya.Dia menemukan 3 koin disaku jaket miliknya.

Klonteng...

"Lagu milikmu sangat bagus,aku sangat menyukainya.Apakah itu lagu milikmu sendiri?"
"Yes.."

'Eh,orang asing rupanya?Dia mengerti bahasa ku kan?'

"Umm..sepertinya kau bukan orang sini ya?Kau turis?Ah-jangan-jangan kau ingin pulang tapi tidak punya uang untuk membeli tiket pesawat ya?Makanya kau mengamen disini?"
"Noo..aku orang jepang"
"Bi-bisa bahasa ku ternyata.Lalu,kenapa kau terlihat sedih?Apa uangnya kurang?"

Riku kembali merogoh saku miliknya,berharap ada beberapa koin lagi disakunya.
"No..no..aku hanya sedih karena temanku meninggalkanku"
"Eh?Dia jahat padamu?"
"Oh no!Dia meninggal dunia,bukan berhianat!"
"Ah-begitu ya,aku turut berduka cita kalau begitu"

Riku menunduk dan menatap kembali orang bersurau pirang itu.
"Umm..bagaimana kalau aku menyanyikan sebuah lagu dan kau memainkan biolamu?Umm...yah walaupun suaraku tidak sebagus suara Tenn-nii sih"
"Oh really?"
"Yes..hehe.."
"Okey,lagu apa?"
"Unn..bagaimana kalau lagu yang baru rilis itu?Tentang tokyo?"
"Oh..ide yang bagus"

Orang itu memainkan biolanya lalu Riku memadukan dengan suara merdu miliknya.Awalnya orang itu hanya terdiam mendengar suara Riku,namun tiba-tiba orang itu terlihat sangat kagum saat Riku menyanyikan reff dibagian akhirnya.Mereka terus berkombinasi hingga memiliki penonton yang lebih banyak dari sebelumnya.Bahkan kini orang itu tidak hanya memiliki 3 koin.Dia memiliki banyak sekarang.

"Terimakasih atas bantuanmu,aku bisa memanggilmu siapa?"
"Ahaha..sama-sama.Panggil saja Riku"
"Yes Riku,aku Nagi"
Mereka saling berjabat tangan untuk saling mengenal.
"Riku,kita istirahat disebelah sana?"
Nagi menunjuk sebuah tempat duduk yang kosong dibawah pohon yang rindang.Sepertinya menyenangkan untuk sekedar minum es yang dingin dan berbincang-bincang.

"Riku,berapa usiamu?"
"Eh,apakah boleh menanyakan hal itu pada orang yang baru saja kita kenal?"
"Sorry..aku tidak terlalu paham dengan budaya disini"
"Ahahaha...tidak apa-apa Nagi.Usia ku tidak terlalu jauh denganmu.Ngomong-ngomong,kau seorang pemain biola yang baik"
"Thanks Riku.Biola ini hanyalah pemberian dari temanku yang sudah tiada itu"

Riku menatap Nagi dengan sungguh-sungguh.Dia merasa kalau Nagi bukanlah orang yang asing untuknya.Dia sepertinya sudah pernah bertemu dengannya,dejavu kah?
"Orang itu mengidap penyakit langka ya?"
"Yess..darimana kau tau Riku"
"Ah-aku juga tidak tau,tiba-tiba saja terlintas seperti itu"
"Hmm..?"

Nagi bingung dengan maksud ucapan Riku.Hanya satu yang Nagi mengerti darinya.Riku adalah orang yang polos namun memiliki suara yang bagus.

.
.
.
.
.

TBC...

Today isTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang