Jeongyeon pov
Aku mempersiapkan diriku sebelum aku masuk ke dalam rumah. Aku tahu nuna akan memarahiku begitu aku menginjakan kaki ke dalam rumahku. Tapi sebelum aku membuka kenop pintu, tiba-tiba pintu itu di buka oleh kakakku dengan wajah yang tidak bisa ku artikan.
"N-nuna..."
"YA TUHAN, JEONG!!! KAU BENAR-BENAR MEMBUATKU GILA!!!"teriaknya di depan wajahku.
"Apa kau baik-baik saja? Apa ada yang terluka?"tanyanya sambil terus memeriksa tubuhku.
"Nuna, tolong tenanglah. Maafkan aku karena sudah membuat mu khawatir...aku akan menceritakan semuanya pada nuna..."dia langsung menarik tubuhku untuk duduk di sofa.
"Kau pergi kemana tadi malam? Dan mengapa ponselmu tidak bisa di hubungi? Aku menghubungi sampai ratusan kali! Aku bahkan pergi ke kantor polisi untuk melaporkan bahwa kau menghilang tapi mereka mengatakan orang itu menghilang setidaknya 48 jam sampai dinyatakan benar-benar hilang. Aku tidak tahu harus berbuat apalagi, eomma dan appa tidak ada di rumah dan aku sangat takut kejadian waktu itu menimpa mu lagi!"katanya sambil berjalan mondar-mandir di depan ku.
Aku tahu kalau dia sangat khawatir kepada ku. Aku langsung menyalahkan diriku sendiri karena sudah membuat kakak ku seperti ini.
"Nuna..." aku langsung memeluknya agar dia berhenti bergerak.
"Tenanglah nuna...aku di sini sekarang jadi jangan khawatir lagi..." dia menghirup udara dalam-dalam dan aku mengusap punggungnya mencoba menenangkannya.
"Nuna...ku mohon maaf kan aku...aku akan menjelaskan semuanya pada nuna..."aku menarik tangannya agar dia ikut duduk disampingku.
"Oke, jadi kemarin aku memutuskan untuk pergi ke perpustakaan untuk mengerjakan tugasku. Karena bosan dan lelah membaca banyak buku...aku akhirnya tertidur. Aku tidak menyadari waktu dan ketika aku bangun, perpustakaan itu sudah gelap dan terkunci..."jelasku padanya.
"Pustakawan tidak melihatmu tidur?"dia kembali bertanya padaku.
"Tidak, kurasa tidak. Aku tidur di sudut terjauh perpustakaan yang berada di belakang rak-rak besar..." aku menoleh ke arahnya untuk melihat ekspresi wajahnya.
"Lalu? Apa yang kau lakukan?"wajahnya berubah semakin khawatir dengan tangannya memegang tanganku.
"Yah...untung saja teman sekelas ku juga ada di sana..." aku tersenyum saat mengingat mina.
"Siapa temanmu itu? Apa dia perempuan atau laki-laki? Apa dia melakukan sesuatu yang buruk padamu?" tanyanya.
"Dia perempuan nuna, namanya Myoui Mina..."
"Myoui Mina? Dia tidak melakukan apapun padamu kan?" aku menggelengkan kepalaku sambil tersenyum padanya.
"Tidak nuna...dia tidak melakukan apapun, jadi jangan khawatir lagi, oke nuna?"aku memeluk nya agar dia tidak khawatir lagi padaku.
"Baiklah kalau begitu...tapi kau harus berjanji untuk tidak melakukan hal itu lagi..."ucap nuna membalas pelukanku.
"Sekarang, pergi lah ke kamar mu dan bersihkan tubuhmu itu. Jika sudah selesai, turunlah dan sarapan bersamaku..."nuna melepaskan pelukannya dan menepuk pundakku.
"Nuna, aku tidak akan pergi ke sekolah hari ini. Aku agak lelah dan leherku sakit. Aku mau istirahat di rumah saja, nuna..."ucapku sebelum berlari ke atas dan melompat ke atas kasurku.
Oh betapa aku merindukan tempat tidurku ini. Aku melihat langit-langit kamarku dan mengingat hal-hal yang terjadi kemarin.
Kami yang awalnya bermusuhan, sekarang malah menjadi teman. Ku pikir dia tidak seburuk yang ku pikirkan.