Jeongyeon berjalan memasuki gerbang sekolah setelah turun dari mobil kakaknya. Seperti biasanya, jeongyeon berjalan dengan kepala yang tertunduk dan tangan memegang erat tasnya.
Dia bahkan tidak repot-repot melihat yeoja-yeoja yang berbisik dan tersenyum saat berpapasan dengannya.
Ditengah jalan, jeongyeon tidak sengaja berpapasan dengan dahyun. Mereka pun berjalan berdampingan dengan dahyun yang terus bercerita tentang olahraga dan kompetisi sepakbola yang akan datang.
Sedangkan di sisi lain, mina, sana dan jihyo juga berjalan menuju kelas mereka. Saat melewati lorong sekolah, mina melihat seorang pria yang sangat dikenalnya datang dari sisi lain koridor. Senyum pun langsung menghiasi wajah malaikatnya sesaat dia melihat pria itu.
"Hei jeongyeon!!!"mina berteriak dan melambaikan tangannya.
Jeongyeon langsung tau siapa pemilik suara yang memanggilnya itu. Dia berbalik dan melihat mina yang sedang tersenyum padanya.
"Hai mina..."jeongyeon balas melambai dan tersenyum.
Dahyun, jihyo dan sana terkejut melihat kedekatan mina dan jeongyeon yang tiba-tiba.
Bahkan sana dan jihyo sedikit membeku saat melihat jeongyeon tersenyum untuk pertama kalinya. Mereka bertiga pun memberi tatapan penuh tanda tanya dan penjelasan pada teman mereka.
"Wow...aku tidak menyangka kau berteman dengan mina?"dahyun berbisik pada jeongyeon yang sedang tersenyum.
"Uh itu...ya kami berteman tepatnya dua hari yang lalu..." ucap jeongyeon sambil berpikir.
"Uh ya, itu dua hari yang lalu..." lanjut jeongyeon setelah menghitung hari pertemuan mereka di perpustakaan.
"Aku tidak menyangka kalian berdua akan menjadi sedekat ini...maksudku, kau kan..."
"Membencinya?"potong jeongyeon.
"Ya tepat...aku bahkan masih ingat bagaimana kesalnya kau saat dia mengambil pena dan melukai hidungmu..." jelas dahyun.
"Awalnya aku memang membencinya tapi setelah aku mengenalnya semua mulai berubah. Dia orang yang baik dan dia tidak sedingin seperti yang orang katakan..."ucap jeongyeon.
Jeongyeon dan dahyun kembali berjalan ke kelas setelah mina dan teman-teman nya pamit pergi ke toilet untuk melakukan hal-hal yang biasa dilakukan wanita sebelum masuk ke kelas.
"Aku tidak tau kalau kau dan anak baru itu dekat..."jihyo berkata pada mina sambil memeriksa wajahnya di cermin.
Mina hanya bersenandung dan sibuk memainkan ponselnya.
"Ya...ku pikir kau waktu itu ingin membunuhnya..." teriak sana dari dalam wc.
Mina tertawa dan kembali memasukan ponsel ke dalam tasnya.
"Oh ya...kenapa aku bisa melupakan itu. Terima kasih sudah mengingatkan ku, sana. Tapi tidak...sepertinya aku belum bisa membunuhnya..."ucap mina yang tidak bisa menahan tawanya.
"Kalian berdua tampak sangat dekat, mina. Aku tidak pernah menyangka kalau kau akan berteman dengan anak baru yang misterius itu..."ucap jihyo menghadap ke arah mina.
Dia tahu mina tidak pernah seperti ini sebelumnya. Mina sangat ketat dalam memilih orang untuk di jadikan temannya.
"Ya, aku juga tidak pernah berpikir kalau aku akan berteman dengannya. Tapi menurutku dia pria yang baik..."kata mina.
"Kau harus memperkenalkan kami padanya. Aku sudah lama ingin berteman dengan jeongyeon tapi entah kenapa dia selalu menghindar saat aku mendekatinya..."ucap sana dengan semangat saat dia keluar dari wc.