Mina mulai bergerak dari tidurnya dengan mata yang masih tertutup rapat. Dia bisa merasakan permukaan keras di bawah pipinya yang tidak seperti bantal lembut tapi rasanya sedikit aneh.
Mina tidak mendorong atau memindahkan kepalanya karena dia merasa tenang dan hangat saat bersandar di atas sana.
Dia mencoba kembali untuk tidur tetapi telinganya menangkap sesuatu di bawah permukaan yang keras itu.
Suaranya sangat kecil seperti bisikan, karena penasaran ia pun semakin mendekat untuk mendengarkannya.
"Ini adalah dekat jantung. Detak jantung?" pikir mina yang langsung membuka matanya.
"...itu dia...itu jeongyeon..." batin mina sambil memajukan wajahnya untuk melihat lebih dekat wajah jeongyeon.
Fiturnya terlihat sempurna dan rahangnya sangat tajam. Rambut hitamnya bergerak ke kanan dan menutupi sedikit keningnya. Dengan gerakan perlahan, mina lalu menyentuhnya dan mendorong rambut yang menutupi kening jeongyeon.
Kulitnya putih dan bibir merah mudanya yang selalu menampilkan senyum norak terbaik yang pernah di lihat mina. Wajahnya yang damai dan tenang menunjukan bahwa sang pria sedang tertidur dengan nyenyak.
Mina merasakan lengan jeongyeon berada di pinggangnya yang sedang memeluknya dengan erat-erat seperti mencoba melindunginya.
Mina tersenyum, dia senang saat mengetahui kalau jeongyeon sangat peduli padanya.
Sejujurnya, jika orang itu adalah orang lain, dia pasti akan mendorongnya dari tempat tidur, menampar, menendang, memukuli mereka sampai mati.
Tapi sekarang yang bersamanya adalah jeongyeon, maka dari itu dia akan menikmati momen ini meski hanya sebentar.
Mina dengan cepat menutup matanya ketika dia melihat jeongyeon bergerak dari tidurnya.
Dia tidak ingin jeongyeon tahu kalau dia telah menatapnya dan menganggumi setiap hal tentangnya.
Jeongyeon mencoba bergerak sepelan dan selembut mungkin karena tidak ingin membangunkan ice princess yang sedang tidur.
Dia menatap mina, matanya tertutup rapat dengan kepalanya di dada jeongyeon. Dia berpikir jika mina masih tertidur.
Jeongyeon melihat jam tangannya, mungkin beberapa menit lagi jihyo datang menggantikannya untuk menjaga mina.
Dia dengan lembut meletakan kepala mina di atas bantal dan perlahan bangkit dari tempat tidur.
Jeongyeon menyentuh dahi mina, masih panas tapi tidak sepanas tadi siang. Dia kembali mengambil air di kamar mandi mina dan meletakkan handuk basah itu di dahinya.
Jeongyeon melihat lebih dekat ke wajah mina dan dengan lembut mengusap pipinya.
"Jeongyeon! Mina!"
Jeongyeon segera menarik kembali tangannya dari pipi mina saat dia mendengar suara jihyo.
Mina yang sedang pura-pura tidur pun ikut kaget dan langsung membuka matanya saat dia mendengar suara yang sangat besar itu.
Tiba-tiba saja, jihyo menerobos masuk ke kamar tanpa mau mengetuk pintu kamar mina terlebih dahulu.
Jeongyeon yang melihat itu segera berdiri dari kasur dan langsung membereskan barang-barangnya.
Jihyo tak lupa berterima kasih kepada jeongyeon karena sudah mau merawat dan menjaga mina. Karena hari sudah semakin larut, jeongyeon langsung pamit untuk pulang.
"Aku pulang dulu, jihyo...mina...."ucap jeongyeon.
"Iya terima kasih, jeong dan hati-hati..." teriak jihyo sebelum jeongyeon menutup pintu kamar mina.