chapter 01.

813 52 2
                                    

Gadis cantik itu berjalan dengan tergesa-gesa tak lupa membawa setumpuk kertas yang menutupi wajahnya.

Dia benar-benar kesusahan membawanya bagaimana tidak dia memakai sepatu hak tinggi dengan rok hitam yang cukup pendek, tapi ia harus tetap melanjutkan langkah ke ruang atasannya

Sesampainya di depan ruangan yang di tuju, ia menahan berkas-berkas dengan satu tangan untuk mengetuk pintu ruangan tersebut, tak ada sahutan dari ruangan itu

"Permisi, pak!" katanya masih mengetuk pintu. Seseorang berjalan ke arahnya

"Rena?" sapa seseorang tersebut, menepuk pelan bahu gadis itu

"Eh" gadis yang dipanggil Rena tersebut menoleh dengan terkejut, ia mundur beberapa langkah kakinya tidak seimbang dan ia oleng

Hap

Seseorang menangkapnya dari belakang dan setumpuk kertas itu berhamburan. Mata keduanya bertemu, dan seseorang yang menangkap itu malah melepaskan tangannya. Gadis itu pun terjatuh

"Aww sakit" gadis itu meringis kesakitan, dan melihat hak heels nya patah, kakinya terasa sakit sekali

"Ren gapapa kan?" tanya rekan kerja yang tadi menyapanya, tak lupa membantu Rena untuk berdiri

"Gapapa tapi agak sakit, kayaknya kekilir deh"

"Astaga, ya udah ayo ke ruang kesehatan. Sini gue bantu" katanya membantu memapah Rena menuju ruang kesehatan

Salah satu karyawan kebetulan lewat dan orang itu berkata. "Tolong bereskan berkas-berkas ini, bawa ke ruangan sekretaris saya"

"Baik pak" jawab karyawan itu, dan orang itu langsung pergi ke ruangan pribadinya tanpa rasa bersalah menghiraukan gadis yang ia tangkap tadi

+++

Setibanya di ruang kesehatan, gadis itu langsung mengobati lukanya di bantu oleh rekannya

"Emangnya pak Arda tuh judes banget, masa lu langsung dilepasin gitu aja. Gila emang, ga punya etika banget" dumel rekannya yang mengata-ngatai atasannya tersebut sambil mengoles obat pada kaki gadis itu

"Udah lah gapapa kok kak, cuman masalah kecil aja. Toh emang sifatnya dia gitu kan" jawabnya menahan perih saat diobati

"Ih kalau bukan bos udah gue tonjok kali" gadis itu hanya tertawa pelan

"Selesai, hati-hati lain kali kalau pake heels jangan yang tinggi-tinggi Ren" nasehatnya

"Iya kak"

"Yaudah, gue balik kerja lagi. Kalau butuh sesuatu telepon gue aja ya Ren"

"Iya-iya gampang kak, makasih ya" ia pergi mengacungkan jempol nya sebagai respon dan keluar dari ruangan itu

+++

Rena gadis itu sudah kembali ke ruang kerjanya, dengan kakinya yang pincang. Ya meski masih terasa sakit ia harus melanjutkan kerjaannya yang masih tersisa

Ia mengerjakannya dengan serius, tiba-tiba ponselnya berdering tanda telepon masuk

"Halo..?" angkatnya tanpa melihat nomor yang ia jawab, karena ia masih fokus pada pekerjaannya

"Cepat ke ruangan saya"

"Hah?" gadis itu kebingungan, ia langsung mengecek sang penelpon. Nama atasannya tertera disana, matanya membulat terkejut dan kembali menjawab telepon itu

Evocative [✓] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang