Sinb memanfaatkan waktu kesibukan mempersiapkan ujian duo Chan untuk waktunya sendiri. Ia jadi sering beralasan pulang nebeng jaemoon atau naik bus dan untung duo chan menyetujui nya. Padahal hal itu Sinb manfaatkan untuk mencari Lino. Seperti hari ini sepulang sekolah Sinb mengganti bajunya lalu keluar dengan tujuan yang tidak jelas.
Ia berjalan menyusuri jalanan kota Seoul sendirian. Ia ingin merefresh pikirannya yang penuh dengan Lino. Ia sadar kalau ia memang mempunyai rasa dengan cowok ganteng itu. Namun ada yang menggangu pikirannya yaitu tentang ucapan Bangchan padanya saat itu sehingga membuatnya galau.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sinb jalan disebuah gang dengan membawa burger yang barusaja ia beli dari sebuah restoran. Ia tak sadar kalau diikuti oleh beberapa orang hingga akhirnya orang orang itu menyalipnya lalu menghadangnya.
"Hai cantik, mau kemana? Mau ngak kalau kita temenin" ucapnya lalu tersenyum menoleh ke temannya.
"Ngak mau" tolak Sinb melewati dua orang berparas preman itu.
"Oh tidak bisa" preman itu menganggam lengan Sinb yang barusaja melewatinya.
"Gw gak mau!" Sinb berusaha melepaskan dirinya hingga sekantong burber yang ia bawa terjatuh.
"Lepasin! Atau gw teriak" ucap Sinb sambil memberontak.
"Teriak aja jangan sungkan sungkan"
"Aaa!! Toloong!!" Teriak Sinb. Tapi keadaan sekitar tidak memihaknya. Jalanan itu sepi dengan penerangan yang kurang. Sinb lewat gang itu biasanya di siang hari karena banyak yang lewat dan akses tercepat antara kompleks rumahnya dengan tempat keramaian kota.
"Liat? Mana ada orang lain selain kita yang menolong kamu"
"Kalian bukan menolong tapi membegal gw!"
"Ya seperti inilah pertolongan kita" ucap preman itu "ayo seret dia" lanjutnya. Dua preman itu lalu menyeret Sinb tanpa ampun. Hal itu tidak berlangsung lama ketika satu preman di kanan Sinb jatuh tersungkur kedepan lumayan keras karena tendangan dari seseorang dibelakang mereka.
Sinb menoleh pada orang yang menendang preman itu. Yang ia liat adalah orang berhodie hitam bertudung dan memakai masker sehingga wajahnya tak terlihat apalagi di tempat yang kurang penerangan itu
"Heh! Siapa lo beraninya-" ucap salah satu preman yang masih memegang lengan Sinb tiba tiba tidak bisa melanjutkan kata-katanya karena orang berhodie tadi mendekatinya tepat didepannya. Namun Sinb hanya bisa melihat bagian belakang orang itu.
Sepertinya orang itu menunjukkan dirinya di depan preman itu sehingga preman itu tidak bisa berbicara dan melepaskan lengan Sinb.
Preman itu langsung membantu temannya yang terjatuh tadi kemudian berlari meninggalkan Sinb dan orang misterius itu.
