chapter 04.

225 32 1
                                    

Terlahir dari keluarga yang bercukupkan materi memang impian semua orang, hidup dengan bergelimang harta siapa yang tidak mau itu

Tapi semua orang tahu bahwasanya orang-orang yang bermateri cukup selalu dituntut untuk menuruti semua permintaan di atas kertas putih, hidup dengan tekanan berhasil terlahir menjadi sosok yang dingin

Meski demikian, beruntung ia mempunyai orangtua yang merawatnya dengan baik hingga saat ini

Arda ialah satu-satunya harapan besar orang tuanya untuk menanggung perusahaan, karena dia hanya seorang anak tunggal di keluarganya. Jadi mau tidak mau ia harus meneruskannya demi orang tuanya

Awalnya memang sangat berat baginya untuk bertanggung jawab atas perusahaan ayahnya tersebut, tapi lama kelamaan ia juga harus mengerti dengan keadaan orang tuanya, sudah waktunya mereka bebas dan menikmati masa tua mereka tanpa harus memikirkan banyak hal

Arda membuka kacamata miliknya, meminum beberapa minuman hangat untuk merilekskan tubuhnya yang sangat letih, dan beristirahat setelah bekerja berpuluh-puluh jam lamanya

Tak butuh waktu lama karena kelelahan, lelaki itu sudah tertidur pulas di sofa

Tok tok tok!
"... Permisi pak" sapa seseorang dari luar ruangan yang tentu tidak didengar oleh lelaki bersurai coklat itu

Tidak ada jawaban dari dalam seseorang itu, membuka pintu perlahan, dan benar saja dugaannya bahwa atasannya itu sedang beristirahat

Ya seseorang itu ialah Rena, Rena masuk ke dalam ruangan Arda melihatnya sedang tertidur. Rena meletakkan berkas yang ia bawa di meja milik pemuda itu

Gadis itu mengambil jas milik Arda, mendekatinya dan menyelimuti Arda dengan jas nya, setelah selesai ia langsung menutup pintu ruangan dan pergi

Di tengah langkahnya menuju lift tiba-tiba perutnya sakit, kepalanya sangat pusing, dan penglihatannya mulai kabur. Ia menahan sekuat tenaga ke benda yang ada di sekitarnya

Bruk!

Tubuh Rena ambruk menabrak tembok menimbulkan suara yang cukup keras, ia tak bisa menahan tubuhnya dan hidungnya mulai mengeluarkan darah (mimisan), Rena pingsan di tempat

Arda terbangun saat mendengar suara dari luar dan ia langsung melihatnya, dengan segera Arda menggendong tubuh gadis itu dan langsung membawanya menuju rumah sakit

Setibanya di rumah sakit gadis itu segera di tangani oleh dokter, Arda menelepon seseorang untuk memberi tahu bahwa Rena berada di rumah sakit sekarang

"... Halo dan, apaan?"

"Cepet kasih tau pacar lu kalau Rena lagi di rumah sakit gmc"

"Hah apa rumah sakit?, oke-oke tunggu"

"Cepet, di ruang igd"

Tut!

Pemuda itu memutuskan sambunganya, mengatur nafasnya karena khawatir terjadi sesuatu pada gadis itu

Tak lama kemudian 4 orang berlari dari ujung koridor datang menghampirinya, tak lain mereka ialah sahabatnya dan kedua sahabat Rena

"Kasih tau gue kenapa dia bisa sampe gini?" ucap gadis berambut panjang itu terengah-engah setengah panik

"Duduk dulu" mengusap kedua bahunya menenangkan kekasihnya

"Oke jadi gue kebangun gara-gara ngedenger suara dari luar, waktu gue keluar liat Rena udah pingsan dan mimisan deket lift dan gue langsung bawa dia ke rumah sakit. Oh ya kayaknya dia habis dari ruangan gue, kurang lebih gitu" jelas Arda menceritakan pada 4 orang di hadapannya

Evocative [✓] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang