"Lo butuh bukti apa?" ucapnya mendekati Sinb hingga keduanya sudah berada di dalam kamar Sinb.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sinb tidak bisa melihat dengan jelas wajah cowok itu karena siluet. Setelah tadi menjauhkan dirinya sekarang Sinb mendekatkan dirinya tepat diwajahnya untuk meneliti wajah cowok tampan itu.
"Lo mau gue cium?" Ucapnya.
Sinb memundurkan lagi kepalanya.
"Angkat baju lo"
"Apa yang mau lo liat"
"Sesuatu yang cuma gue yang tau"
"Gue yang punya badan, kenapa bisa cuma elo yang tau"
Sinb mengabaikan ucapannya, tangannya terulur menyentuh ujung baju sang pemilik.
"Gak perlu, gue beneran Lino lo harus percaya" tangan Sinb dicekal olehnya.
"Gak, kalau lo beneran Lino, lo pasti gak keberatan kalau baju lo gue buka"
Setelah beberapa saat Sinb menunggu,
"Oke, buka aja" ucapnya.
Seperti mendapat lampu hijau, Sinb mengalihkan pandangannya dari matanya ke bajunya. Perlahan-lahan bajunya diangkat oleh Sinb sebatas dada hingga tertampang perut Sixpacknya.
Cuma beberapa detik Sinb langsung menurunkannya.
"Percaya gue Lino?"
"Kenapa lo lakuin ini"
"Apa?"
"Kenapa lo lakuin ini lagi Yuno!!!"
Sinb memundurkan badannya untuk menghidari Yunho yang mendekatinya.
"Gue Lino, mbih"
"Gak!! Lo bohong!! Lino punya bekas luka di perutnya" cowok itu lalu terdiam sebentar.
"Lo benar gue memang gak punya bekas luka itu"
"Kenapa lo ganti yang menyamar jadi sodara lo?!" Sinb ketahui itu dari rambut Yunho yang bergaya seperti Lino seperti biasanya.
"Lo tau kalau gue benci itu Yuno!!" Sinb menurunkan rambut Yunho.
"Tenangkan dirimu Sinb, gue mau jelasin sesuatu ke elo"
"Gak perlu!! Gue cukup kecewa sama dia, sekarang semakin bertambah ke elo!"
"Sinb,, lo kecewa saat tau gue bukan bang Lino yang sebenarnya kan?"
Sinb diam
"Lalu saat tau bang Lino bukan gue, apa lo juga kecewa karena itu bukan gue atau ada hal lain?"
