Ini adalah akhir pekan, mina memaksa jeongyeon menemaninya untuk menonton film di bioskop. Jeongyeon tidak ada pilihan lain selain mengikuti keinginan mina yang tidak henti-hentinya merengek padanya.
Mereka sudah sampai di bioskop, tinggal menunggu antrian yang terlihat cukup panjang. Film yang mereka tonton cukup terkenal karena itu bioskop terlihat lebih ramai dari biasanya.
Hal itu jelas berbeda dengan mina yang pergi ke bioskop hanya untuk bertemu dengan jeongyeon dan menghabiskan waktu dengan pria itu.
Itu semua hanyalah alasan mina, dia bahkan tidak tahu film apa yang akan dia tonton bersama jeongyeon.
"Kenapa harus aku...?" tanya jeongyeon yang nampak gelisah saat melihat betapa ramainya bioskop saat ini.
"Karena jihyo dan teman-teman ku yang lain tidak bisa datang..." bohong mina sambil meraih tangan jeongyeon untuk di genggamnya.
"Kenapa?"jeongyeon kembali bertanya tanpa menyadari kalau mina sedang memegang tangannya.
"Jihyo melukai kakinya dan temanku yang lain sedang sibuk dengan keluarga nya..."jawab mina sambil mengusap punggung tangan jeongyeon untuk membuatnya tenang.
"Bagaimana bisa?"jeongyeon kembali bertanya sedikit tersenyum saat merasakan jari mina mengusap tangannya.
"Aishhh...kenapa kau memiliki begitu banyak pertanyaan?"kesal mina.
"Karena kau tiba-tiba saja memaksaku ke sini. Kau kan tau kalau aku tidak suka pergi ke tempat yang ramai seperti ini. Dan sekarang kau malah menyuruh ku menonton film yang bahkan aku tidak tahu judulnya....." kata jeongyeon menarik tudung hoodie nya untuk menutupi wajahnya.
"The call...itu judulnya..."kata mina menarik tangan jeongyeon agar duduk di tempat duduk mereka.
Mina tahu jeongyeon ingin bertanya lebih banyak tapi sebelum jeongyeon sempat membuka mulutnya lagi, mina langsung meletakan jari telunjuknya di bibir jeongyeon.
"Sstttt...filmnya sudah mulai...."santai mina dan berbalik untuk menonton filmnya.
Jeongyeon sedikit terkejut dengan jari mina yang menyentuh bibirnya, tapi dia tidak bisa berkata apa-apa lagi karena dia tidak ingin membuat orang lain marah padanya.
Film yang mereka tonton awalnya di mulai dengan tenang dan santai sampai akhirnya banyak darah serta hal-hal yang menakutkan muncul di layar.
Mina tidak tahu kalau film yang di pilihnya itu adalah film horor. Bioskop pun langsung dipenuhi dengan teriakan ketika hal menyeramkan muncul dilayar.
Hal itu sungguh berbeda dengan jeongyeon yang terlihat tidak peduli dengan apa yang muncul dilayar.
Jeongyeon samasekali tidak pernah suka menonton, apalagi melihat darah, pembunuhan, efek suara yang tidak menyenangkan yang selalu mengejutkan orang-orang dan hal-hal gelap yang menyeramkan.
Jadi, jeongyeon benar-benar hanya menatap kosong ke arah layar. Dia mencoba untuk tidur tapi suara teriakan dan efek suara menyeramkan selalu memenuhi bioskop itu.
Jeongyeon tidak bisa membuka ponselnya untuk bermain game atau mengirim pesan ke teman-temannya, karena dia tidak ingin mengganggu orang-orang dengan cahaya dari ponselnya.
Dia lalu melirik wanita di sampingnya. Dia bisa melihat mina sedang menutup wajah dengan telapak tangannya ketika dia ketakutan.
Jeongyeon bertanya-tanya kenapa mina memilih menonton film horor jika dia ketakutan seperti itu.
Dia terus saja menatap wanita di sampingnya itu. Untung saja cahaya dari film itu cukup terang sehingga dia bisa melihat wajah mina dengan jelas.
Tapi, tiba-tiba teriakan yang menyeramkan terdengar sangat keras dan membuat orang-orang berteriak karena ketakutan.