"Aku tahu aku akan menemukan mu disini..." jeongyeon membuka matanya dan melihat mina sedang menatapnya sambil tersenyum.
"Hai, apa kau sudah selesai bicara dengan pelatihmu?"tanya jeongyeon.
"Ya..." mina duduk di sebelah jeongyeon dan menarik kekasihnya itu untuk duduk.
"Siap pergi ke sungai Han?" tanya mina melepaskan tudung hoodie jeongyeon dan merapikan rambut kekasihnya itu.
"Beberapa menit lagi..."jawab jeongyeon.
"Aku ingin menikmati waktu bersamamu di atap ini lebih lama lagi. Hanya kita berdua..."mina menggangguk setuju dan duduk dengan nyaman sambil memeluk jeongyeon.
"Jadi kenapa kau datang ke sini?"mina bertanya setelah keheningan singkat di antara mereka.
"Apa kau suka mesum dengan memandangi gadis-gadis dari atas sini?"jeongyeon tertawa saat mendengar tuduhan tak masuk akal kekasihnya itu.
"Bagaimana kau bisa berpikir seperti itu hmm? Aku bahkan tidak bisa melihat apapun dari atas sini dan bagaimana caranya aku akan memandangi gadis-gadis yang berjalan di bawah sana?"mina ikut tertawa sambil memukul dada jeongyeon dengan main-main.
"Padahal yang mesum itu kan kamu. Kau kan dulu pernah mencoba membuka hoodie ku secara paksa..." goda jeongyeon yang langsung mendapat cubitan di lengannya.
"Yahhh...waktu itu aku hanya menggoda mu dan menakutimu. Tapi kau malah menangis dan berlari menjauh dariku..."mina mendorong jeongyeon dengan pipi yang merona.
"Tindakan mu itu benar-benar membuat ku takut dan aku bahkan juga mengalami serangan panik saat itu..."mina menatap jeongyeon dengan mata menyesal sebelum kembali memeluk kekasihnya itu.
"Maafkan aku..." gumamnya sambil mencium pipi jeongyeon.
Jeongyeon tersenyum dan menganggukan kepalanya. Dia lalu mengalihkan pandangannya ke langit. Dan dia merasa hari ini benar-benar hari yang sangat menyenangkan baginya.
"Tapi selain itu..." jeongyeon menghirup udara segar dan menghembuskan nya.
"Aku datang ke sini karena aku suka di sini...ini tenang dan damai. Tidak ada orang yang menggangguku dan aku bisa berpikir dengan nyaman di sini..."lanjut jeongyeon.
"Mmm..." mina mengangguk mengerti dan mendongak untuk menatap jeongyeon.
"Jadi apa yang kau pikirkan sekarang?" jeongyeon tidak bisa menahan senyumnya saat melihat rasa ingin tahu mina.
"Tidak ada yang baru, hanya hal yang sama yang ku pikirkan selama beberapa bulan ini..." jawab jeongyeon.
"Apa?" mina bertanya lagi.
"Kamu..."jawab jeongyeon jujur.
"Aku?" mina menujuk dirinya sendiri tapi tidak menyembunyikan keterkejutannya.
"Tapi kenapa?" jeongyeon tertawa dan mengayunkan lengannya di bahu mina lalu menariknya lebih dekat.
"Kenapa kau begitu terkejut? Dan apa maksudmu dengan "kenapa" itu? Apa kau tidak senang jika kau ada di dalam pikiranku selama 24/7 jam ?" mina tersenyum malu-malu dan mengalihkan pandangannya.
"Aku akan memberitahu alasannya..."jeongyeon mulai mengayunkan tubuh mereka dengan ringan.
"Kau tidak tahu betapa bahagianya aku saat memilikimu dalam hidupku.Aku sangat bersyukur bisa bertemu dengan gadis yang mencintaiku dan menerimaku apa adanya seperti kekasihku ini. Kau bahkan dengan perlahan mulai menyembuhkan ku dari trauma ku dan membuat ku kembali menjadi diriku yang dulu lagi...."