Hari demi hari terus berlalu, semuanya tampak sudah lebih baik dari pada sebelumnya. Mungkin semuanya sudah menyadari dan menerima keadaan apa adanya
Semua berangsur baik, Rena pun tak kesulitan atau gelisah dengan hal-hal yang ia kerjakan beberapa bulan kebelakang, yah meskipun dia masih mempunyai banyak keraguan dan hambatan, namun itu tak membuat dirinya menyerah
Kali ini dirinya sedang membereskan tumpukan kertas itu, karena ia telah menyelesaikan meeting mingguan. Ia tak sendiri, ada beberapa karyawan yang masih disana mengobrol mendiskusikan poin-poin yang sudah disampaikan sambil bertanya pada dirinya
Tentu saja, termasuk Arda yang tengah sibuk dengan laptop nya dengan kacamata yang bertengger di batang hidungnya
Matanya melirik ke arah Rena yang sibuk menjelaskan pada karyawannya yang sangat aktif bertanya kepada gadis itu. Tetapi dia masih tetap menanggapinya dengan senang hati terlihat sangat bahagia, pikirnya
"Terimakasih bu atas penjelasannya" kata seorang karyawan pada Rena
"Akan saya segera selesaikan tugasnya" sahut yang lainnya
"Sama-sama, itu bukan masalah yang besar"
"Jangan terlalu terburu-buru, ingat ya asal tepat waktu dan teliti" ucapnya dengan sangat halus, tersenyum dengan sangat ramahRena diam-diam mencuri pandangan pada Arda, Rena tersenyum saat karyawan-karyawan itu pamit pada dirinya
Setelah kepergian mereka, kini di ruang meeting tentu hanya tersisa mereka berdua saja, Rena berjalan menghampiri lelaki itu dan duduk di sebelahnya
"Kak, mau makan bareng ga?" ia bertanya sembari menopang dagunya menatap ke arah Arda
"Boleh, kamu yang tentukan sendiri mau makan apa. Saya tidak masalah, Nona Muda"
"Yey, gimana kalau nasi padang? Siang-siang gini enaknya makan nasi padang komplit sih"
"Saya pesankan sekarang?"
"Boleh-boleh, pesennya ayam pop, kuah gulai, rendang, sambal ijo sama merah, telur dadar, sayur nangka oh jangan lupa daun singkong! Hehehe maaf banyak"
"Gapapa, hmm saya yang bayar ya. Sekalian saja" katanya memandangi Rena
"Nanti saya transfer uang gantinya ya kak" jawabnya
"Tidak usah" elak lelaki itu
"Gapapa kakk, udah saya kirim ya ke QRIS kakak yaa" dia mengetikkan jarinya di smartphone nya
"Astaga, padahal tidak apa-apa" notifikasi pada telepon seluler Arda berbunyi, sejumlah uang masuk ke akunnya
"Itung-itung traktiran kak" Rena tersenyum ke arahnya
"Ya sudah. Udah saya pesankan, tunggu saja" Arda menghela nafasnya, padahal ia juga ingin meneraktir gadis itu
"Siap, makasih banyak kak" ucapnya dengan ramah
"Sama-sama" angguknya tak lupa membalas senyuman gadis itu
"Saya duluan ke ruangan, telepon saya kalau makanannya sudah sampai" dia berdiri dan berjalan keluar ruangan tersebut
"Baik Nona" ucapnya sebelum Rena berjalan keluar
+++
"Halo bang? Ada apa?" ia mengangkat telepon yang berdering
"Gak, Ren udah makan?" ucap Jerran di seberang sana
"Ini lagi makan bang, kenapa gitu" jawabnya sambil memakan sedikit-sedikit nasinya
KAMU SEDANG MEMBACA
Evocative [✓]
Roman d'amoure·voc·a·tive /əˈväkədiv/ bringing strong images, memories, or feelings to mind. yerin-wonwoo/fairbi local·au. © feb - nov 2023, (complete).