chapter 10.

145 18 0
                                    

"Kak Liamm!!"
"Aku tauu caranya!!"

"Apa ren apaa?"

"Sini-sini" gadis itu menyuruh Liam untuk mendekat, dan ia membisikkan sesuatu pada Liam

"Ehhh, iya yaa kok gue ga kepikiran si"
"Renaa lu emang pantes di sebut jenius, gue langsung urus udah ini, ga peduli soal si Arda, yang penting ini bisa di atasin. I know right"

Liam menunjuk gadis itu dengan sumringah seolah memuji ide nya, ia sepertinya lupa seseorang yang bisa ia andalkan

Lelaki itu pergi setelah Rena memberi tahu ide nya. Rena bernafas lega setidaknya ada solusi masalah ini 

Setelah menemukan ide untuk mengatasi hal ini. Gadis berambut sebahu itu, juga pergi dari sana berencana untuk segera pulang karena ia hari ini ia memang tidak bekerja

Rena masuk ke dalam lift, dan ia bertemu dengan Arda

"Halo pak Wardan" gadis itu tersenyum dan membungkuk sopan padanya

Arda yang disapa olehnya hanya menoleh tidak berniat membalas sapaan Rena, dengan tatapan lurus

Nyeselin banget anjir
Batin Rena sedikit kesal

Lift terbuka, Rena langsung keluar dengan perasaan kesal, mukanya langsung kembali jutek tak menghiraukan lagi orang yang ia sapa tadi

Rena sudah ada di parkiran, dia mengendarai sepeda motor nya melintasi jalanan

Tapi di tengah perjalanan pulang ia mampir terlebih dahulu membeli makanan ke salah satu restoran di sana

Karena kebetulan Ayah dan Kakaknya sedang tidak ada di rumah selama satu minggu ke depan, jadi tidak ada yang memasak untuknya

Selesai dari itu ia langsung pulang menuju rumahnya

Sampai di rumah, dia menemukan paket misterius di depan pagar rumahnya. Rena mengambil paket itu dan masuk ke dalam rumah

Rena duduk, ia memutar-mutar paket itu untuk mencari tahu siapa pengirimnya. Tapi setelah dilihat-lihat tidak ada yang aneh, sayangnya ia tidak menemukan nama pengirimnya

Rena membuka paket itu, dan isi paket itu terdapat satu set parfum yang kelihatannya cukup mahal

Rena menemukan sebuah sticky note di kemasan luarnya

"Jangan lupa dipakai ya! Have a nice day, ily!"
Kira-kira begitu isi tulisan yang ada di sticky note tersebut

Rena tentu saja bingung, siapa yang rela-rela membuang-buang uang untuk dirinya, tetapi ia tak ambil pusing dengan siapa pengirimnya.

Ia mengambil set parfum itu menuju kamarnya, dan membersihkan dirinya karena badannya terasa gerah

Selesai mandi begitu dia keluar dari kamar mandi, ponselnya berdering.

"Halo Joy?"

"......."

"Hah?"
"Maksud lo apaan?"

"........"

"Beneran sekarang banget?"

"........"

"Bentar okay, gue langsung kesana. Tunggu gue"

Setelah dia menerima telepon dari Joy, kemudian dia bergegas berangkat lagi di mana ke tempat Joy berada. Sebenarnya ia masih kurang paham dengan apa yang Joy bicarakan tadi tetapi kedengarannya ini hal yang serius jadi ia memutuskan untuk pergi ke sana

+++

Rena sudah sampai di tempat Joy berada, tentunya Aley juga sudah berada di sana

"Joy ada apa sebenernya?"
"Jelasin maksud di telfon tadi"

"Duduk dulu kek ren" kata Joy yang melihat kegelisahan Rena, Rena menuruti ucapannya

"Gue jelasin ulang deh biar paham. Jadi selama seminggu ini, lu udah di ikutin sama orang yang pasti ga dikenal, nah tapi nya orang yang ngikutin lu itu beda-beda orang. Karena kita punya bertiga punya akses cctv rumah kita masing-masing. Pas kemaren gue iseng-iseng cek cctv, gue liat ada 2 orang yang mata-mata in lu. Tapi 2 orang itu bukan satu komplotan, jadi misi kita sekarang adalah buat nangkep orang yang ngikutin lu"

"Seriusan? Masaa, tapi gue gak merasa ada yang ngikutin atau mata-mata in gue. Gue juga bukan artis masa di ikutin paparazzi" Rena membantah ucapan Joy, tetapi raut wajah Rena tidak bisa membohongi keduanya

"Dih kagak percayaan lu" saut Aley yang fokus memikirkannya

"Joy, apa mungkin 2 orang ini masih satu komplotan, mungkin suruhannya nyuruh mereka supaya ga terlihat sama-sama" lanjut Aley

"Kemungkinan besar bener, tapi kemungkinan lain juga bisa kan"

"Coba gue liat rekaman cctv nya"

"Nih lu liat sendiri, perhatiin baik-baik" Aley memberikan iPad milik Joy pada Rena untuk melihat video cctv tersebut

"What the―?"
"Hahh gilaa, masa sampe foto-foto gue?!"
"Please gue serem liatnya" Rena langsung menjauhkan iPad itu dan menyerahkan kembali pada Joy

"Tuhkan gue juga serem, makanya Adreena"
"Jadi rencana kita apa?"
"Lu pada punya ide kagak??" tanya Joy pada keduanya

"Gua juga ga ada ide"

"Terus gimana dong joyi' lirih Rena pada Joy

"Gimana kalau sementara waktu lu kerja di rumah?"

"Mana bisa Joy, masalahnya tuh bos gue itu" Rena tersenyum paksa

"Iya anjir..."

"Kayaknya yang ngikutin lu tau tentang cctv ini, jadi kemungkinan juga mereka ga akan mata-mata in lu selama dua mingguan?" tebak Aley

"Bisa bisa, jadi Ren lu harus lebih hati-hati. Kalau pulang ntar gue anter atau sama Aley" titah Joy yang disetujui oleh Aley

"Okay, thank you guys" Rena memeluk keduanya

"My pleasure Ren" jawab keduanya






Evocative [✓] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang