Hari ini di kantor milik Arda sudah mulai melakukan persiapan untuk pesta perayaan perusahaan yang akan diselenggarakan minggu depan
Sekarang Rena sedang mengetik list kebutuhan apa saja untuk pesta, sebenarnya gadis berambut sebahu itu memang selalu ditunjuk melakukan hal seperti ini
"Oii!" Liam berteriak berencana mengejutkan gadis yang fokus pada komputer itu
Tapi gadis itu tak terkejut, ia merotasikan bola matanya ketika Liam berteriak padanya
"Apaan?" tanya Rena menatap sinis Liam yang duduk di depan mejanya
"Biasa aja kali Ren natepnya"
"Udah biasa... Mau apa sii ganggu mulu dah"
"Hehehe maap maap, itu biasa pak CEO"
"Hadeh bilang kek dari tadi" responnya agak sebal
"Kan udah bilang"
"Iya in dah, terserah. Bye" meninggalkan lelaki itu segera menuju keruangan Arda
"TIATI REN!" teriak Liam memperingati Rena
Tok tok tok
Rena mengetuk pintu itu dan membukanya dan
"Per―""UDAH SAYA BILANG SAMA KAMU, KERJAKAN ULANG INI SEMUA!" suara bentakan Arda dari dalam ruangan
".... Misi" katanya menciut, dan membuka pintu masuk ke dalam
Dua orang yang yang berada di dalam ruangan itu menoleh ke arah Rena, setelah Rena masuk Arda mengatur emosinya
"Seperti yang tadi saya jelasin, ingat. Kamu bisa pergi" suruh Arda pada kepada karyawannya tadi
Karyawan Itu pun keluar meninggalkan keduanya, Rena juga menghampiri Arda
"Maaf pak saya tadi langsung masuk, soalnya pas saya ketuk pintu ga di jawab jadi―"
"Ga usah dijelaskan, saya mengerti" potong Arda
"Oh baik, jadi ada apa bapak memanggil saya"
"Saya minta data mingguan karyawan"
"Oh baik pak nanti saya kirimkan ke email bapak. Ada lagi pak?" ia menanyakannya dengan hati-hati, melihat lelaki itu terlihat menahan amarahnya sejak tadi
Arda menggelengkan kepalanya, tanpa mengucapkan apapun Rena keluar, kembali ke ruang departemennyaa supaya tidak mengganggu lelaki itu
+++
Kantin perusahaan dipenuhi karyawan yang sedang istirahat, seperti biasa kantin memang selalu penuh setiap istirahat
Rena bersama dengan Sonia duduk berdampingan di sudut kantin, menikmati santapan makanan yang ia bawa dari rumah
"Kak son beneran mau nikah?" ucap Rena tiba-tiba
"Hehehe iya bener, bulan depan"
"Kok ga ngasih undangan si"
"Nihh, sebenernya rencana kakak mau pernikahannya sederhana agak tertutup jadi ga terlalu ngundang banyak orang" memberi undangannya pada Rena sembari menjelaskan rencananya
"Ohh gitu, terus yang diundang dari sini siapa aja?"
"Cuma lo sama pak Arda"
"Eh pak Arda?"
"Iya dia. Kenapa ada yang salah?"
"Engga-engga" Rena menggeleng
"Gue duluan ya ren, gue masih ada kerjaan"
"Anyway congrats ya kak" ia tersenyum tersenyum padanya
"Thanks ren" mengangguk dan pergi meninggalkan area kantin
+++
Rena sedang santai duduk di mejanya, sambil memainkan ponselnya ditemani dengan kue brownies dan strawberry latte kesukaanya yang dikirim sahabatnya untuk menjanggal lapar, supaya maag nya tidak kambuh lagi, memang protektif sekali mereka kepadanya.
Rena bersantai karena pekerjaannya sudah selesai semua, jadi ia bisa tenang bersantai. Ia mengedarkan pandangannya, melihat rekan-rekan departemennya yang tengah fokus dengan pekerjaannya.
Ia berdiri dan berjalan mengelilingi rekan-rekannya, siapa tau ada yang bisa ia bantu
Tak ada masalah begitu ia berkeliling, ia memutuskan untuk keluar dari ruangannya mencari udara segar
Kaki jenjang itu menyusuri setiap ruangan, tapi tak berniat untuk memasukinya takutnya ia mengganggu karyawan lain. Jadi ia memutuskan untuk kembali ke ruangannya, tidak ada yang menarik pikirnya
Hari semakin sore, matahari mulai terbenam dan terganti menjadi langit yang gelap.
Hari ini ia pulang cepat, dan Rena kini tengah membereskan mejanya bersiap untuk segera pulang
Dia melangkah keluar untuk menuju lantai dasar, sesampainya ia melihat sekitar, kantornya sekarang sangat sepi padahal sebentar lagi akan ada pesta
Merasa sangat aneh, tapi ia tidak mempedulikan terus melangkah keluar dari gedung perusahaan mewah itu
Karena hari ini ia tidak lembur, ia memilih untuk ke cafe milik Aley saja, sudah cukup lama ia tidak mengunjungi
+++
"Ren dia kesini lagi, tadi siang.."
"Siapaa? Mantan gue... Kak Mehran hm?" ia mengangkat satu alisnya
"Siapa lagi Ren kalau bukan dia"
"Lah ngapain"
"Mana gue tau"
"Ohhh iya kemaren dia juga nge chat gue. nih" menunjukkan ponselnya pada Aley
"Beneran deh dia kayaknya gamon sama lu Rena"
"Mampus, nyeselkan lu" Aley geram menyumpah serapahi lelaki itu
"Ih amit-amit kalau gue balikkan sama dia, ogah" menyibakkan rambutnya dengan sedikit sombong
"Emang ga pantes orang kek gitu di maafin"
"Dah-dah ga usah bahas dia, bikin males"
"Ganti-ganti"
"Eh gimana rencana lu sama Liam, Ley?"
"Belum ada kemajuan, kita berdua juga masih sama-sama sibuk. Lagian gue juga ga buru-buru amat si, gapapa"
"Iya si yaa, kalau gue liat-liat Liam emang sibuk banget"
"Oya, anyway tumben lu ga lembur"
"Puji syukur, bos nya lagi waras"
"Hahahahaha ngakak, emang bener-bener dah si Arda"
"Si Joya mana si, kata nya mau dateng" mengecek ponselnya mencoba menghubungi Joy
"Ni anak emang ya, eh atau mungkin dia masih ada jadwal ngedadak. Udah lah"
"Ooo yaudah deh"
KAMU SEDANG MEMBACA
Evocative [✓]
Romancee·voc·a·tive /əˈväkədiv/ bringing strong images, memories, or feelings to mind. yerin-wonwoo/fairbi local·au. © feb - nov 2023, (complete).