Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sinb bisa merasakan ada lubang sayatan di jaket Lino, detik kemudian ia menyibakkan jaket Lino hingga nampaklah tanda merah di kaos putih Lino. Lukanya hanya goresan dan untungnya tidak dalam.
Wajah Sinb terlihat kesal lalu menghela nafas panjang, "lo kenapa mesti gak bilang kalau lo kena pisaunya Soobin sih!"
"Lo gak perlu peduliin gw, gw bisa obatin sendiri ntar"
Sinb menghalangi pintu kamarnya dengan bersandar pada pintu itu lalu tangannya dibelakang tujuannya untuk mengunci pintu kamarnya agar Lino tidak keluar terlebih dahulu.
"Lo gak boleh pulang dulu sebelum gw obatin" ucap Sinb masih dengan posisinya menutupi pintu kamarnya.
"Apa kali ini lo obatin gue karena ini luka hasil dari anak buah Yeonjun?" Lino mendekat pada Sinb.
Sinb masih diam "Udah lah sia sia gue nanya, minggir" ucap Lino satu tangannya memegang perutnya, satunya menarik bahu Sinb untuk tidak menghalanginya pintunya.
Sinb kekeuh menutupi pintunya lagi "Ngak! Bukan karena hasil anak buah Yeonjun, tapi apapun luka lo itu akan gue bantu obatin. Karena lo itu Yunho, bukan karena tentang Yeonjun. Gue udah sepenuhnya ngelupain dia"
'karena sejujurnya dipikiran gue hanya ada lo' batin Sinb
'apa pada akhirnya lo hanya tau Yunho dan gak akan mengenal gue sebagai Lino' batin Lino
"Please darah lo keluar banyak, gue gamau lo kenapa kenapa"
Lino lalu membuka tangannya ternyata darahnya sudah tembus hingga jaketnya karena tadi ia tekan bagian lukanya.
"Aaaaaa lo" Sinb terkejut saat melihat darahnya, hal itu membuatnya tambah panik.
"No, lo boleh tidur di kamar gue asalkan lo nurut gue obati" setelah berucap begitu Sinb langsung mendorong dada Lino hingga Lino duduk di ranjangnya. Ia mengambil semua peralatan p3k nya. Ia melepaskan jaket Lino lalu menyuruh Lino untuk mengangkat bajunya sebatas atas perut. Sinb sudah kesekian kalinya melihat anugerah Tuhan yang ada pada Lino namun selalu disertai luka lukanya. Apapun itu Sinb menjadi bersalah dan bertanggung jawab karena apa yang sudah terjadi entah melindungi atau apalah masalahnya, orangnya berwajah Yunho.
Lino dari tadi memandang wajah khawatir Sinb seperti berkaca kaca selama Sinb membersihkan dan mengobatinya. Sehingga Sinb tidak berani memandang wajah Lino sama sekali.
"Kenapa raut muka lo gitu, jadi tambah jelek"
"Diem lo, ini gue hampir selesai"
Lino mengangkat dagu Sinb agar Sinb memandang wajahnya, lalu tangannya yang lain mengusap air mata di ujung mata Sinb yang mau jatuh.
