Chapter 12

561 112 42
                                    

Mina pov

Aku duduk di kelas dan jeongyeon belum juga kembali ke kelas setelah kejadian di kantin. Aku mencoba untuk tidak terus menerus melihat ke arah pintu untuk memeriksanya. Tapi aku semakin khawatir ketika melihat waktu mendekati jam 2 siang. Itu tandanya kelas akan berakhir dan jeongyeon belum juga kembali ke ke kelas.

"Kau dimana, jeong?"batinku khawatir.

Sekolah sudah selesai dan aku buru-buru menyimpan barang-barang ku ke dalam tas. Jihyo dan tzuyu melambai padaku sebelum mereka keluar dari kelas.

"Kami pergi dulu, sampai jumpa mina-ah..."aku mengangguk dan mereka menghilang di antara kerumunan.

Aku berjalan keluar sambil mencari pria yang mengganggu pikiranku sejak dari tadi. Aku menjadi sedih karena tidak menemukan keberadaannya.

"Dimana dia?"aku menggigit bibirku saat aku berjalan di sepanjang koridor yang biasa aku lewati dan itu terasa sangat sepi.

"Sssttt! Mina..."mataku melebar ketika aku mendengar suaranya tetapi aku tidak dapat melihat sosok orang yang memanggilku.

"Jeong...?"

Dia tiba-tiba muncul dari belakang kelas kosong sambil melihat sekelilingnya.

"Kau sendirian? Tidak ada orang lain bersamamu kan?"aku menyeringai dan mengangguk.

"Tenang saja, anak-anak yang lain sudah pulang..."dia menghela napas lega dan aku terkikik saat melihat wajahnya yang pucat.

"Hari yang berat ya? Pria populer eoh..." dia menatapku dengan kesal.

"Mereka semua sudah gila! Ya tuhan...mereka bahkan lebih buruk dari orang-orang di sekolah lamaku..."aku terkekeh melihat wajah kesalnya yang membuatnya terlihat lucu.

"Kau tidak bisa menyalahkan mereka, kau pria yang menarik dan itu wajar..." dia memegang dagunya dan menyeringai dengan sombong padaku.

"Akhirnya kau mengakui juga kalau aku pria yang tampan dan menarik..."dia menaik turunkan alisnya dan mulai bercanda padaku. Sepertinya suasana hatinya mulai membaik lagi.

"Karena itu mereka tidak pernah membiarkan ku sendiri dan melakukan hal-hal gila padaku..."dia terdiam setelah mengatakan itu.

Ku perhatikan, dia terlihat sedih dan sedikit ketakutan setelah mengatakan semua itu. Aku semakin penasaran, apa yang sebenarnya terjadi pada jeongyeon?

"Maaf, seharusnya aku tidak memaksamu makan siang dikantin..." sesalku dan seringai kembali menghiasi wajahnya.

"Hei tidak apa-apa...aku juga ingin berterima kasih padamu karena sudah membantuku mengusir gadis-gadis gila itu..."dia berkata sambil tersenyum tulus padaku.

"Hmmm..." gumamku sambil memainkan tanganku.

"Emmm...j-jadi kau pergi ke mana setelah kejadian itu? Kau bahkan tidak kembali ke kelas..."tanyaku saat mengingatnya menangis.

"Aku bersembunyi di suatu tempat...aku panik...."jawabnya menghindari mataku.

"Aku pikir kau sudah pulang. Tapi mengapa kau masih di sini?"tanyaku mengangkat alisku.

"Aku hanya belum ingin pulang dan aku juga ingin minta maaf karena tidak bisa makan siang denganmu..."aku langsung mencoba menahan rona di wajahku saat mendengar kalimat terakhirnya.

"K-kau tidak harus meminta maaf padaku. A-aku yang harusnya meminta maaf karena membuatmu kesusahan seperti tadi..."ucapku tergagap.

"Tidak tidak....tidak ada yang perlu dikhawatirkan..."ucapnya melambaikan tangannya kepadaku.

Don't Touch Me (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang